ISIS Punya 10 Ribu Anggota di Afghanistan

Minggu, 24 Desember 2017 - 03:18 WIB
ISIS Punya 10 Ribu Anggota...
ISIS Punya 10 Ribu Anggota di Afghanistan
A A A
MOSKOW - Kelompok teroris ISIS memiliki lebih dari 10 ribu pejuang loyal di Afghanistan, dan Moskow yakin Amerika Serikat (AS) mungkin meremehkan ancaman mereka. Demikian pernyataan pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.

Kepala departemen Timur Tengah Kemlu Rusia, Zamir Kabulov mengatakan, ISIS telah terusir dari markasnya di Suriah dan Irak pada tahun ini oleh operasi militer terpisah koalisi pimpinan AS dan tentar Suriah yang didukung Rusia. Banyak anggotanya yang melarikan diri dan berakhir di Afghanistan, di mana kelompok teroris itu memiliki 10 ribu tentara saat ini.

"Rusia adalah salah satu negara pertama yang memperingatkan tentang perluasan ISIS ke Afghanistan," katanya seperti disitat dari Russia Today, Minggu (24/12/2017).

"Akhir-akhir ini ISIS telah meningkatkan kehadirannya di negara ini. Perkiraan kami adalah bahwa kekuatan mereka di sana lebih kuat dari 10.000 tentara dan terus bertambah. Itu termasuk pejuang baru dengan pengalaman tempur yang diterima di Suriah dan Irak," ungkapnya.

Kabulov menambahkan pasukan ISIS terkuat berada di utara Afghanistan di perbatasan dengan Tajikistan dan Turkmenistan. Wilayah ini menjadi perhatian Rusia, karena memiliki hubungan historis yang dekat dengan kedua negara.

"Tujuannya pasti untuk memperluas pengaruhnya di luar Afghanistan, yang mereka gunakan sebagai landasan aksi. Hal ini menimbulkan ancaman keamanan yang signifikan bagi Asia Tengah dan bagian selatan Rusia," Kabulov menekankan.

Diplomat tersebut mengatakan bahwa Rusia dan AS memiliki perbedaan pendapat tentang seberapa besar ancaman yang ditimbulkannya di Afghanistan dan Asia Tengah. Washington fokus untuk memerangi Taliban dan sedang dalam proses mengucilkan negara-negara lain di wilayah tersebut, yang Amerika kritik karena gagal memberikan tekanan yang cukup besar pada gerakan militan tersebut, sambil mengabaikan kegagalannya sendiri.

"Mengingat kenyataan di lapangan, yaitu bahwa Taliban menguasai setengah dari negara tersebut, orang dapat mengajukan pertanyaan: apakah AS menarik tekanannya? Rusia siap untuk melakukan kerja sama dengan mitra internasional berdasarkan kesetaraan dan mempertimbangkan kepentingan nasional semua negara di kawasan ini," kata Kabulov, yang tampaknya mengacu pada perseteruan Washington dengan Pakistan.

AS menuduh Islamabad gagal memerangi Taliban dengan benar dan mengancamnya dengan akibatnya jika Pakistan meningkatkan operasi pemberontakan di wilayah kesukuannya. Kritikan tersebut memicu sentimen anti-Amerika di kalangan komandan militer Pakistan.

Kabulov mengatakan Moskow siap untuk bekerja sama dengan Washington guna meningkatkan stabilitas di Afghanistan, dan mengatakan bahwa keputusan Amerika untuk menghentikan kerja sama semacam itu, bukan Rusia. Pada bulan April, Moskow mengundang AS untuk ambil bagian dalam perundingan damai Afghanistan yang diselenggarakan oleh Rusia, namun AS menolak untuk berpartisipasi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)