Tillerson Dipecat, Iran Khawatirkan Nasib Perjanjian Nuklir
A
A
A
TEHERAN - Iran menghkhwatirkan nasib perjanjian nuklir internasional setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson. Iran menilai, suksesor Tillerson akan berusaha untuk mengakhiri perjanjian yang di teken pada 2015 lalu.
Surat kabar harian Iran yang diyakini mempunyai kedekatan dengan Garda Revolusi, Javan, dalam laporannya mengatakan bahwa mengganti Tillerson dengan Pompeo mengisyaratkan akhir dari kesepakatan nuklir.
"Untuk keluar dari kesepakatan, pemecatan Tillerson perlu dilakukan," tulis Javan seperti disitir dari ABC News, Kamis (15/3/2018).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mantan utusan Iran untuk PBB, Ali Khorram, di surat kabar harian pro-reformasi Arman.
"Pompeo sangat tertarik untuk melancarkan perang yang serupa dengan perang Irak dengan mengutip peraturan internasional," tulis Khorram.
"Kekuatan Eropa akan berperan dalam menyeimbangkan keinginannya," imbuhnya.
Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, berusaha untuk meminimalkan efek pemecatan Tillerson. Ia menyebutnya sebagai bagian dari perubahan "sering dan banyak" dalam pemerintahan Trump.
"Apa yang penting bagi Republik Islam Iran adalah kebijakan dan pendekatan Amerika Serikat sehubungan dengan masalah internasional dan terhadap Iran," kata Ghasemi.
"Kami memantau secara ketat pendekatan dan kebijakan makro mereka dan akan mengambil sikap yang sesuai di masa depan," sambungnya.
Trump melalui akun Twitternya pada Selasa lalu menyatakan telah mencopot Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS. Ia pun menunjuk Direktur Badan Intelijen AS atau CIA, Mike Pompeo sebagai penggantinya.
Baca Juga: Pecat Tillerson, Trump Tunjuk Bos CIA Sebagai Menlu Baru
Surat kabar harian Iran yang diyakini mempunyai kedekatan dengan Garda Revolusi, Javan, dalam laporannya mengatakan bahwa mengganti Tillerson dengan Pompeo mengisyaratkan akhir dari kesepakatan nuklir.
"Untuk keluar dari kesepakatan, pemecatan Tillerson perlu dilakukan," tulis Javan seperti disitir dari ABC News, Kamis (15/3/2018).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mantan utusan Iran untuk PBB, Ali Khorram, di surat kabar harian pro-reformasi Arman.
"Pompeo sangat tertarik untuk melancarkan perang yang serupa dengan perang Irak dengan mengutip peraturan internasional," tulis Khorram.
"Kekuatan Eropa akan berperan dalam menyeimbangkan keinginannya," imbuhnya.
Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasemi, berusaha untuk meminimalkan efek pemecatan Tillerson. Ia menyebutnya sebagai bagian dari perubahan "sering dan banyak" dalam pemerintahan Trump.
"Apa yang penting bagi Republik Islam Iran adalah kebijakan dan pendekatan Amerika Serikat sehubungan dengan masalah internasional dan terhadap Iran," kata Ghasemi.
"Kami memantau secara ketat pendekatan dan kebijakan makro mereka dan akan mengambil sikap yang sesuai di masa depan," sambungnya.
Trump melalui akun Twitternya pada Selasa lalu menyatakan telah mencopot Rex Tillerson sebagai Menteri Luar Negeri AS. Ia pun menunjuk Direktur Badan Intelijen AS atau CIA, Mike Pompeo sebagai penggantinya.
Baca Juga: Pecat Tillerson, Trump Tunjuk Bos CIA Sebagai Menlu Baru
(ian)