Finlandia, Negara Paling Bahagia di Dunia
A
A
A
JAKARTA - Finlandia menggeser Norwegia sebagai negara paling bahagia di dunia versi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Berdasarkan Laporan Tingkat Kebahagian Dunia atau World Happiness Report 2018 yang dirilis baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan secara signifikan menyusul krisis obesitas, pelecehan substansial, dan depresi.
Hasil penelitian itu mengungkapkan, AS anjlok ke posisi ke-18, turun lima peringkat sejak 2016. Posisi empat besar ditempati negara-negara Nordic. Secara berurutan dipimpin Finlandia, Norwegia, Denmark, dan Islandia. Adapun Burundi yang mengalami perang sipil menjadi negara paling tak bahagia. Sementara Indonesia berada di urutan ke-96 negara paling bahagia dari 156 negara.
Sebanyak lima negara lainnya; Rwanda, Yaman, Tanzania, Sudan Selatan, dan Republik Afrika Tengah, juga berada di bawah Suriah. Dalam laporan kali ini, PBB juga untuk pertama kali mengamati tingkat kebahagiaan para imigran di setiap negara. Hasilnya, Finlandia menjadi negara paling membahagiakan bagi para imigran.
“Finlandia telah merangkak naik dari posisi kelima ke posisi teratas dalam ranking pada tahun ini,” ungkap PBB, yang menegaskan tiga negara Nordic bersama Swiss, memiliki nilai yang hampir sama. Nordic memiliki keunggulan di pendapatan, kesehatan, dukungan sosial, kebebasan, kepercayaan, dan kedermawanan.
Ranking yang dikeluarkan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB itu didasarkan pada jajak pendapat Gallup, juga persepsi mengenai korupsi, kedermawanan, dan kebebasan. Penobatan Finlandia sebagai negara paling bahagia pada ranking PBB memperpanjang pengakuan yang dunia terhadap Finlandia.
Finlandia adalah negara kecil dengan 5,5 juta penduduk. Sekitar 150 tahun yang lalu, Finlandia menderita krisis pangan bersama-sama sebagian negara Eropa lainnya. Finlandia sering dinobatkan sebagai negara paling stabil, aman, berpemerintahan terbaik di dunia, berkemasyarakatan progresif, dan tidak ada korupsi. Polisi Finlandia bahkan menjadi polisi yang paling dapat dipercaya di dunia. “Capaian itu luar biasa,” ujar Meik wiking dari Institusi Penelitian Kebahagian (Happiness Research Institute) Denmark, dikutip theguardian.com.
“Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di Finlandia lebih rendah dari negara tetangga, tapi mereka pandai mengaturnya,” ungkapnya.
Secara umum, di negara Nordic, masyarakat membayar pajak dengan kisaran sangat tinggi. Namun, masyarakat mendukungnya karena mereka menganggapnya sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas hidup bersama. Layanan kesehatan dan pendidikan tinggi gratis. Kebijakan itu sudah diterapkan sejak zaman dulu.
Di Inggris, menurut Kantor Statistik Nasional, masyarakatnya mengalami peningkatan kebahagiaan dalam setahun terakhir. Namun, di dalam ranking PBB, Inggris berada di peringkat yang relatif rendah, yakni ke-19, sama seperti setahun sebelumnya. Bahkan, Inggris kini berada di belakang Jerman, Kanada, dan Australia.
PBB memberikan laporan khusus mengenai AS yang terus tergelincir begitu jauh dari posisi puncak, meski pendapatan per kapitanya menjadi yang tertinggi di dunia. “Kesejahteraan subjektif AS secara sistematis terkikis oleh tiga penyakit mewabah, yakni obesitas, pelecehan substansial, dan depresi,” ujar Jeffrey Sachs, salah satu penulis pada laporan di World Happiness Report 2018.
Meski negara Afrika rata-rata memperoleh nilai terburuk, satu negara Afrika Barat berhasil bangkit dari keterpurukan. Togo yang menempati posisi terakhir pada 2015 kini menjadi negara dengan peningkatan terbesar. Togo naik 18 peringkat. Latvia dan Bulgaria juga dilaporkan mengalami peningkatan tingkat kebahagiaan.
Sebaliknya, Venezuela mencatat penurunan kebahagiaan terbesar hingga melampaui Suriah, meski terbilang sebagai negara menengah di dalam ranking itu. PBB menyatakan negara Amerika Latin pada umumnya mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan nilai PDB per kapita, khususnya dibandingkan negara Asia Timur.
Amerika Latin terkenal dengan korupsi, kekerasan, kejahatan, ketimpangan pendapatan, dan meluasnya kemiskinan. Meski demikian, nilainya relatif tinggi. “Hal ini akibat dari tingginya hubungan kekerabatan dan hubungan sosial lainnya yang mengesampingkan perbedaan pendapatan,” terang para penulis laporan tersebut.
