Pulau Ini Berganti Negara Setiap Enam Bulan Sekali

Minggu, 28 Januari 2018 - 18:47 WIB
Pulau Ini Berganti Negara Setiap Enam Bulan Sekali
Pulau Ini Berganti Negara Setiap Enam Bulan Sekali
A A A
PARIS - Pulau di Eropa ini unik, karena berganti negara setiap enam bulan sekali tanpa melalui perang atau konflik. Faisans, nama pulau yang berganti negara antara Prancis dan Spanyol tiap setengah tahun sekali.

Mengutip laporan BBC, Minggu (28/1/2018), pada pekan depan Prancis akan menyerahkan pulau seluas 3.000 meter persegi itu ke Spanyol. Tapi dalam waktu enam bulan Spanyol akan menyerahkan kembali pulau tersebut ke Prancis secara sukarela. Hal ini terjadi sudah lebih dari 350 tahun.

Pulau Faisans—ada yang menamainya Pheasant—terletak di tengah Sungai Bidassoa yang membelah Prancis dan Spanyol.

Pulau damai ini dipenuhi pepohonan dan rerumputan yang dipangkas rapi. Sebuah monumen kuno berdiri di pulau ini sebagai tanda penghormatan pada peristiwa bersejarah yang luar biasa pada tahun 1659.

Meski berganti negara tiap enam bulan sekali tanpa perang, pulau Faisans bukan tujuan wisata layaknya Mont St Michel. Tidak ada yang tinggal di pulau itu, dan orang-orang tidak dapat mengunjunginya.

Teka-teki Pulau Faisans berganti kedaulatan setiap setengah tahun ini adalah hasil perang di masa lampau. Ketika Perang 30 Tahun antara Prancis dan Spanyol secara resmi berakhir pada tahun 1648, kekerasan dan campur tangan politik antara kedua negara itu berlanjut sampai 1659, ketika Perjanjian Pyrenees ditandatangani.

Perjanjian itu membutuhkan lokasi simbolis dan netral untuk menandatanganinya. Kedua negara lantas memilih Pulau Faisans, yang berlokasi tepat di antara wilayah kedua negara. Kesepakatan damai melalui Perjanjian Pyrenees disegel dengan sebuah pernikahan kerajaan, yang saat itu Raja Prancis Louis XIV menikahi putri Raja Spanyol Philippe IV.

Sejak saat itu, pejabat dari kedua negara mengubah Perjanjian Pyrenees untuk memastikan bahwa pulau itu dipertukarkan antarnegara satu sama lain setiap enam bulan sebagai simbol kedamaian dan kesetaraan.

Selama enam bulan mulai dari 1 Februari sampai 31 Juli, Pulau Faisans berada di bawah pemerintahan Spanyol dan untuk enam bulan berikutnya berada di bawah kekuasaan Prancis. Kedaulatan bersama semacam ini disebut kondominium.

Komandan angkatan laut di Kota San Sebastian Spanyol dan di Kota Bayonne Prancis bertindak sebagai pemimpin pulau tersebut. Namun akhirnya Wali Kota Irun dan Hendaye yang akan bergantian menjaga Pulau Faisans.

Meski tak dihuni, pulau itu dirawat Benoit Ugartemendia selaku pengelola divisi taman untuk dewan daerah di Hendaye. Tim kecil saban setahun sekali menyambangi pulau itu dengan kapal untuk memangkas rumput dan cabang pohon.

Kondisi Pulau Faisans telah terkikis dan kehilangan hampir setengah dari ukuran awalnya selama berabad-abad. Penyebabnya adalah salju yang meleleh turun dari Pyrenees dan masuk ke sungai. Meski demikian, Prancis dan Spanyol tidak ingin menghabiskan uang untuk membangun pertahanan di pulau itu.

Sejak tahun 1659, Pulau Faisans telah bolak-balik berganti negara lebih dari 700 kali, dan sampai hari ini tetap merupakan simbol perdamaian dan netralitas yang kuat, meskipun aneh.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5566 seconds (0.1#10.140)