Rusia Bersiap Tes Rudal Setan 2 yang Bisa Lenyapkan Area Seukuran Inggris
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia sedang mempersiapkan diri untuk menguji coba yang kedua peluru kendali (rudal) RS-28 Sarmat atau dikenal sebagai rudal Setan 2. Rudal ini diklaim mampu menghapus area seukuran wilayah Inggris dengan sekali tembak.
Pejabat tinggi militer Moskow, Jenderal Valery Gerasimov, mengungkap rencana uji coba senjata mengerikan Rusia itu kepada media yang dikelola pemerintah, TASS.
Laporan media tersebut menyatakan, RS-28 Sarmat mampu melesat sejauh 7.000 mil dan mampu membawa 16 hulu ledak sekaligus. Jenderal Gerasimov mengatakan, persiapan untuk "pop-up test” ada dalam “full-swing".
"Dengan massa lebih dari 200 ton, ini memiliki fase penerbangan yang lebih pendek dan kemampuan yang lebih baik untuk menembus pertahanan rudal dan dapat membawa hulu ledak dari massa yang lebih besar dan hasil yang sangat kuat," ujar Gerasimov, yang dilansir The Washington Times, kemarin.
Pop-up test atau ejection adalah menguji mekanisme rudal meninggalkan wadah peluncurannya. Rudal Setan 2 menjalani uji coba pertamanya pada Desember lalu.
Pengumuman persiapan tes senjata tersebut muncul di saat Rusia dan Inggris sedang berseteru.
London memutuskan untuk mengusir 23 diplomat Moskow dan beberapa tindakan lain termasuk memboikot World Cup 2018 di Rusia. Tindakan ini sebagai respons atas tuduhan bahwa Rusia dalang serangan racun Novichok terhadap mantan agen ganda Moskow Sergei Skripal yang dilindungi Inggris.
Moskow tak terima dan membalas tindakan Inggris. Para diplomat London segera diusir dari Rusia. Skripal adalah mantan agen intelijen Rusia yang berkhianat dengan menjadi agen ganda untuk Inggris.
Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan beberapa waktu lalu mengumumkan, rudal Sarmat telah dilengkapi dengan sistem hipersonik Avangard yang mustahil untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun. Namun, Pentagon dan CIA meremehkan klaim kemampuan militer Moskow dan menganggap pengumuman Putin hanya bualan semata.
Masih menurut laporan media Rusia, satu rudal RS-28 mampu menghapus area seluas Prancis atau Inggris dengan satu tembakan. Senjata ini juga tidak terdeteksi karena fase peluncurannya yang sangat singkat.
"Peluncuran pertama rudal ini berlangsung pada akhir Desember tahun lalu. Pada saat ini persiapan sedang berjalan lancar di kosmodrom Plesetsk untuk pop-up test lain," kata Gerasimov, tanpa bersedia membocorkan jadwal uji coba kedua senjata tersebut.
RS-28 sarmat dipatikan memasuki layanan tempur militer Rusia pada awal tahun depan.
Koresponden senior CNN, Matthew Chance, pernah menyaksikan senjata ini saat diresmikan tahun 2016. "Jika kemampuan militernya nyata, itulah yang diharapkan setiap orang, ini adalah senjata yang cukup hebat," katanya.
"Ini cukup kuat untuk menghancurkan sebuah negara, sebuah rudal tunggal, seukuran Prancis. Ini adalah rudal yang cukup mengagumkan, tapi mudah-mudahan tidak akan pernah digunakan," ujar Chance.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim 1 Maret saat pidato Negara Bagian bahwa "Setan 2" mampu menghindari sistem pertahanan rudal.
Pejabat tinggi militer Moskow, Jenderal Valery Gerasimov, mengungkap rencana uji coba senjata mengerikan Rusia itu kepada media yang dikelola pemerintah, TASS.
Laporan media tersebut menyatakan, RS-28 Sarmat mampu melesat sejauh 7.000 mil dan mampu membawa 16 hulu ledak sekaligus. Jenderal Gerasimov mengatakan, persiapan untuk "pop-up test” ada dalam “full-swing".
"Dengan massa lebih dari 200 ton, ini memiliki fase penerbangan yang lebih pendek dan kemampuan yang lebih baik untuk menembus pertahanan rudal dan dapat membawa hulu ledak dari massa yang lebih besar dan hasil yang sangat kuat," ujar Gerasimov, yang dilansir The Washington Times, kemarin.
Pop-up test atau ejection adalah menguji mekanisme rudal meninggalkan wadah peluncurannya. Rudal Setan 2 menjalani uji coba pertamanya pada Desember lalu.
Pengumuman persiapan tes senjata tersebut muncul di saat Rusia dan Inggris sedang berseteru.
London memutuskan untuk mengusir 23 diplomat Moskow dan beberapa tindakan lain termasuk memboikot World Cup 2018 di Rusia. Tindakan ini sebagai respons atas tuduhan bahwa Rusia dalang serangan racun Novichok terhadap mantan agen ganda Moskow Sergei Skripal yang dilindungi Inggris.
Moskow tak terima dan membalas tindakan Inggris. Para diplomat London segera diusir dari Rusia. Skripal adalah mantan agen intelijen Rusia yang berkhianat dengan menjadi agen ganda untuk Inggris.
Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan beberapa waktu lalu mengumumkan, rudal Sarmat telah dilengkapi dengan sistem hipersonik Avangard yang mustahil untuk dicegat oleh sistem pertahanan udara manapun. Namun, Pentagon dan CIA meremehkan klaim kemampuan militer Moskow dan menganggap pengumuman Putin hanya bualan semata.
Masih menurut laporan media Rusia, satu rudal RS-28 mampu menghapus area seluas Prancis atau Inggris dengan satu tembakan. Senjata ini juga tidak terdeteksi karena fase peluncurannya yang sangat singkat.
"Peluncuran pertama rudal ini berlangsung pada akhir Desember tahun lalu. Pada saat ini persiapan sedang berjalan lancar di kosmodrom Plesetsk untuk pop-up test lain," kata Gerasimov, tanpa bersedia membocorkan jadwal uji coba kedua senjata tersebut.
RS-28 sarmat dipatikan memasuki layanan tempur militer Rusia pada awal tahun depan.
Koresponden senior CNN, Matthew Chance, pernah menyaksikan senjata ini saat diresmikan tahun 2016. "Jika kemampuan militernya nyata, itulah yang diharapkan setiap orang, ini adalah senjata yang cukup hebat," katanya.
"Ini cukup kuat untuk menghancurkan sebuah negara, sebuah rudal tunggal, seukuran Prancis. Ini adalah rudal yang cukup mengagumkan, tapi mudah-mudahan tidak akan pernah digunakan," ujar Chance.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim 1 Maret saat pidato Negara Bagian bahwa "Setan 2" mampu menghindari sistem pertahanan rudal.
(mas)