Turki Kritik Plinplan AS soal Penarikan Tentara dari Suriah
A
A
A
ISTANBUL - Pemerintah Turki mengkritik Amerika Serikat (AS) yang plinplan soal rencana penarikan tentaranya dari Suriah. Presiden Donald Trump janji menarik tentaranya, namun pejabat di Dewan Keamanan Nasional AS menyatakan sebaliknya.
Juru bicara Presiden Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa Turki sedang berbicara dengan Rusia tentang kota Tel Rifaat, Suriah. Ankara mengklaim Moskow tidak ikut campur dalam operasi militer Turki dan meyakinkan pemerintah Erdogan bahwa YPG Kurdi tidak ada di kota tersebut.
"Presiden Amerika Serikat mengatakan 'Kami akan segera keluar dari Suriah' dan kemudian yang lain mengatakan, 'Tidak, kami tinggal'," kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin.
"Jelas, ini menciptakan banyak kebingungan di lapangan, juga bagi kami. Kami ingin melihat beberapa kejelasan bagi mereka untuk memutuskan apa langkah selanjutnya, apa tujuan akhir di sana," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Minggu (8/4/2018).
Sebelumnya, pejabat senior pemerintah AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan bahwa Trump dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional pekan ini setuju untuk mempertahankan kehadiran pasukan AS di Suriah sedikit lebih lama untuk mengalahkan ISIS.
Klaim pejabat itu berlawanan dengan pidato Trump belum lama ini yang berjanji untuk menarik pasukan AS dari Suriah secepatnya.
Washington dan Ankara yang merupakan sekutu di keanggotaan NATO telah berstitegang karena AS mendukung milisi YPG Kurdi Suriah yang dinyatakan Ankara sebagai organisasi teroris. Bagi AS, YPG Kurdi adalah sekutu utama dalam perang melawan ISIS di Suriah.
Turki juga mempersoalkan sikap keras AS untuk bertahan di Manbij, basis YPG Kurdi lainya. "Kami ingin melihat aksi nyata di lapangan dari orang Amerika di Manbij," kata Kalin.
"Saat ini, untuk Tel Rifaat kami berbicara dengan Rusia, dan mereka telah meyakinkan kami YPG tidak ada di sana," katanya. "Jika itu masalahnya, kita baik-baik saja dengan itu."
Juru bicara Presiden Tayyip Erdogan mengatakan kepada wartawan bahwa Turki sedang berbicara dengan Rusia tentang kota Tel Rifaat, Suriah. Ankara mengklaim Moskow tidak ikut campur dalam operasi militer Turki dan meyakinkan pemerintah Erdogan bahwa YPG Kurdi tidak ada di kota tersebut.
"Presiden Amerika Serikat mengatakan 'Kami akan segera keluar dari Suriah' dan kemudian yang lain mengatakan, 'Tidak, kami tinggal'," kata juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin.
"Jelas, ini menciptakan banyak kebingungan di lapangan, juga bagi kami. Kami ingin melihat beberapa kejelasan bagi mereka untuk memutuskan apa langkah selanjutnya, apa tujuan akhir di sana," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Minggu (8/4/2018).
Sebelumnya, pejabat senior pemerintah AS yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan bahwa Trump dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional pekan ini setuju untuk mempertahankan kehadiran pasukan AS di Suriah sedikit lebih lama untuk mengalahkan ISIS.
Klaim pejabat itu berlawanan dengan pidato Trump belum lama ini yang berjanji untuk menarik pasukan AS dari Suriah secepatnya.
Washington dan Ankara yang merupakan sekutu di keanggotaan NATO telah berstitegang karena AS mendukung milisi YPG Kurdi Suriah yang dinyatakan Ankara sebagai organisasi teroris. Bagi AS, YPG Kurdi adalah sekutu utama dalam perang melawan ISIS di Suriah.
Turki juga mempersoalkan sikap keras AS untuk bertahan di Manbij, basis YPG Kurdi lainya. "Kami ingin melihat aksi nyata di lapangan dari orang Amerika di Manbij," kata Kalin.
"Saat ini, untuk Tel Rifaat kami berbicara dengan Rusia, dan mereka telah meyakinkan kami YPG tidak ada di sana," katanya. "Jika itu masalahnya, kita baik-baik saja dengan itu."
(mas)