Prancis Kirim Bantuan Medis ke Suriah
A
A
A
PARIS - Prancis mengirim 50 ton bantuan medis ke Ghouta timur yang dikuasai pemerintah Suriah. Bantuan tersebut dikirim setelah Rusia setuju untuk memfasilitasi pengirimannya, meningkatkan harapan untuk upaya bantuan di masa depan.
Bantuan itu terjadi setelah kesepakatan antara Presiden Emmanuel Macron dan pemimpin Rusia Vladimir Putin menyusul pembicaraan sejak Mei. Nantinya bantuan tersebut akan tiba dengan sebuah pesawat Rusia di pangkalan militer Rusia di Suriah barat laut dari Prancis.
"Operasi ini sangat signifikan karena menunjukkan kesediaan dari Rusia untuk bekerja bersama kami dalam masalah prioritas," kata sumber diplomatik Perancis.
"Daerah ini berteriak minta tolong," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/7/2018).
Pernyataan bersama Prancis-Rusia mengkonfirmasi kesepakatan itu.
Pasukan pro-pemerintah merebut kembali wilayah Ghouta timur dari pemberontak pada April lalu setelah mengepung wilayah itu selama beberapa tahun dan meluncurkan kampanye pengeboman brutal dengan sekutu mereka, Rusia.
Bantuan kecil telah memasuki Ghouta timur, tempat sekitar 500.000 orang tinggal, sejak April lalu, meskipun Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) berhasil mengirim bantuan makanan dan nutrisi untuk sekitar 25.000 orang pada awal Juli.
Setelah di Suriah, kargo akan didistribusikan oleh OCHA dalam koordinasi dengan Bulan Sabit Merah Arab Suriah.
"Prancis telah menerima jaminan dari Rusia bahwa semua persetujuan yang diperlukan dari pemerintah Assad telah diberikan bagi konvoi untuk membuat perjalanan dari utara ke timur Ghouta dan Paris tidak mengharapkan kargo itu akan digunakan oleh pihak berwenang Suriah untuk sarana politik," kata para pejabat.
Ini akan menjadi pertama kalinya sebuah negara Barat mengirim bantuan ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dengan bantuan Rusia, kata sumber itu.
Prancis memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus pada 2011.
Macron selama beberapa bulan berusaha untuk memelihara dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait Suriah untuk memecahkan kebuntuan dalam masalah bantuan kemanusiaan. Ia menganggap itu langkah pertama untuk membuat diskusi politik yang lebih luas dengan Rusia yang pada akhirnya akan menyatukan pemain kunci regional dan internasional untuk mengakhiri perang saudara selama tujuh tahun.
Bantuan Perancis bertujuan untuk membantu 500 orang yang terluka parah dan 15.000 lainnya dengan penyakit ringan. Tidak ada pejabat Prancis yang ikut dengan bantuan tersebut.
Jika konvoi itu sampai dengan lancar, hal itu bisa memfasilitasi upaya bantuan PBB di masa mendatang, yang sering menghadapi kesulitan mendapatkan persetujuan atau ditahan oleh pasukan pemerintah Suriah, kata para pejabat.
Bantuan senilai sekitar USD469 ribu merupakan bagian dari komitmen 50 juta euro oleh Paris yang sejauh ini terutama digunakan di wilayah Raqqa di Suriah timur laut, di mana Prancis memiliki kehadiran militer bersama dengan Amerika Serikat.
Bantuan itu terjadi setelah kesepakatan antara Presiden Emmanuel Macron dan pemimpin Rusia Vladimir Putin menyusul pembicaraan sejak Mei. Nantinya bantuan tersebut akan tiba dengan sebuah pesawat Rusia di pangkalan militer Rusia di Suriah barat laut dari Prancis.
"Operasi ini sangat signifikan karena menunjukkan kesediaan dari Rusia untuk bekerja bersama kami dalam masalah prioritas," kata sumber diplomatik Perancis.
"Daerah ini berteriak minta tolong," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/7/2018).
Pernyataan bersama Prancis-Rusia mengkonfirmasi kesepakatan itu.
Pasukan pro-pemerintah merebut kembali wilayah Ghouta timur dari pemberontak pada April lalu setelah mengepung wilayah itu selama beberapa tahun dan meluncurkan kampanye pengeboman brutal dengan sekutu mereka, Rusia.
Bantuan kecil telah memasuki Ghouta timur, tempat sekitar 500.000 orang tinggal, sejak April lalu, meskipun Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) berhasil mengirim bantuan makanan dan nutrisi untuk sekitar 25.000 orang pada awal Juli.
Setelah di Suriah, kargo akan didistribusikan oleh OCHA dalam koordinasi dengan Bulan Sabit Merah Arab Suriah.
"Prancis telah menerima jaminan dari Rusia bahwa semua persetujuan yang diperlukan dari pemerintah Assad telah diberikan bagi konvoi untuk membuat perjalanan dari utara ke timur Ghouta dan Paris tidak mengharapkan kargo itu akan digunakan oleh pihak berwenang Suriah untuk sarana politik," kata para pejabat.
Ini akan menjadi pertama kalinya sebuah negara Barat mengirim bantuan ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah dengan bantuan Rusia, kata sumber itu.
Prancis memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus pada 2011.
Macron selama beberapa bulan berusaha untuk memelihara dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait Suriah untuk memecahkan kebuntuan dalam masalah bantuan kemanusiaan. Ia menganggap itu langkah pertama untuk membuat diskusi politik yang lebih luas dengan Rusia yang pada akhirnya akan menyatukan pemain kunci regional dan internasional untuk mengakhiri perang saudara selama tujuh tahun.
Bantuan Perancis bertujuan untuk membantu 500 orang yang terluka parah dan 15.000 lainnya dengan penyakit ringan. Tidak ada pejabat Prancis yang ikut dengan bantuan tersebut.
Jika konvoi itu sampai dengan lancar, hal itu bisa memfasilitasi upaya bantuan PBB di masa mendatang, yang sering menghadapi kesulitan mendapatkan persetujuan atau ditahan oleh pasukan pemerintah Suriah, kata para pejabat.
Bantuan senilai sekitar USD469 ribu merupakan bagian dari komitmen 50 juta euro oleh Paris yang sejauh ini terutama digunakan di wilayah Raqqa di Suriah timur laut, di mana Prancis memiliki kehadiran militer bersama dengan Amerika Serikat.
(ian)