Putin Dilantik Senin, Navalny dan Ribuan Demonstran Rusia Ditangkap
A
A
A
MOSKOW - Vladimir Vladimirovich Putin akan dilantik sebagai presiden Rusia untuk keempat kalinya pada Senin, 7 Mei 2018. Pemimpin oposisi, Alexei Navalny dan lebih dari 1.000 demonstran anti-Kremlin ditangkap dalam protes jalanan pada hari Sabtu (5/5/2018).
Navalny telah menyerukan demonstrasi di lebih dari 90 kota di seluruh Rusia. Politisi yang gagal maju dalam pemilihan presiden ini menuding negaranya menjadi negeri otokratis yang dikenalikan "Tsar Putin".
"Kami akan memaksa pihak berwenang, yang terdiri dari para penipu dan pencuri, untuk memperhitungkan jutaan warga yang tidak memilih Putin," kata Navalny sebelum ditangkap.
Seperti diketahui, Putin memenangkan kembali pemilihan presiden pada Maret 2018 lalu. Kemenangan telaknya itu akan memperpanjang cengkeraman kekuasaannya selama enam tahun ke depan. Kemenangan ini sekaligus menjadikan Putin sebagai pemimpin terlama di Moskow sejak diktator Soviet Josef Stalin.
Navalny dilarang ikut pemilu karena statusnya pernah jadi narapidana. Namun, dalih pelarangannya itu dia anggap sebagai dalih palsu. Dia ditangkap di Lapangan Pushkin Moskow, di mana anak-anak muda meneriakkan "Russia without Putin!" dan "Down with Tsar!".
Sebuah rekaman video menunjukkan lima polisi membawa Navalny ke sebuah van. Polisi Moskow mengatakan, dia telah ditahan karena mendalangi unjuk rasa yang tidak disetujui atau ilegal.
Navalny, yang telah ditahan dan dipenjarakan beberapa kali karena mengorganisir protes serupa, telah berhasil menyampaikan pesan kepada pendukungnya secara singkat. Dia mengaku senang para pendukungnya muncul.
"Saya memiliki perasaan bahwa orang-orang berkumpul hanya untuk melepaskan uap dan bahwa tidak ada yang akan berubah," kata demonstran pria berusia 31 tahun dengan nama depan Alexander.
OVD-Info, sebuah organisasi HAM, mengaKU telah menerima laporan yang menyebut polisi menahan lebih dari 1.000 orang di seluruh Rusia, di mana hampir 500 orang di antaranya ditangkap di Moskow.
Pihak kepolisian setempat mengatakan sekitar 1.500 orang telah melakukan protes di Moskow. Menurut laporan Reuters, jumlah demonstran jauh lebih banyak dari klaim polisi.
Selain di Moskow, protes menjelang pelantikan Putin juga terjadi di Timur Jauh, Siberia dan St Petersburg. Di kota Ural, Yekaterinburg, sekitar 1.500 km (900 mil) timur Moskow, seorang wartawan Reuters melihat lebih dari 1.000 orang melakukan protes.
Putin, 65, telah berkuasa, baik sebagai presiden atau pun perdana menteri, sejak tahun 2000. Dia menikmati dukungan dari media pemerintah dan partai berkuasa. Para pendukung Putin menggambarkannya sebagai "Bapak Bangsa" setelah memperluas pengaruh Rusia di panggung dunia, baik dalam krisis Suriah maupun krisis Ukraina.
(mas)
Navalny telah menyerukan demonstrasi di lebih dari 90 kota di seluruh Rusia. Politisi yang gagal maju dalam pemilihan presiden ini menuding negaranya menjadi negeri otokratis yang dikenalikan "Tsar Putin".
"Kami akan memaksa pihak berwenang, yang terdiri dari para penipu dan pencuri, untuk memperhitungkan jutaan warga yang tidak memilih Putin," kata Navalny sebelum ditangkap.
Seperti diketahui, Putin memenangkan kembali pemilihan presiden pada Maret 2018 lalu. Kemenangan telaknya itu akan memperpanjang cengkeraman kekuasaannya selama enam tahun ke depan. Kemenangan ini sekaligus menjadikan Putin sebagai pemimpin terlama di Moskow sejak diktator Soviet Josef Stalin.
Navalny dilarang ikut pemilu karena statusnya pernah jadi narapidana. Namun, dalih pelarangannya itu dia anggap sebagai dalih palsu. Dia ditangkap di Lapangan Pushkin Moskow, di mana anak-anak muda meneriakkan "Russia without Putin!" dan "Down with Tsar!".
Sebuah rekaman video menunjukkan lima polisi membawa Navalny ke sebuah van. Polisi Moskow mengatakan, dia telah ditahan karena mendalangi unjuk rasa yang tidak disetujui atau ilegal.
Navalny, yang telah ditahan dan dipenjarakan beberapa kali karena mengorganisir protes serupa, telah berhasil menyampaikan pesan kepada pendukungnya secara singkat. Dia mengaku senang para pendukungnya muncul.
"Saya memiliki perasaan bahwa orang-orang berkumpul hanya untuk melepaskan uap dan bahwa tidak ada yang akan berubah," kata demonstran pria berusia 31 tahun dengan nama depan Alexander.
OVD-Info, sebuah organisasi HAM, mengaKU telah menerima laporan yang menyebut polisi menahan lebih dari 1.000 orang di seluruh Rusia, di mana hampir 500 orang di antaranya ditangkap di Moskow.
Pihak kepolisian setempat mengatakan sekitar 1.500 orang telah melakukan protes di Moskow. Menurut laporan Reuters, jumlah demonstran jauh lebih banyak dari klaim polisi.
Selain di Moskow, protes menjelang pelantikan Putin juga terjadi di Timur Jauh, Siberia dan St Petersburg. Di kota Ural, Yekaterinburg, sekitar 1.500 km (900 mil) timur Moskow, seorang wartawan Reuters melihat lebih dari 1.000 orang melakukan protes.
Putin, 65, telah berkuasa, baik sebagai presiden atau pun perdana menteri, sejak tahun 2000. Dia menikmati dukungan dari media pemerintah dan partai berkuasa. Para pendukung Putin menggambarkannya sebagai "Bapak Bangsa" setelah memperluas pengaruh Rusia di panggung dunia, baik dalam krisis Suriah maupun krisis Ukraina.
(mas)