Sementara itu, migrasi terbesar di sepanjang sejarah manusia, yakni migrasi jutaan warga China dari pelosok ke perkotaan, tidak mengalami peningkatan kebahagiaan sama sekali. “Sekalipun sudah imigrasi selama tujuh tahun lebih, kebahagiaan mereka justru sedikit lebih rendah dibanding saat masih di perkampungan,” ungkap laporan tersebut. (Muh Shamil)
Hasil penelitian itu mengungkapkan, AS anjlok ke posisi ke-18, turun lima peringkat sejak 2016. Posisi empat besar ditempati negara-negara Nordic. Secara berurutan dipimpin Finlandia, Norwegia, Denmark, dan Islandia. Adapun Burundi yang mengalami perang sipil menjadi negara paling tak bahagia. Sementara Indonesia berada di urutan ke-96 negara paling bahagia dari 156 negara.
Sebanyak lima negara lainnya; Rwanda, Yaman, Tanzania, Sudan Selatan, dan Republik Afrika Tengah, juga berada di bawah Suriah. Dalam laporan kali ini, PBB juga untuk pertama kali mengamati tingkat kebahagiaan para imigran di setiap negara. Hasilnya, Finlandia menjadi negara paling membahagiakan bagi para imigran.
“Finlandia telah merangkak naik dari posisi kelima ke posisi teratas dalam ranking pada tahun ini,” ungkap PBB, yang menegaskan tiga negara Nordic bersama Swiss, memiliki nilai yang hampir sama. Nordic memiliki keunggulan di pendapatan, kesehatan, dukungan sosial, kebebasan, kepercayaan, dan kedermawanan.
Ranking yang dikeluarkan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB itu didasarkan pada jajak pendapat Gallup, juga persepsi mengenai korupsi, kedermawanan, dan kebebasan. Penobatan Finlandia sebagai negara paling bahagia pada ranking PBB memperpanjang pengakuan yang dunia terhadap Finlandia.
Finlandia adalah negara kecil dengan 5,5 juta penduduk. Sekitar 150 tahun yang lalu, Finlandia menderita krisis pangan bersama-sama sebagian negara Eropa lainnya. Finlandia sering dinobatkan sebagai negara paling stabil, aman, berpemerintahan terbaik di dunia, berkemasyarakatan progresif, dan tidak ada korupsi. Polisi Finlandia bahkan menjadi polisi yang paling dapat dipercaya di dunia. “Capaian itu luar biasa,” ujar Meik wiking dari Institusi Penelitian Kebahagian (Happiness Research Institute) Denmark, dikutip theguardian.com.
“Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di Finlandia lebih rendah dari negara tetangga, tapi mereka pandai mengaturnya,” ungkapnya.
Secara umum, di negara Nordic, masyarakat membayar pajak dengan kisaran sangat tinggi. Namun, masyarakat mendukungnya karena mereka menganggapnya sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas hidup bersama. Layanan kesehatan dan pendidikan tinggi gratis. Kebijakan itu sudah diterapkan sejak zaman dulu.
Di Inggris, menurut Kantor Statistik Nasional, masyarakatnya mengalami peningkatan kebahagiaan dalam setahun terakhir. Namun, di dalam ranking PBB, Inggris berada di peringkat yang relatif rendah, yakni ke-19, sama seperti setahun sebelumnya. Bahkan, Inggris kini berada di belakang Jerman, Kanada, dan Australia.
PBB memberikan laporan khusus mengenai AS yang terus tergelincir begitu jauh dari posisi puncak, meski pendapatan per kapitanya menjadi yang tertinggi di dunia. “Kesejahteraan subjektif AS secara sistematis terkikis oleh tiga penyakit mewabah, yakni obesitas, pelecehan substansial, dan depresi,” ujar Jeffrey Sachs, salah satu penulis pada laporan di World Happiness Report 2018.
Meski negara Afrika rata-rata memperoleh nilai terburuk, satu negara Afrika Barat berhasil bangkit dari keterpurukan. Togo yang menempati posisi terakhir pada 2015 kini menjadi negara dengan peningkatan terbesar. Togo naik 18 peringkat. Latvia dan Bulgaria juga dilaporkan mengalami peningkatan tingkat kebahagiaan.
Sebaliknya, Venezuela mencatat penurunan kebahagiaan terbesar hingga melampaui Suriah, meski terbilang sebagai negara menengah di dalam ranking itu. PBB menyatakan negara Amerika Latin pada umumnya mendapatkan nilai lebih tinggi dibandingkan nilai PDB per kapita, khususnya dibandingkan negara Asia Timur.
Amerika Latin terkenal dengan korupsi, kekerasan, kejahatan, ketimpangan pendapatan, dan meluasnya kemiskinan. Meski demikian, nilainya relatif tinggi. “Hal ini akibat dari tingginya hubungan kekerabatan dan hubungan sosial lainnya yang mengesampingkan perbedaan pendapatan,” terang para penulis laporan tersebut.
Sementara itu, migrasi terbesar di sepanjang sejarah manusia, yakni migrasi jutaan warga China dari pelosok ke perkotaan, tidak mengalami peningkatan kebahagiaan sama sekali. “Sekalipun sudah imigrasi selama tujuh tahun lebih, kebahagiaan mereka justru sedikit lebih rendah dibanding saat masih di perkampungan,” ungkap laporan tersebut. (Muh Shamil)
(nfl)