Dua Bom Incar Markas Besar Partai Komunis Irak
A
A
A
BAGHDAD - Serangan dua bom rakitan ditujukan ke markas besar Partai Komunis Irak pada hari Jumat. Partai tersebut merupakan bagian dari aliansi Sairoon pimpinan ulama Muqtada al-Sadr yang memenangkan pemilu parlemen Irak.
Anggota senior Partai Komunis Irak, Jassim Helfi, yang dilansir Reuters, Sabtu (26/5/2018), mengatakan alat peledak tersebut dilemparkan ke taman gedung di Baghdad pada hari Jumat. Beruntung serangan bom tidak menimbulkan korban jiwa.
Dia menggambarkan insiden itu sebagai pesan dari mereka yang menentang seruan aliansi Sairoon untuk reformasi di Irak. Aliansi Sairoon telah berjanji untuk mengakhiri korupsi dan campur tangan asing dalam urusan internal Irak.
Sadr meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilu parlemen dengan menjanjikan layanan yang lebih baik. Sadr juga bertekad memulihkan hubungan dengan negara-negara tetangga-tetangga Sunni.
Keberhasilan ulama nasionalis bisa menjadi kemunduran bagi Iran, yang telah terus meningkatkan pengaruhnya di Irak-sekutu terpentingnya di Timur Tengah-sejak invasi pimpinan AS menggulingkan Saddam Hussein pada 2003.
Sebelum pemilu, Iran secara terbuka menyatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr untuk memerintah di Irak.
Meski tak ada korban jiwa, serangan dua bom tersebut menyebaban tiga orang terluka. Serangan bom kembar ini merupakan yang pertama kalinya ditujukan ke markas partai politik sejak kampanye pemilu dimulai pada pertengahan April lalu.
Anggota senior Partai Komunis Irak, Jassim Helfi, yang dilansir Reuters, Sabtu (26/5/2018), mengatakan alat peledak tersebut dilemparkan ke taman gedung di Baghdad pada hari Jumat. Beruntung serangan bom tidak menimbulkan korban jiwa.
Dia menggambarkan insiden itu sebagai pesan dari mereka yang menentang seruan aliansi Sairoon untuk reformasi di Irak. Aliansi Sairoon telah berjanji untuk mengakhiri korupsi dan campur tangan asing dalam urusan internal Irak.
Sadr meraih kemenangan mengejutkan dalam pemilu parlemen dengan menjanjikan layanan yang lebih baik. Sadr juga bertekad memulihkan hubungan dengan negara-negara tetangga-tetangga Sunni.
Keberhasilan ulama nasionalis bisa menjadi kemunduran bagi Iran, yang telah terus meningkatkan pengaruhnya di Irak-sekutu terpentingnya di Timur Tengah-sejak invasi pimpinan AS menggulingkan Saddam Hussein pada 2003.
Sebelum pemilu, Iran secara terbuka menyatakan tidak akan mengizinkan blok Sadr untuk memerintah di Irak.
Meski tak ada korban jiwa, serangan dua bom tersebut menyebaban tiga orang terluka. Serangan bom kembar ini merupakan yang pertama kalinya ditujukan ke markas partai politik sejak kampanye pemilu dimulai pada pertengahan April lalu.
(mas)