Diam-diam OPCW Lakukan Inspeksi Terhadap Rusia
A
A
A
MOSKOW - Para ahli Organisasi Anti Senjata Kimia, OPCW, melakukan inspeksi ke Rusia. Kunjungan ini dilakukan di saat Moskow mendesak transparansi penuh penyelidkan kasus keracunan Sergei Skripal.
Inspektur OPCW menyambangi Rusia untuk memantau kepatuhan terhadap aturan organisasi pada minggu lalu. Pemeriksaan itu dikabarkan oleh surat kabar Kementerian Pertahanan Rusia, Krasnaya Zvezda (Red Star), pada hari Jumat. Namun, laporan itu tidak merinci apa yang sebenarnya diinspeksi oleh para inspektur OPCW atau di mana lokasinya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (7/4/2018).
Berita itu muncul ketika Rusia dituduh menjadi dalang serangan zat saraf terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia. Mereka ditemukan dalam kondisi kritis di Salisbury, akibat racun yang dituding Inggris sebagai zat saraf buatan Rusia.
Pihak berwenang Inggris dengan cepat menuduh Rusia, yang telah berulang kali ditolak oleh Moskow. Moskow sendiri menyerukan penyelidikan bersama yang transparan. Saran ini ditolak oleh London sebagai tindakan "jahat" dan "taktik pengalihan".
Awal pekan ini, para ilmuwan di lab senjata kimia Porton Down di dekat Salisbury mengatakan mereka tidak dapat melacak sumber zat saraf yang digunakan pada Skripal. Tak lama setelah itu, Kantor Luar Negeri Inggris mengeluarkan pernyataan bahwa London bersikukuh menyalahkan Rusia.
Baca Juga: Para Ilmuwan Inggris Tak Bisa Buktikan Racun Novichok dari Rusia
Tuduhan terhadap Moskow telah mengakibatkan pengusiran lebih dari 100 diplomat Rusia dari sejumlah negara Uni Eropa dan sekutu mereka. Diplomat Rusia dituduh sebagai anggota intelijen yang tidak dipublikasikan.
Inggris mengusir 23 diplomat Rusia, dan AS memulangkan 60 diplomat dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Sebagian besar negara lain mengusir satu hingga empat orang.
Moskow pun menanggapi aksi itu, termasuk menutup konsulat AS di St.Petersburg dan mengusir 60 diplomatnya. Selain mengusir keluar 23 diplomat Inggris, Rusia memberi London waktu sebulan untuk mengurangi kehadiran diplomatnya hingga memiliki jumlah staf diplomatik yang sama dengan Rusia di Inggris.
Inspektur OPCW menyambangi Rusia untuk memantau kepatuhan terhadap aturan organisasi pada minggu lalu. Pemeriksaan itu dikabarkan oleh surat kabar Kementerian Pertahanan Rusia, Krasnaya Zvezda (Red Star), pada hari Jumat. Namun, laporan itu tidak merinci apa yang sebenarnya diinspeksi oleh para inspektur OPCW atau di mana lokasinya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (7/4/2018).
Berita itu muncul ketika Rusia dituduh menjadi dalang serangan zat saraf terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia. Mereka ditemukan dalam kondisi kritis di Salisbury, akibat racun yang dituding Inggris sebagai zat saraf buatan Rusia.
Pihak berwenang Inggris dengan cepat menuduh Rusia, yang telah berulang kali ditolak oleh Moskow. Moskow sendiri menyerukan penyelidikan bersama yang transparan. Saran ini ditolak oleh London sebagai tindakan "jahat" dan "taktik pengalihan".
Awal pekan ini, para ilmuwan di lab senjata kimia Porton Down di dekat Salisbury mengatakan mereka tidak dapat melacak sumber zat saraf yang digunakan pada Skripal. Tak lama setelah itu, Kantor Luar Negeri Inggris mengeluarkan pernyataan bahwa London bersikukuh menyalahkan Rusia.
Baca Juga: Para Ilmuwan Inggris Tak Bisa Buktikan Racun Novichok dari Rusia
Tuduhan terhadap Moskow telah mengakibatkan pengusiran lebih dari 100 diplomat Rusia dari sejumlah negara Uni Eropa dan sekutu mereka. Diplomat Rusia dituduh sebagai anggota intelijen yang tidak dipublikasikan.
Inggris mengusir 23 diplomat Rusia, dan AS memulangkan 60 diplomat dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Sebagian besar negara lain mengusir satu hingga empat orang.
Moskow pun menanggapi aksi itu, termasuk menutup konsulat AS di St.Petersburg dan mengusir 60 diplomatnya. Selain mengusir keluar 23 diplomat Inggris, Rusia memberi London waktu sebulan untuk mengurangi kehadiran diplomatnya hingga memiliki jumlah staf diplomatik yang sama dengan Rusia di Inggris.
(ian)