Masuk Douma, Inspektur Pelarangan Senjata Kimia Ambil Sampel

Minggu, 22 April 2018 - 01:34 WIB
Masuk Douma, Inspektur...
Masuk Douma, Inspektur Pelarangan Senjata Kimia Ambil Sampel
A A A
DEN HAAG - Tim inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) mulai memasuki situs di Kota Douma, Suriah, pada hari Sabtu. Tim itu mengambil sampel untuk memastikan ada tidaknya serangan senjata kimia seperti yang dilaporkan terjadi pada 7 April 2018.

OPCW, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa mereka akan mengevaluasi dan mempertimbangkan apakah tim perlu melakukan kunjungan kedua ke Douma.

Sampel yang diambil akan diangkut ke Belanda dan seterusnya diteliti OPCW di laboratorium yang ditunjuk untuk analisis.

Berdasarkan analisis hasil sampel serta informasi dan materi lain yang dikumpulkan oleh tim, misi pencari fakta dari OPCW akan menyusun laporan dan menyerahkannya ke negara anggota organisasi tersebut.

Organisasi ini telah menyelidiki penggunaan senjata kimia dalam perang saudara Suriah sejak 2014. Para inspektur telah mencoba memasuki Douma sejak beberapa hari yang lalu, namun ditunda karena masalah keamanan.

Dugaan serangan senjata kimia di Douma pada 7 April 2018 dilaporkan menewaskan puluhan orang. Amerika Serikat dan negara-negara Barat menuduh pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad sebagai pelaku serangan. Namun, Damaskus dan sekutunya, Moskow, membantah bahwa rezim Assad sebagai pelaku serangan.

Tuduhan terhadap rezim Assad itu dijadikan dalih oleh AS, Inggris dan Prancis untuk meluncurkan serangan ratusan rudal pada 14 April 2018. Ada tiga situs yang diserang yang dianggap sebagai fasilitas penelitian dan penyimpanan senjata kimia.

Pemerintah Rusia menyayangkan penundaan masuknya tim inspektur OPCW ke Douma, Ghouta Timur, selama 11 hari dari jadwal semestinya.

"Penundaan dalam kasus seperti itu beresonansi, terlepas dari motifnya, tidak dapat diterima, karena tidak hanya pihak Suriah tetapi militer Rusia (yang ditempatkan di Suriah) menjamin keamanan tim OPCW," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, seperti dikutip Russia Today, Minggu (22/4/2018).
(mas)
Berita Terkait
Amerika Serikat Tuduh...
Amerika Serikat Tuduh Rusia Mengacau Kawasan Mediterania
Rusia ingin PBB Menekan...
Rusia ingin PBB Menekan Amerika Serikat dalam Masalah Ini
Amerika Serikat Dituduh...
Amerika Serikat Dituduh sebagai Pencuri Minyak Suriah, Benarkah?
Rusia-AS Dilaporkan...
Rusia-AS Dilaporkan Mulai Patroli Bersama di Suriah
Rusia Sebut Tentara...
Rusia Sebut Tentara AS Coba Hadang Konvoi Militer Mereka di Suriah
Lavrov: Kehadiran Militer...
Lavrov: Kehadiran Militer AS di Suriah Persulit Upaya Rekonsiliasi
Berita Terkini
Perang India dan Pakistan,...
Perang India dan Pakistan, Siapa yang Paling Menderita?
49 menit yang lalu
Angkatan Udara Pakistan...
Angkatan Udara Pakistan Klaim Menang 6:0 dalam Perang dengan India
1 jam yang lalu
Siapa Aurangzeb Ahmed?...
Siapa Aurangzeb Ahmed? Arsitek Perang Pakistan yang Suka Menerapkan Strategi Militer China Kuno
2 jam yang lalu
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
3 jam yang lalu
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
4 jam yang lalu
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
5 jam yang lalu
Infografis
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved