Rusia Sambut Niat Trump Bertemu Putin untuk Cegah Perlombaan Senjata
A
A
A
MOSKOW - Rusia menyambut baik keinginan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu Presiden Vladimir Putin untuk memperbaiki hubungan dan mencegah perlombaan senjata.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap niat Trump itu sesuai dengan kata-katanya. "Kami telah berulang kali menyatakan bahwa kami secara positif menilai keinginan Presiden Donald Trump untuk membangun dialog normal di antara negara-negara kami," kata Lavrov kepada majalah Italia, Panorama yang dikutip Jumat (4/5/2018).
"Bagaimanapun keinginan AS untuk berdialog akan dinilai berdasarkan langkah praktisnya," ujar diplomat top Kremlin tersebut.
Lavrov mencatat bahwa hubungan antara AS dan Rusia terus memburuk saat ini. "Bahkan jika ada beberapa masukan positif dari presiden, itu dibalik oleh sentimen Russophobic yang melonjak di pemerintahan AS," katanya.
Trump dan Putin dilaporkan telah berhasil menjalin kontak pribadi. Menurut Lavrov, Trump dan Presiden Putin teah berbicara melalui telepon pada awal Maret lalu, ketika pemimpin Gedung Putih tersebut mengusulkan untuk diadakan pertemuan tingkat tinggi segera.
"Selain mengundang Putin ke Gedung Putih, Trump berbicara tentang keinginannya untuk membangun koordinasi, dari upaya di arena internasional, untuk bersama-sama mengekang perlombaan senjata," papar Lavrov.
Lavrov mengatakan bahwa keadaan hubungan AS-Rusia yang mengerikan telah memiliki dampak negatif pada langkah-langkah untuk mengatasi tantangan internasional yang mendesak, yang membutuhkan upaya bersama dari kedua negara.
Dia berharap bahwa "akal sehat" akan berlaku di Washington.
"Ketika Rusia ingin membangun hubungan yang layak, dapat diprediksi. Jika Anda ingin bersahabat dengan AS, itu tidak akan pernah mengkompromikan prinsip-prinsip dan kepentingan nasionalnya," imbuh dia.
Lavrov melanjutkan, politik internasional menjadi tegang dan kurang dapat diprediksi karena AS, bersama dengan beberapa negara Barat lainnya mencoba untuk mempertahankan dominasinya seperti abad pertengahan."Pemerintah-pemerintah ini menciptakan situasi di mana dampak gertakan atau kesalahan dapat memiliki (konsekuensi) global," kata Lavrov.
"Rusia bergantung pada kemenangan akal sehat di pihak mereka, karena kami menanggung tanggung jawab bersama demi kesejahteraan umat manusia di masa depan," katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap niat Trump itu sesuai dengan kata-katanya. "Kami telah berulang kali menyatakan bahwa kami secara positif menilai keinginan Presiden Donald Trump untuk membangun dialog normal di antara negara-negara kami," kata Lavrov kepada majalah Italia, Panorama yang dikutip Jumat (4/5/2018).
"Bagaimanapun keinginan AS untuk berdialog akan dinilai berdasarkan langkah praktisnya," ujar diplomat top Kremlin tersebut.
Lavrov mencatat bahwa hubungan antara AS dan Rusia terus memburuk saat ini. "Bahkan jika ada beberapa masukan positif dari presiden, itu dibalik oleh sentimen Russophobic yang melonjak di pemerintahan AS," katanya.
Trump dan Putin dilaporkan telah berhasil menjalin kontak pribadi. Menurut Lavrov, Trump dan Presiden Putin teah berbicara melalui telepon pada awal Maret lalu, ketika pemimpin Gedung Putih tersebut mengusulkan untuk diadakan pertemuan tingkat tinggi segera.
"Selain mengundang Putin ke Gedung Putih, Trump berbicara tentang keinginannya untuk membangun koordinasi, dari upaya di arena internasional, untuk bersama-sama mengekang perlombaan senjata," papar Lavrov.
Lavrov mengatakan bahwa keadaan hubungan AS-Rusia yang mengerikan telah memiliki dampak negatif pada langkah-langkah untuk mengatasi tantangan internasional yang mendesak, yang membutuhkan upaya bersama dari kedua negara.
Dia berharap bahwa "akal sehat" akan berlaku di Washington.
"Ketika Rusia ingin membangun hubungan yang layak, dapat diprediksi. Jika Anda ingin bersahabat dengan AS, itu tidak akan pernah mengkompromikan prinsip-prinsip dan kepentingan nasionalnya," imbuh dia.
Lavrov melanjutkan, politik internasional menjadi tegang dan kurang dapat diprediksi karena AS, bersama dengan beberapa negara Barat lainnya mencoba untuk mempertahankan dominasinya seperti abad pertengahan."Pemerintah-pemerintah ini menciptakan situasi di mana dampak gertakan atau kesalahan dapat memiliki (konsekuensi) global," kata Lavrov.
"Rusia bergantung pada kemenangan akal sehat di pihak mereka, karena kami menanggung tanggung jawab bersama demi kesejahteraan umat manusia di masa depan," katanya.
(mas)