Donald Trump Klaim Pernah Ancam Merudal Rusia, Ini Respons Putin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Donald Trump, mantan presiden yang juga calon presiden Amerika Serikat (AS), mengeklaim mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dia akan menyerang Moskow dengan rudal.
Putin sekarang merespons, dengan mengatakan bahwa dia tidak ingat tentang percakapan seperti itu dengan Trump.
Putin menambahkan bahwa klaim seperti itu adalah pembicaraan kampanye pemilu yang normal di AS.
Dia menyampaikan pernyataannya pada konferensi pers setelah penutupan KTT BRICS di Kazan pada Kamis.
Ketika ditanya apakah klaim Trump dalam wawancara baru-baru ini benar, Presiden Putin menjawab bahwa gagasan untuk mencoba mengancam Rusia adalah kontraproduktif.
"Saya tidak ingat percakapan seperti itu dengan Trump," kata Putin, seperti dikutip Russia Today, Jumat (25/10/2024).
"Kampanye presiden AS saat ini berada pada tahap yang begitu panas, saya sarankan untuk tidak menganggap pernyataan siapa pun terlalu serius," paparnya.
Menanggapi dugaan ancaman tersebut berdasarkan prinsip, Putin mengatakan; "Tidak ada gunanya mengancam Rusia, karena ini hanya akan membuat kami semakin berani."
Awal pekan ini, dalam sebuah pertemuan dengan editor Wall Street Journal, Trump menceritakan sebuah kisah tentang percakapan yang diduga dilakukannya dengan Putin pada suatu waktu selama masa jabatannya sebagai presiden.
Menurut Trump, dia memberi tahu Putin: "Jika Rusia mengejar Ukraina, AS akan menyerang Anda dengan sangat keras dan tepat di tengah-tengah Moskow."
Ketika Putin, menurut klaim Trump, menyuarakan ketidakpercayaannya, capres Amerika itu mengaku telah berkata: "Anda akan diserang dengan sangat keras, dan saya akan merobohkan kubah-kubah sialan itu dari kepala Anda."
Politisi AS tersebut tampaknya menyamakan Kremlin dengan Katedral St Basil di dekatnya.
Trump telah berulang kali mengeklaim bahwa perang Rusia-Ukraina saat ini tidak akan terjadi jika dia tetap menjabat setelah tahun 2020, dan bahwa dia akan menemukan cara untuk mengakhirinya dalam beberapa hari setelah terpilih kembali.
Putin sekarang merespons, dengan mengatakan bahwa dia tidak ingat tentang percakapan seperti itu dengan Trump.
Putin menambahkan bahwa klaim seperti itu adalah pembicaraan kampanye pemilu yang normal di AS.
Dia menyampaikan pernyataannya pada konferensi pers setelah penutupan KTT BRICS di Kazan pada Kamis.
Ketika ditanya apakah klaim Trump dalam wawancara baru-baru ini benar, Presiden Putin menjawab bahwa gagasan untuk mencoba mengancam Rusia adalah kontraproduktif.
"Saya tidak ingat percakapan seperti itu dengan Trump," kata Putin, seperti dikutip Russia Today, Jumat (25/10/2024).
"Kampanye presiden AS saat ini berada pada tahap yang begitu panas, saya sarankan untuk tidak menganggap pernyataan siapa pun terlalu serius," paparnya.
Menanggapi dugaan ancaman tersebut berdasarkan prinsip, Putin mengatakan; "Tidak ada gunanya mengancam Rusia, karena ini hanya akan membuat kami semakin berani."
Awal pekan ini, dalam sebuah pertemuan dengan editor Wall Street Journal, Trump menceritakan sebuah kisah tentang percakapan yang diduga dilakukannya dengan Putin pada suatu waktu selama masa jabatannya sebagai presiden.
Menurut Trump, dia memberi tahu Putin: "Jika Rusia mengejar Ukraina, AS akan menyerang Anda dengan sangat keras dan tepat di tengah-tengah Moskow."
Ketika Putin, menurut klaim Trump, menyuarakan ketidakpercayaannya, capres Amerika itu mengaku telah berkata: "Anda akan diserang dengan sangat keras, dan saya akan merobohkan kubah-kubah sialan itu dari kepala Anda."
Politisi AS tersebut tampaknya menyamakan Kremlin dengan Katedral St Basil di dekatnya.
Trump telah berulang kali mengeklaim bahwa perang Rusia-Ukraina saat ini tidak akan terjadi jika dia tetap menjabat setelah tahun 2020, dan bahwa dia akan menemukan cara untuk mengakhirinya dalam beberapa hari setelah terpilih kembali.
(mas)