Pompeo: Korut Belum Kembalikan Jasad Tentara AS

Sabtu, 30 Juni 2018 - 09:17 WIB
Pompeo: Korut Belum...
Pompeo: Korut Belum Kembalikan Jasad Tentara AS
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, mengatakan Korea Utara (Korut) belum mengembalikan jasad pasukan AS yang tewas selama perang Korea. Sebelumnya, AS telah mengirimkan 100 peti jenazah ke Korut lewat perbatasan Korea Selatan (Korsel).

Berbicara kepada Komite Penyetaraan Senat pada hari Rabu lalu, Pompeo tidak mengkonfirmasi komentar presiden. Saat itu, Senator Cynthia Shaheen mengangkat isu kematian Perang Korea, meminta nama para pekerja amal yang telah mendedikasikan waktu bertahun-tahun untuk memulangkan jasad tentara AS yang hilang dalam tugas.

"Saya optimis bahwa kita akan mulai memiliki dua peluang, pertama adalah menerima beberapa sisa jasad tentara dalam waktu yang tidak terlalu jauh tetapi kemudian ada banyak pekerjaan dengan lembaga seperti yang Anda gambarkan, organisasi nirlaba," kata Pompeo.

Ditanya apakah ini berarti bahwa AS sebenarnya belum menerima jasad para tentara, Pompeo menegaskan bahwa itu benar.

"Kami belum menerima secara fisik mereka," tegas Pompeo seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (30/6/2018).

Pernyataan Pompeo ini berbeda dengan apa yang dikatakan Presiden AS Donald Trump. Dalam sebuah kampanye di Minnesota, Trump mengatakan 200 jasad tentara AS telah dikirim kembali.

“Kami mendapatkan kembali pahlawan kami yang gugur, yang tersisa, pada kenyataannya saat ini sudah 200 telah dikirim kembali," ujar Trump kala itu.

Lebih dari 7.800 orang Amerika belum ditemukan sejak Perang Korea, yang secara teknis tidak pernah berakhir. Menurut situs Defense POW/MIA Accounting Agency, Korea Utara telah mengembalikan setidaknya 3.200 jasad warga Amerika sejak penandatanganan gencatan senjata yang menangguhkan permusuhan pada tahun 1953.

Tim pencari militer AS-Korea Utara sejatinya melakukan 33 operasi pencarian jasad korban Perang Korea. Operasi pada tahun 1996 dan 2005 itu berhasil mengumpulkan sisa-sisa jasad dari 229 warga AS.

Namun, Washington secara resmi memutuskan program itu dengan klaim keamanan tim pencari tidak dijamin. Selain itu, kritikus program tersebut juga menyatakan bahwa Korea Utara menggunakan kesepakatan itu untuk memeras uang tunai dari Washington dengan sebutan "tulang untuk uang".

Total biaya yang dikeluarkan AS untuk melaksanakan misi gabungan itu mencapai USD19,5 juta.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1138 seconds (0.1#10.140)