Kapal Migran Tenggelam Dekat Pulau Yunani, 16 Tewas
A
A
A
ATHENA - Pejabat penjaga pantai Yunani mengatakan sebuah kapal kecil yang mengangkut migran tenggelam di Laut Aegea, Yunani. Sedikitnya 16 orang, termasuk lima anak-anak, tewas akibat kejadian tersebut.
Insiden tersebut terjadi di pulau Agathonisi, Yunani, dekat dengan pantai Turki. Kebangsaan para korban tidak diketahui.
Jumlah korban dalam insiden ini adalah yang tertinggi selama beberapa bulan terakhir seiring upaya para migran mencapai pulau-pulau di Yunani.
Pihak berwenang Yunani mengatakan mereka percaya ada 22 orang di atas kapal. Kapal penjaga pantai Yunani dibantu oleh helikopter masih mencari korban yang selamat.
"Kami tidak dapat mentolerir (tewasnya) anak-anak di Laut Aegea, solusinya adalah melindungi orang, menerapkan prosedur yang aman dan rute yang aman bagi migran dan pengungsi, untuk memukul rangkaian perdagangan manusia," kata Menteri Migrasi Yunani Dimitris Vitsas dalam siaran pers seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (17/3/2018).
Ratusan ribu pengungsi dan migran tiba di Yunani dan lebih jauh ke barat pada tahun 2015 dari Turki. Ratusan dari mereka tewas dalam usaha untuk mencapai wilayah Yunani.
Setelah kesepakatan 2016 antara Uni Eropa dan Turki, jumlah migran telah berkurang.
Berdasarkan kesepakatan itu, siapapun yang tiba di pulau-pulau Yunani harus dikembalikan ke Turki kecuali mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka. Tapi prosedur yang memakan waktu lama, menyebabkan kondisi padat di negara kepulauan itu.
Insiden tersebut terjadi di pulau Agathonisi, Yunani, dekat dengan pantai Turki. Kebangsaan para korban tidak diketahui.
Jumlah korban dalam insiden ini adalah yang tertinggi selama beberapa bulan terakhir seiring upaya para migran mencapai pulau-pulau di Yunani.
Pihak berwenang Yunani mengatakan mereka percaya ada 22 orang di atas kapal. Kapal penjaga pantai Yunani dibantu oleh helikopter masih mencari korban yang selamat.
"Kami tidak dapat mentolerir (tewasnya) anak-anak di Laut Aegea, solusinya adalah melindungi orang, menerapkan prosedur yang aman dan rute yang aman bagi migran dan pengungsi, untuk memukul rangkaian perdagangan manusia," kata Menteri Migrasi Yunani Dimitris Vitsas dalam siaran pers seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (17/3/2018).
Ratusan ribu pengungsi dan migran tiba di Yunani dan lebih jauh ke barat pada tahun 2015 dari Turki. Ratusan dari mereka tewas dalam usaha untuk mencapai wilayah Yunani.
Setelah kesepakatan 2016 antara Uni Eropa dan Turki, jumlah migran telah berkurang.
Berdasarkan kesepakatan itu, siapapun yang tiba di pulau-pulau Yunani harus dikembalikan ke Turki kecuali mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka. Tapi prosedur yang memakan waktu lama, menyebabkan kondisi padat di negara kepulauan itu.
(ian)