Senang Duo Korea Akur, DK PBB Tegaskan Sanksi Jalan Terus
A
A
A
NEW YORK - Dewan Keamanan (DK) PBB menyambut baik interaksi terakhir yang terjadi di Semenanjung Korea. Kendati demikikan, DK PBB juga tetap bersikap keras dalam menegakkan sanksi terhadap rezim Pyongyang.
"Anggota Dewan Keamanan menyambut baik langkah terakhir dan komunikasi yang telah terjadi antara DPRK dan Republik Korea," Duta Besar Kazakhstan untuk PBB, Kairat Umarov, yang menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan untuk bulan ini menggunakan sebuatan resmi untuk Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel).
"Anggota dewan mencatat bahwa dialog awal antara kedua negara Korea dapat membuka kemungkinan untuk percaya diri dan membangun kepercayaan di Semenanjung Korea, untuk mengurangi ketegangan dan dorongan menuju de-nuklearisasi," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (11/1/2018).
Ia mengatakan mereka menyatakan harapan bahwa interaksi semacam itu benar-benar akan mengarah pada de-nuklearisasi Semenanjung Korea.
Terlepas dari perkembangan positifnya, DK PBB tidak akan mengalah pada sanksi terhadap Korut karena senjata nuklir dan program rudal balistiknya. DK PBB sejauh ini telah mengadopsi 10 resolusi yang berisi sanksi terhadap DPRK sejak 2006.
"Anggota Dewan Keamanan mengulangi bahwa DPRK dan semua negara anggota lainnya harus secara komprehensif dan ketat menerapkan semua resolusi Dewan Keamanan yang relevan," tegas Umarov.
Korut dan Korsel pada hari Selasa memulai perundingan tingkat tinggi, yang pertama dalam waktu sekitar dua tahun, di desa gencatan senjata Panmunjom yang berada di antara perbatasan yang dijaga ketat antara kedua tetangga tersebut.
Sebuah siaran pers bersama yang dikeluarkan setelah dialog tersebut mengatakan bahwa Korut telah sepakat untuk mengirim sebuah delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang dimulai pada bulan Februari di wilayah timur Korsel, Pyeongchang, dan Paralimpiade 2018 di bulan Maret.
Baca Juga: Korsel Pastikan Korut Ikut dalam Olimpiade Musim Dingin
Seoul dan Pyongyang juga sepakat untuk mengadakan dialog terpisah antara otoritas militer mereka setelah menyetujui bahwa mereka harus melakukan upaya bersama untuk mengurangi ketegangan militer dan menciptakan lingkungan yang damai di Semenanjung Korea, antara lain.
Korut juga telah membuka kembali sebuah hotline militer dengan Korsel melintasi perbatasan barat pada hari Selasa dalam pembicaraan tingkat tinggi antar-Korea.
Baca Juga: Korut Kembali Buka Hotline Militer dengan Korsel
"Anggota Dewan Keamanan menyambut baik langkah terakhir dan komunikasi yang telah terjadi antara DPRK dan Republik Korea," Duta Besar Kazakhstan untuk PBB, Kairat Umarov, yang menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan untuk bulan ini menggunakan sebuatan resmi untuk Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel).
"Anggota dewan mencatat bahwa dialog awal antara kedua negara Korea dapat membuka kemungkinan untuk percaya diri dan membangun kepercayaan di Semenanjung Korea, untuk mengurangi ketegangan dan dorongan menuju de-nuklearisasi," imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (11/1/2018).
Ia mengatakan mereka menyatakan harapan bahwa interaksi semacam itu benar-benar akan mengarah pada de-nuklearisasi Semenanjung Korea.
Terlepas dari perkembangan positifnya, DK PBB tidak akan mengalah pada sanksi terhadap Korut karena senjata nuklir dan program rudal balistiknya. DK PBB sejauh ini telah mengadopsi 10 resolusi yang berisi sanksi terhadap DPRK sejak 2006.
"Anggota Dewan Keamanan mengulangi bahwa DPRK dan semua negara anggota lainnya harus secara komprehensif dan ketat menerapkan semua resolusi Dewan Keamanan yang relevan," tegas Umarov.
Korut dan Korsel pada hari Selasa memulai perundingan tingkat tinggi, yang pertama dalam waktu sekitar dua tahun, di desa gencatan senjata Panmunjom yang berada di antara perbatasan yang dijaga ketat antara kedua tetangga tersebut.
Sebuah siaran pers bersama yang dikeluarkan setelah dialog tersebut mengatakan bahwa Korut telah sepakat untuk mengirim sebuah delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang dimulai pada bulan Februari di wilayah timur Korsel, Pyeongchang, dan Paralimpiade 2018 di bulan Maret.
Baca Juga: Korsel Pastikan Korut Ikut dalam Olimpiade Musim Dingin
Seoul dan Pyongyang juga sepakat untuk mengadakan dialog terpisah antara otoritas militer mereka setelah menyetujui bahwa mereka harus melakukan upaya bersama untuk mengurangi ketegangan militer dan menciptakan lingkungan yang damai di Semenanjung Korea, antara lain.
Korut juga telah membuka kembali sebuah hotline militer dengan Korsel melintasi perbatasan barat pada hari Selasa dalam pembicaraan tingkat tinggi antar-Korea.
Baca Juga: Korut Kembali Buka Hotline Militer dengan Korsel
(ian)