Malaysia Rilis Sketsa Agen Mossad
A
A
A
KUALA LUMPUR - Kepolisian Malaysia merilis sketsa gambar dua tersangka penembak anggota Hamas Fadi al-Batsh yang dikenal sebagai ahli roket di Kuala Lumpur. Kedua tersangka itu diduga merupakan agen rahasia Israel Mossad.
Dua pria di mana satu berwajah orang Barat dan satu berwajah seperti orang Timur Tengah mengendarai sepeda motor dan menembak Fadi dengan sedikitnya 14 tebakan pada Sabtu (21/4). Fadi ditembak saat hendak salat Subuh di masjid dan langsung tewas seketika di lokasi penembakan.
Kedua orang tersangka itu memiliki tinggi sekitar 180 cm. Satunya mungkin orang Eropa, dan satu tersangka lainnya adalah orang Arab. “Foto sketsa itu berdasarkan deskripsi dari para saksi mata,” kata Kepala Kepolisian Malaysia Mohamad Fuzi Bin Harun, dilansir Reuters kemarin.
Kedua tersangka itu menggunakan seeda motor berwarna gelap yang bisa jadi BMW atau Kawasaki. Keduanya membawa tas punggung menggunakan jaket gelap dan memakai helm. Uji forensik terhadap tubuh korban menemukan 14 peluru baik di tubuh dan kepala.
“Kita akan mengirimkan pelu ke pakar untuk dianalisis untuk menentukan jenis senjata yang digunakan saat membunuh korban,” kata Mohammad Fuzi.
Dia tidak yakin kalau para tersangka masih berada di Malaysia. “Kita tidak bisa menutup pintu perbatasan dan kita tidak memiliki informasi lain dari foto itu,” ungkap Mohammad Fuzi.
Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Mazlan Lazim sebelumnya mengungkapkan korban ditembak sebanyak 10 kali. “Dua selongsong peluru ditemukan di lokasi kejadian,” terang Mazlan.
Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Anwar Al Agha mengungkapkan kalau korban adalah Fadi al-Batsh, seorang warga Palestina yang bekerja sebagai dosen teknik listrik. “Saya tidak berkomentar apakah dia (Fadi) adalah anggota Hamas,” ujarnya. Dia mengungkapkan berdasarkan saksi mata menyatakan kalau para tersangka adalah berwajah Eropa.
Fadi al-Batsch meruakan dosen di Universitas Kuala Lumpur, dengan spesialiasi teknik listrik. Seorang warga Palestina di Malaysia enggan disebutkan namanya mengungkapkan, Batsh merupakan imam di sebuah masjid di dekat tempat tinggalnya.
Sebelumnya Deputi Perdana Menteri (PM) Ahmad Zahid Hamidi pada Sabtu (21/4) mengungkapkan tersangka penembakan adalah orang Eropa yang memiliki keterkaitan dengan badan intelijen asing. “Korban memiliki keterkaitan dengan badan intelijen asing dan aktif dalam organisasi nirlaba pro-Palestina,” katanya.
Ahmad Zahid mengungkapkan kalau korban penembakan itu merupakan ahli dalam membuat roket dan teknik listrik. “Korban bisa saja dianggap berbahaya bagi negara yang bermusuhan dengan Palestina,” katanya.
Namun, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman membantah klaim kalau Mossad berada di belakang aksi penembakan itu. Dia menuding kalau penembakan Batsh sebagai bagian dari konflik internal Palestina. Keluarga Batsh meminta agar jenazahnya dikuburkan di Gaza.
Kemudian, Hamas yang menguasai Gaza mengatakan, seorang anggotanya telah dibunuh di Malaysia. Mereka juga mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan para pejabat Malaysia untuk berdiskusi mengenai pembunuhan tersebut.
“Badan intelijen Mossad berada di belakang aksi penembakan terhadap banyak ilmuwan Palestina. Pembunuhan terhadap al Batsh juga dibunuh oleh Mossad,” tuding Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Di Jabalya, Gaza, paman Fadi al-Batsh, Jamal al-Batsh mengungkapkan kepada Reuters kalau pembunuh keponakannya adalah Mossad. “Mossad Israel dibelakang penembakan orang berpendidikan dan para intelektual karena Israel tahun kalau Palestina akan dibebaskan oleh para ilmuwan,” ujarnya.
