Terkena Zat Saraf, Peluang Hidup Pembelot Rusia Kecil

Jum'at, 30 Maret 2018 - 00:28 WIB
Terkena Zat Saraf, Peluang Hidup Pembelot Rusia Kecil
Terkena Zat Saraf, Peluang Hidup Pembelot Rusia Kecil
A A A
LONDON - Peluang hidup mantan agen ganda Rusia dan putrinya yang diracun dengan zat saraf sangat kecil. Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, terkena zat saraf kelas militer di Inggris pada awal bulan ini.

Keponakan Skripal, Victoria mengatakan, prognosis untuk paman dan sepupunya benar-benar tidak baik setelah serangan zat saraf Novichok yang dikembangkan Soviet pada Maret 4 lalu di Salisbury.

"Dari 99 persen, saya mungkin memiliki 1 persen harapan," katanya.

“Apapun zat saraf yang digunakan, itu memberi mereka kesempatan yang sangat kecil untuk bertahan hidup. Tetapi mereka akan menjadi cacat seumur hidup mereka,” imbuhnya seperti dikutip dari Sky News, Jumat (30/3/2018).

Pernyataan Victoria ini seolah menguatkan perkataan Perdana Menteri Inggris Theresa May awal pekan ini. May mengatakan Skripal mungkin tidak pernah pulih dari serangan itu.

"Kondisi mereka tidak mungkin berubah dalam waktu dekat, dan mereka mungkin tidak pernah pulih sepenuhnya," katanya.

"Ini menunjukkan sifat yang benar-benar biadab dari tindakan ini, dan bahaya yang ditimbulkan oleh ratusan warga tak berdosa di Salisbury," sambungnya.

"Kami menilai bahwa lebih dari 130 orang di Salisbury bisa berpotensi terkena zat saraf ini," tukasnya.

Pernyataan dari Viktoria Skripal dan May mengumandangkan karya yang dibuat oleh ilmuwan Rusia, Vil Mirzayanov, yang pernah membocorkan eksperimen rahasia Moskow dengan Novichok.

Mirzayanov (83) mengatakan pada awal bulan ini bahwa zat saraf, yang dikembangkan pada awal 90-an selama akhir Perang Dingin itu, 10 kali lebih kuat daripada zat saraf lain seperti sarin atau VX.

“Orang-orang meninggal - pria dan putrinya. Bahkan jika mereka selamat, mereka tidak akan pulih,” katanya kepada AFP sepekan setelah serangan di Salisbury.

Ia juga mengatakan kepada Reuters bahwa zat saraf menyerang sistem saraf, sehingga mustahil bagi korban untuk bernapas dan menyebabkan rasa sakit yang tak terbayangkan.

"Itu adalah siksaan. Ini benar-benar tidak dapat disembuhkan," katanya.

Skripal dan putrinya masih dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi kritis setelah mereka ditemukan tidak sadarkan diri di bangku taman di Salisbury. Seorang petugas polisi yang terkena zat yang sama selama penyelidikan juga sempat dirawat di rumah sakit dan telah diperbolehkan pulang minggu lalu.

Negara-negara di seluruh dunia telah bergabung dengan Amerika Serikat (AS) menyalahkan Rusia atas serangan itu. Banyak negara, termasuk AS, telah melakukan tindakan diplomatik terhadap Kremlin. Setidaknya 21 negara telah mengusir lebih dari 135 diplomat Rusia yang mereka curigai sebagai mata-mata.

"Bersama-sama kami telah mengirim pesan bahwa kami tidak akan mentoleransi upaya Rusia yang terus menerus untuk mencemooh hukum internasional dan merusak nilai-nilai kami," kata Perdana Menteri Inggris Theresa May kepada Parlemen Inggris.

Rusia telah dengan tegas membantah terlibat dalam serangan zat saraf tersebut.

"Ini adalah upaya terhadap kehidupan warga Rusia di wilayah Britania Raya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

"Tak perlu dikatakan bahwa gerakan tidak ramah ini oleh kelompok negara ini tidak akan luput dari perhatian," sambung pernyataan itu.

Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia saat ini melakukan penyelidikan terhadap zat saraf yang digunakan terhadap Skripal. Para pejabat mengatakan pekan ini butuh dua hingga tiga minggu untuk menyelesaikan analisis laboratorium pada sampel.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6270 seconds (0.1#10.140)
pixels