Bom Meledak Saat Salat Jumat di Libya, 2 Tewas dan 143 Terluka

Sabtu, 10 Februari 2018 - 15:28 WIB
Bom Meledak Saat Salat Jumat di Libya, 2 Tewas dan 143 Terluka
Bom Meledak Saat Salat Jumat di Libya, 2 Tewas dan 143 Terluka
A A A
TRIPOLI - Sebuah tas berisi bom meledak di sebuah masjid saat salat Jumat di kota Benghazi, Libya timur. Sedikitnya dua orang tewas dan 143 lainnya terluka, termasuk anak-anak, akibat kejadian itu.

"Sebuah ledakan terjadi di dalam masjid Sa'ad bin Abada di distrik Majuri di Benghazi saat shalat Jumat," kata juru bicara pasukan khusus tentara yang berbasis di timur itu, Kolonel Milud Zwai.

"Ledakan itu disebabkan oleh tas berisi bahan peledak yang ditempatkan di dalam masjid," Zwai sembari menambahkan bahwa pemboman dilakukan dari jarak jauh.

"Rumah sakit menerima satu mayat dan 87 orang terluka dengan tingkat keparahan yang bervariasi," kata petugas informasi Rumah Sakit Al-Jalaa, Fadia Al-Barghathi, di Benghazi seperti disitir dari Xinhua, Sabtu (10/2/2018).

Al-Barghathi sebelumnya mengatakan bahwa satu orang tewas dan 55 terluka.

Abdalkarim Al-Gbaili, direktur Pusat Medis Benghazi, mengatakan bahwa rumah sakit pusat tersebut menerima 56 orang yang terluka, termasuk 12 anak-anak. Dia menegaskan pihaknya tidak menerima mayat.

Keamanan Pusat Benghazi, yang dibentuk oleh pasukan tentara dan polisi, mengkonfirmasi bahwa pemboman tersebut menewaskan orang kedua.

Kepala Keamanan Benghazi, Jenderal Wanis Bokhmada, menginstruksikan semua masjid di Benghazi untuk memasang kamera pengawas dalam waktu dua minggu.

Kota Benghazi, yang dikuasai tentara setelah mengalahkan kelompok teroris pada 2017, menjadi saksi eskalasi pemboman terjadi terutama di masjid-masjid.

Serangan bom mobil kembar menghantam sebuah masjid di distrik Salmani di Benghazi dua pekan lalu saat para jamaah keluar dari masjid setelah shalat malam. Sebanyak 34 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka, di mana korbannya kebanyakan adalah warga sipil.

Libya telah dilanda kekacauan sejak pemberontakan yang menggulingkan rezim mantan pemimpin Muammar Gaddafi pada 2011. Negara ini diliputi oleh kerusuhan dan perpecahan politik.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5897 seconds (0.1#10.140)