Putra Mahkota Arab Saudi Diundang ke Israel

Jum'at, 15 Desember 2017 - 01:43 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Diundang ke Israel
Putra Mahkota Arab Saudi Diundang ke Israel
A A A
TEL AVIV - Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz mengundang Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) berkunjung ke negara Yahudi tersebut. Sebaliknya, dia berharap Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud mengundang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Riyadh.

Yisrael Katz mengatakan kepada situs berita Saudi, Elaph, pada hari Rabu bahwa Israel akan dengan senang hati menjadi tuan rumah pangeran mahkota berpengaruh itu di tengah rumor “mesra”-nya kedua negara.

Namun, media Saudi itu mengedit hasil wawancara dengan tidak menyertakan undangan Katz untuk MbS dalam artikelnya.

Surat kabar Israel, Haaretz, yang berbicara dengan Katz, memastikan bahwa menteri Israel itu benar-benar mengundang putra putra Raja Salman ke negaranya.

”Dia mengatakan bahwa dia meminta Raja (Salman) untuk mengundang (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu secara resmi ke Riyadh, dan dia meminta MbS, Mohammed bin Salman, anak laki-laki tersebut, untuk datang dan mengunjungi Israel,” juru bicara Katz, Arye Shalicar, yang dilansir semalam (14/12/2017).

Baca Juga: Negara-negara Muslim Akui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Katz mengundang MbS karena melihat sosok pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi itu sebagai tokoh yang bisa menjadi mediator perdamaian antara Israel dan Palestina.

Katz memuji Arab Saudi sebagai pemimpin dunia Arab. Menurutnya, kerajaan tersebut memiliki tempat dalam inisiatif perdamaian Israel-Palestina.

Arab Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi, namun berbagai laporan baru-baru ini menyebutkan bahwa kedua negara terlibat kerja sama rahasia dalam mengatasi musuh bersama mereka, Iran.

Undangan Katz untuk MbS muncul di tengah memanasnya polemik pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel.

Baca Juga: Raja Salman: Hak Palestina Merdeka Beribukota di Yerusalem Timur

Raja Salman sendiri dalam pidato di hadapan Dewan Syura Kerajaan Saudi di Riyadh yang disiarkan stasiun televisi pemerintah mengutuk keputusan Presiden AS soal Yerusalem. Sikap resmi Raja Salman ini disampaikan hari Rabu saat negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar KTT Luar Biasa di Istanbul, Turki.

Arab Saudi, yang menjadi tuan rumah sekretariat OKI, hanya mengirim seorang pejabat senior kementerian luar negeri dalam KTT tersebut.

”Kerajaan telah menyerukan sebuah solusi politik untuk menyelesaikan krisis regional, yang terpenting adalah masalah Palestina dan pemulihan hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk hak untuk mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” kata Raja Salman.

Keputusan Presiden AS Donald Trump, lanjut Raja Salman, mewakili bias ekstrem terhadap hak-hak rakyat Palestina di Yerusalem yang telah dijamin oleh resolusi internasional.

“Saya mengulangi penghukuman Kerajaan dan penyesalan yang kuat atas keputusan AS mengenai Yerusalem, karena menghapus hak-hak bersejarah rakyat Palestina di Yerusalem,” lanjut Raja Salman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4890 seconds (0.1#10.140)