Rusia Tutup Kedubesnya di Yaman
A
A
A
MOSKOW - Rusia telah mencabut kehadiran diplomatiknya di Yaman dan semua stafnya telah meninggalkan negara tersebut karena situasi di Ibu Kota Sanaa. Begitu pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Duta Besar Rusia untuk Yaman dan beberapa staf diplomatik akan bekerja sementara di luar Riyadh di negara tetangga Arab Saudi," tulis kantor berita Interfax Rusia mengutip pernyataan kementerian luar negeri tersebut yang disitir Al Jazeera, Rabu (13/12/2017).
Sebelumnya pada hari Selasa, kantor berita negara Saudi SPA melaporkan bahwa sebuah pesawat Rusia telah mengevakuasi staf kedutaan dan beberapa warga Rusia dari Sanaa.
Kantor berita ini mengutip sumber resmi di koalisi pimpinan Arab Saudi yang mengatakan telah menerima permintaan izin untuk sebuah pesawat Rusia guna mengevakuasi staf diplomatnya, dan bahwa pesawat tersebut telah meninggalkan bandara Sanaa.
Dalam sebuah pernyataan di bulan Agustus, kedutaan Rusia di Yaman telah menyatakan keprihatinannya atas tingginya serangan udara oleh koalisi Arab di kota-kota Yaman dan kota-kota yang sering menyebabkan korban sipil.
"Moskow masih percaya bahwa tidak ada alternatif untuk menghentikan kekerasan secara dini," kata pernyataan tersebut, mendesak sebuah resolusi melalui perundingan damai yang didukung PBB.
Konflik di negara Semenanjung Arab itu telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan pengungsi sekitar tiga juta lainnya, menurut PBB.
Jutaan orang Yaman sedang berjuang dengan kelaparan dan penyakit, termasuk epidemi kolera terburuk yang tercatat, yang telah menginfeksi sekitar satu juta orang.
Di tengah meningkatnya tekanan internasional, Arab Saudi mulai mengizinkan beberapa bantuan kemanusiaan memasuki negara tersebut pada minggu terakhir bulan November.
Baca Juga: Bantuan Medis dan Relawan Mulai Berdatangan di Yaman
"Duta Besar Rusia untuk Yaman dan beberapa staf diplomatik akan bekerja sementara di luar Riyadh di negara tetangga Arab Saudi," tulis kantor berita Interfax Rusia mengutip pernyataan kementerian luar negeri tersebut yang disitir Al Jazeera, Rabu (13/12/2017).
Sebelumnya pada hari Selasa, kantor berita negara Saudi SPA melaporkan bahwa sebuah pesawat Rusia telah mengevakuasi staf kedutaan dan beberapa warga Rusia dari Sanaa.
Kantor berita ini mengutip sumber resmi di koalisi pimpinan Arab Saudi yang mengatakan telah menerima permintaan izin untuk sebuah pesawat Rusia guna mengevakuasi staf diplomatnya, dan bahwa pesawat tersebut telah meninggalkan bandara Sanaa.
Dalam sebuah pernyataan di bulan Agustus, kedutaan Rusia di Yaman telah menyatakan keprihatinannya atas tingginya serangan udara oleh koalisi Arab di kota-kota Yaman dan kota-kota yang sering menyebabkan korban sipil.
"Moskow masih percaya bahwa tidak ada alternatif untuk menghentikan kekerasan secara dini," kata pernyataan tersebut, mendesak sebuah resolusi melalui perundingan damai yang didukung PBB.
Konflik di negara Semenanjung Arab itu telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan pengungsi sekitar tiga juta lainnya, menurut PBB.
Jutaan orang Yaman sedang berjuang dengan kelaparan dan penyakit, termasuk epidemi kolera terburuk yang tercatat, yang telah menginfeksi sekitar satu juta orang.
Di tengah meningkatnya tekanan internasional, Arab Saudi mulai mengizinkan beberapa bantuan kemanusiaan memasuki negara tersebut pada minggu terakhir bulan November.
Baca Juga: Bantuan Medis dan Relawan Mulai Berdatangan di Yaman
(ian)