Jet Tempur Siluman J-20 Resmi Masuk Unit Tempur China
A
A
A
BEIJING - Pesawat jet tempur siluman J-20 secara resmi masuk layanan atau unit tempur militer China pada hari Jumat. Jet tempur generasi kelima pesaing F-35 Amerika Serikat (AS) dan T-50 PAK-FA Rusia ini tidak akan dijual oleh Beijing.
Juru bicara Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Shen Jinke membenarkan bahwa jet tempur J-20 sudah masuk ke unit tempur. “Akan membantu angkatan udara lebih baik dalam mengepalai misi suci untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan integritas teritorial nasional,” katanya.
Shen mengatakan angkatan udara bergerak menuju sebuah dinas militer modern yang dapat beroperasi di semua lini, dan telah menjadi kekuatan yang efektif untuk mengendalikan, menahan dan memenangkan perang.
Jet tempur siluman ini mulai memasuki dinas militer China pada bulan September lalu. Menurut angkatan udara China, J-20 telah menjalani latihan tempur bersama jet tempur J-16 dan J-10C selama sembilan hari pada bulan lalu.
J-20 yang didukung dengan dua mesin jet dirancang untuk stealth dan manuver di udara. Menurut Centre for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington, dengan dukungan dua mesin jet, jet tempur generasi kelima andalan Beijing itu memiliki kemampuan bertahan dari kerusakan mesin.
Pihak US Naval Institute menyatakan, pesawat tersebut kemungkinan akan menjadi ancaman serius bagi pesawat, kapal dan basis militer AS, karena PLA bisa memasukkan lebih banyak J-20 ke langit.
Analis militer Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa China merasakan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kekuatan angkatan udara saat tetangganya meningkatkan kekuatan angkatan udara mereka.
”Dengan J-20 memasuki layanan tempur, China dapat melawan kekuatan militer negara-negara lain yang lebih baik,” kata Li, seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (10/2/2018).
Zhou Chenming, seorang analis militer yang juga berbasis di Beijing, mengatakan bahwa penempatan J-20 di layanan tempur dapat memicu kecurigaan dari negara lain. Namun, China mengklaim tujuannya untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Pengumuman dari angkatan udara China tersebut muncul dua hari setelah Beijing mengumumkan jet tempur Su-35 yang dibeli dari Rusia ikut ambil bagian dalam patroli tempur di Laut China Selatan yang disengketakan.
Juru bicara Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Shen Jinke membenarkan bahwa jet tempur J-20 sudah masuk ke unit tempur. “Akan membantu angkatan udara lebih baik dalam mengepalai misi suci untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan integritas teritorial nasional,” katanya.
Shen mengatakan angkatan udara bergerak menuju sebuah dinas militer modern yang dapat beroperasi di semua lini, dan telah menjadi kekuatan yang efektif untuk mengendalikan, menahan dan memenangkan perang.
Jet tempur siluman ini mulai memasuki dinas militer China pada bulan September lalu. Menurut angkatan udara China, J-20 telah menjalani latihan tempur bersama jet tempur J-16 dan J-10C selama sembilan hari pada bulan lalu.
J-20 yang didukung dengan dua mesin jet dirancang untuk stealth dan manuver di udara. Menurut Centre for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington, dengan dukungan dua mesin jet, jet tempur generasi kelima andalan Beijing itu memiliki kemampuan bertahan dari kerusakan mesin.
Pihak US Naval Institute menyatakan, pesawat tersebut kemungkinan akan menjadi ancaman serius bagi pesawat, kapal dan basis militer AS, karena PLA bisa memasukkan lebih banyak J-20 ke langit.
Analis militer Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa China merasakan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kekuatan angkatan udara saat tetangganya meningkatkan kekuatan angkatan udara mereka.
”Dengan J-20 memasuki layanan tempur, China dapat melawan kekuatan militer negara-negara lain yang lebih baik,” kata Li, seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (10/2/2018).
Zhou Chenming, seorang analis militer yang juga berbasis di Beijing, mengatakan bahwa penempatan J-20 di layanan tempur dapat memicu kecurigaan dari negara lain. Namun, China mengklaim tujuannya untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Pengumuman dari angkatan udara China tersebut muncul dua hari setelah Beijing mengumumkan jet tempur Su-35 yang dibeli dari Rusia ikut ambil bagian dalam patroli tempur di Laut China Selatan yang disengketakan.
(mas)