AS Siap Jatuhkan Sanksi kepada Iran
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan menjatuhkan sanksi kepada individu dan organisasi Iran yang terlibat dalam tindakan keras terhadap demonstran. Namun sebelumnya, AS akan mengumpulkan informasi agar dapat memungkinkannya mengajukan sanksi tersebut.
Seorang pejabat senior AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengakui bahwa demonstrasi tersebut tidak terduga dan Washington secara aktif mengumpulkan informasi tentang tindakan keras Iran.
"Idenya adalah untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi itu ke dalam mesin sanksi," kata pejabat itu, mencatat bahwa pemerintahan Trump sudah memiliki wewenang kuat untuk menargetkan individu atau organisasi untuk pelanggaran hak asasi manusia, penyensoran atau untuk mencegah kebebasa berkumpul.
"Hak asasi manusia, penyensoran, kebebasan berkumpul - kita memiliki otoritas yang ada sehingga kita dapat melakukan tindakan. Itu membutuhkan informasi," ujar pejabat itu lagi seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/1/2018).
"Tapi ada banyak informasi di luar sana sehingga kami berniat untuk mulai merakitnya dan melihat apa yang bisa kami lakukan," imbuhnya.
Pejabat AS tersebut membuka kemungkinan bahwa demonstrasi pada awalnya terkait dengan perlawanan terhadap Rouhani yang lebih konservatif. Namun ia mengatakan bahwa hal itu cepat berubah menjadi pemberontakan spontan dan lebih luas yang membuat Teheran lengah.
Banyak pemrotes menggerutu atas apa yang mereka lihat sebagai kegagalan pemerintah Rouhani untuk memenuhi janji-janji akan lebih banyak pekerjaan dan investasi sebagai dividen kesepakatan nuklir.
Pejabat itu lantas mengatakan AS percaya bahwa orang Iran marah karena jumlah bantuan sanksi yang tidak proporsional diarahkan pada layanan keamanan negara.
Namun, tidak jelas bagaimana demonstrasi tersebut dapat mempengaruhi pemikiran Trump mengenai pakta nuklir 2015 yang mengurangi tekanan ekonomi terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.
Trump harus memutuskan pada pertengahan Januari ini apakah akan melanjutkan pembebasan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran berdasarkan ketentuan kesepakatan internasional.
Jika dia mengulangi sanksi terhadap minyak, itu bisa meningkatkan rasa sakit ekonomi bagi para pemimpin Iran. Namun para analis mengatakan bahwa hal itu juga dapat mengirim pesan yang salah mengenai dukungan AS untuk rakyat Iran di tengah tantangan paling berani bagi kepemimpinan Teheran dalam satu dekade.
Ditanya tentang sanksi tersebut, pejabat AS mengatakan tidak ada keputusan yang tercapai.
"Kami masih punya waktu. Kami menyiapkan pilihan untuk presiden. Terlalu cepat untuk mengatakannya," kata pejabat tersebut.
Seorang pejabat senior AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengakui bahwa demonstrasi tersebut tidak terduga dan Washington secara aktif mengumpulkan informasi tentang tindakan keras Iran.
"Idenya adalah untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi itu ke dalam mesin sanksi," kata pejabat itu, mencatat bahwa pemerintahan Trump sudah memiliki wewenang kuat untuk menargetkan individu atau organisasi untuk pelanggaran hak asasi manusia, penyensoran atau untuk mencegah kebebasa berkumpul.
"Hak asasi manusia, penyensoran, kebebasan berkumpul - kita memiliki otoritas yang ada sehingga kita dapat melakukan tindakan. Itu membutuhkan informasi," ujar pejabat itu lagi seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/1/2018).
"Tapi ada banyak informasi di luar sana sehingga kami berniat untuk mulai merakitnya dan melihat apa yang bisa kami lakukan," imbuhnya.
Pejabat AS tersebut membuka kemungkinan bahwa demonstrasi pada awalnya terkait dengan perlawanan terhadap Rouhani yang lebih konservatif. Namun ia mengatakan bahwa hal itu cepat berubah menjadi pemberontakan spontan dan lebih luas yang membuat Teheran lengah.
Banyak pemrotes menggerutu atas apa yang mereka lihat sebagai kegagalan pemerintah Rouhani untuk memenuhi janji-janji akan lebih banyak pekerjaan dan investasi sebagai dividen kesepakatan nuklir.
Pejabat itu lantas mengatakan AS percaya bahwa orang Iran marah karena jumlah bantuan sanksi yang tidak proporsional diarahkan pada layanan keamanan negara.
Namun, tidak jelas bagaimana demonstrasi tersebut dapat mempengaruhi pemikiran Trump mengenai pakta nuklir 2015 yang mengurangi tekanan ekonomi terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.
Trump harus memutuskan pada pertengahan Januari ini apakah akan melanjutkan pembebasan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran berdasarkan ketentuan kesepakatan internasional.
Jika dia mengulangi sanksi terhadap minyak, itu bisa meningkatkan rasa sakit ekonomi bagi para pemimpin Iran. Namun para analis mengatakan bahwa hal itu juga dapat mengirim pesan yang salah mengenai dukungan AS untuk rakyat Iran di tengah tantangan paling berani bagi kepemimpinan Teheran dalam satu dekade.
Ditanya tentang sanksi tersebut, pejabat AS mengatakan tidak ada keputusan yang tercapai.
"Kami masih punya waktu. Kami menyiapkan pilihan untuk presiden. Terlalu cepat untuk mengatakannya," kata pejabat tersebut.
(ian)