Karena itulah, dia menjelaskan kalau Mossad selalu melacak anak muda Palestina yang berpendidikan untuk dibunuh. (Andika Hendra)
Dua pria di mana satu berwajah orang Barat dan satu berwajah seperti orang Timur Tengah mengendarai sepeda motor dan menembak Fadi dengan sedikitnya 14 tebakan pada Sabtu (21/4). Fadi ditembak saat hendak salat Subuh di masjid dan langsung tewas seketika di lokasi penembakan.
Kedua orang tersangka itu memiliki tinggi sekitar 180 cm. Satunya mungkin orang Eropa, dan satu tersangka lainnya adalah orang Arab. “Foto sketsa itu berdasarkan deskripsi dari para saksi mata,” kata Kepala Kepolisian Malaysia Mohamad Fuzi Bin Harun, dilansir Reuters kemarin.
Kedua tersangka itu menggunakan seeda motor berwarna gelap yang bisa jadi BMW atau Kawasaki. Keduanya membawa tas punggung menggunakan jaket gelap dan memakai helm. Uji forensik terhadap tubuh korban menemukan 14 peluru baik di tubuh dan kepala.
“Kita akan mengirimkan pelu ke pakar untuk dianalisis untuk menentukan jenis senjata yang digunakan saat membunuh korban,” kata Mohammad Fuzi.
Dia tidak yakin kalau para tersangka masih berada di Malaysia. “Kita tidak bisa menutup pintu perbatasan dan kita tidak memiliki informasi lain dari foto itu,” ungkap Mohammad Fuzi.
Kepala Kepolisian Kuala Lumpur Mazlan Lazim sebelumnya mengungkapkan korban ditembak sebanyak 10 kali. “Dua selongsong peluru ditemukan di lokasi kejadian,” terang Mazlan.
Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Anwar Al Agha mengungkapkan kalau korban adalah Fadi al-Batsh, seorang warga Palestina yang bekerja sebagai dosen teknik listrik. “Saya tidak berkomentar apakah dia (Fadi) adalah anggota Hamas,” ujarnya. Dia mengungkapkan berdasarkan saksi mata menyatakan kalau para tersangka adalah berwajah Eropa.
Fadi al-Batsch meruakan dosen di Universitas Kuala Lumpur, dengan spesialiasi teknik listrik. Seorang warga Palestina di Malaysia enggan disebutkan namanya mengungkapkan, Batsh merupakan imam di sebuah masjid di dekat tempat tinggalnya.
Sebelumnya Deputi Perdana Menteri (PM) Ahmad Zahid Hamidi pada Sabtu (21/4) mengungkapkan tersangka penembakan adalah orang Eropa yang memiliki keterkaitan dengan badan intelijen asing. “Korban memiliki keterkaitan dengan badan intelijen asing dan aktif dalam organisasi nirlaba pro-Palestina,” katanya.
Ahmad Zahid mengungkapkan kalau korban penembakan itu merupakan ahli dalam membuat roket dan teknik listrik. “Korban bisa saja dianggap berbahaya bagi negara yang bermusuhan dengan Palestina,” katanya.
Namun, Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman membantah klaim kalau Mossad berada di belakang aksi penembakan itu. Dia menuding kalau penembakan Batsh sebagai bagian dari konflik internal Palestina. Keluarga Batsh meminta agar jenazahnya dikuburkan di Gaza.
Kemudian, Hamas yang menguasai Gaza mengatakan, seorang anggotanya telah dibunuh di Malaysia. Mereka juga mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan para pejabat Malaysia untuk berdiskusi mengenai pembunuhan tersebut.
“Badan intelijen Mossad berada di belakang aksi penembakan terhadap banyak ilmuwan Palestina. Pembunuhan terhadap al Batsh juga dibunuh oleh Mossad,” tuding Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Di Jabalya, Gaza, paman Fadi al-Batsh, Jamal al-Batsh mengungkapkan kepada Reuters kalau pembunuh keponakannya adalah Mossad. “Mossad Israel dibelakang penembakan orang berpendidikan dan para intelektual karena Israel tahun kalau Palestina akan dibebaskan oleh para ilmuwan,” ujarnya.
Karena itulah, dia menjelaskan kalau Mossad selalu melacak anak muda Palestina yang berpendidikan untuk dibunuh. (Andika Hendra)
(nfl)