Media Pemerintah Suriah: Koalisi AS Ungsikan 2 Komandan ISIS

Rabu, 27 Juni 2018 - 06:40 WIB
Media Pemerintah Suriah: Koalisi AS Ungsikan 2 Komandan ISIS
Media Pemerintah Suriah: Koalisi AS Ungsikan 2 Komandan ISIS
A A A
DAMASKUS - Pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengevakuasi dua komandan ISIS atau Daesh dari wilayah Al-Hasakah di dekat perbatasan Suriah-Irak. Laporan itu dipublikasikan kantor berita negara Suriah, SANA.

Laporan yang mengutip sumber informasi sipil setempat menyebutkan evakuasi itu terjadi pada hari Senin lalu.

Menurut media pemerintah Suriah itu, evakuasi serupa terhadap para militan Daesh oleh koalisi pimpinan AS telah terjadi dalam beberapa kesempatan selama beberapa bulan terakhir.

"Mereka dievakuasi tanpa ada bentrokan dan operasi itu dilakukan dengan bantuan dari pasukan darat dukungan AS," tulis SANA, semalam (26/6/2018).

Para teroris senior Daesh, lanjut laporan tersebut, kemudian diangkut dengan helikopter ke pangkalan udara di kota al-Shaddadi. Sekadar diketahui, pada akhir 2017, AS mendirikan pangkalan udara di sebuah kota yang dekat dengan ladang minyak al-Shaddadi.

Meski telah dikalahkan di banyak wilayah, Daesh sejatinya masih mengendalikan sejumlah ladang minyak dan permukiman lain di al-Hasakah, wilayah dikelilingi oleh tentara dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.

Militer AS belum berkomentar atas laporan media pemerintah Suriah tersebut. Namun, Washington selama ini mengklaim kehadiran pasukannya di Suriah dan Irak untuk memerangi kelompok teroris yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.

Damaskus telah berulang kali menuduh Washington dan koalisi pimpinan AS telah melindungi Daesh dan kelompok teroris lainnya di Suriah, karena ingin memperpanjang perang untuk membenarkan kehadiran militer mereka di Republik Arab Suriah.

Campur tangan militer AS dalam krisis Suriah tanpa persetujuan dari pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad. Rezim Suriah telah meminta Washington untuk menarik pasukannya keluar dari negara itu karena kehadirannya dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan negara.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5686 seconds (0.1#10.140)