Jet-jet Tempur AS Cs Berseliweran, Assad Dirumorkan Kabur ke Iran

Rabu, 11 April 2018 - 14:24 WIB
Jet-jet Tempur AS Cs Berseliweran, Assad Dirumorkan Kabur ke Iran
Jet-jet Tempur AS Cs Berseliweran, Assad Dirumorkan Kabur ke Iran
A A A
DAMASKUS - Pesawat-pesawat jet tempur koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) sudah berseliweran di atas langit Suriah dan perbatasan Irak setelah Presiden Donald Trump mengancam akan menyerang rezim Suriah.

Dalam kondisi menegangkan ini, Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya dirumorkan melarikan diri ke Iran dengan perlindungan militer Rusia. Namun, rumor ini langsung ditepis sumber pemerintah Damaskus.

Pesawat-pesawat koalisi AS dilaporkan wara-wiri di atas udara Irak dan Yordania dengan arah menuju Suriah. Salah satu pesawat ulang-alik KC-767 terpantau memasuki Yordania dari Arab Saudi. Pesawat jenis ini menyediakan logistik untuk jet tempur.

Baca Juga: Waswas Digempur AS, Pasukan Suriah Siaga Tinggi

Ada juga laporan serangan udara di wilayah Idlib, namun belum jelas pihak mana yang meluncurkan serangan."Pesawat tempur Rusia masih di udara menurut sumber pro-oposisi yang melaporkan serangan udara di Provinsi Idlib," kata analis geopolitik dan keamanan Michael A Horowitz.

Beberapa warga Suriah melalui media sosial melaporkan bahwa jet-jet koalisi AS melambung tinggi di atas padang pasir di Deir Ez-Zor.

Eurocontrol, sebuah badan Uni Eropa untuk urusan lalu lintas udara di Eropa mengeluarkan peringatan bahwa kemungkinan ada serangan rudal ke Suriah dalam waktu 72 jam terhitung sejak hari Senin. Badan itu mengeluarkan Rapid Alert Notification agar operator penerbangan di Mediterania timur berhati-hati.

Baca Juga: Eurocontrol: Dalam 72 Jam Mungkin Ada Serangan Rudal ke Suriah

Menurut badan tersebut, potensi serangan rudal kemungkinan berasal dari negara-negara NATO.

"Karena kemungkinan peluncuran serangan udara ke Suriah dengan rudal air-to-ground dan/atau rudal jelajah dalam 72 jam ke depan, dan kemungkinan ada gangguan intermiten peralatan navigasi radio, pertimbangan waspada harus diambil ketika merencanakan operasi penerbangan di daerah FIR (flight information region) Mediterania Timur/Nicosia," bunyi peringatan Eurocontrol.

Sementara itu, sumber pemerintah Suriah kepada Sputnik memastikan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya belum meninggalkan Suriah. Konfirmasi ini sebagai bantahan dari laporan media Arab, Radio Sawt Beirut, yang melaporkan Assad dan keluarganya melarikan diri ke Iran dengan perlindungan militer Rusia.

"Laporan-laporan ini sepenuhnya salah," kata sumber tersebut, yang dilansir Rabu (11/4/2018).

Sementara itu, The Washington Examiner dengan mengutip sumber Pentagon melaporkan, bahwa ada beberapa kemungkinan rencana untuk respons militer terhadap rezim Suriah atas dugaan serangan kimia di Douma pada Sabtu pekan lalu. Salah satu opsi termasuk serangan serupa dengan tahun lalu, di mana AS meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara Suriah di Homs.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington dan sekutu-sekutunya sedang dalam konsultasi untuk mengambil respons terhadap rezim Assad.

"Presiden dan tim keamanan nasionalnya sedang berkonsultasi erat dengan sekutu dan mitra untuk menentukan tanggapan yang tepat," kata departemen itu melalui seorang juru bicara kepada Sputnik.

"Sebagaimana dinyatakan jelas oleh Presiden Trump, akan ada konsekuensi untuk kekejaman yang tidak dapat diterima ini," lanjut juru bicara tersebut mengacu pada tuduhan serangan kimia yang disalahkan kepada rezim Assad.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6011 seconds (0.1#10.140)