PM Abadi: ISIS Telah Diusir dari Irak
A
A
A
BAGHDAD - Perdana Menteri Haider al-Abadi mengatakan pasukan Irak telah mengusir sisa-sisa kelompok negara Islam (ISIS) dari negara tersebut. Irak membutuhkan waktu tiga tahun untuk melakukanya setelah kelompok militan tersebut menguasai sekitar sepertiga wilayah negara itu.
Pengumuman tersebut diumumkan dua hari setelah militer Rusia mengumumkan kekalahan militan di negara tetangga Suriah, tempat Moskow mendukung pasukan pemerintah Suriah.
Pasukan Irak merebut kembali daerah-daerah terakhir yang masih berada di bawah kendali ISIS di sepanjang perbatasan dengan Suriah, televisi pemerintah mengutip Abadi mengatakan kepada sebuah konferensi media di Baghdad.
Beberapa skuadron helikopter Irak terbang di atas Baghdad membawa bendera Irak pada siang hari, dalam sebuah latihan yang jelas untuk sebuah parade kemenangan yang akan direncanakan Irak dalam beberapa hari mendatang.
"Panglima Tertinggi @Haider AlAbadi mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Irak telah mengamankan gurun barat dan seluruh perbatasan Suriah, mengatakan ini menandai berakhirnya perang melawan teroris Daesh yang telah benar-benar dikalahkan dan diusir dari Irak," bunyi pengumuman pemerintah federal Irak lewat Twitter seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/12/2017).
Dalam tweet terpisah, Abadi berkata: "Pasukan heroik kita kini telah mengamankan seluruh wilayah perbatasan Irak-Suriah. Kami mengalahkan Daesh melalui persatuan dan pengorbanan kami untuk bangsa ini. Jayalah Irak dan rakyatnya."
Sedangkan dalam pidatonya pada konferensi media, Abadi mengatakan kemenangan diraih berkat persatuan, sebuah referensi untuk kontribusi berbagai komunitas, termasuk pejuang suku Sunni.
Daesh adalah akronim bahasa Arab untuk ISIS.
Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang telah mendukung pasukan Irak melawan ISIS menyambut baik berita tersebut dalam sebuah tweet.
"Koalisi mengucapkan selamat kepada rakyat Irak atas kemenangan signifikan mereka melawan #Daesh. Kami berdiri di samping mereka saat mereka menetapkan syarat untuk mendapatkan jati diri yang aman dan sejahtera," bunyi tweet tersebut.
Mosul, Ibu Kota de facto ISIS di Irak, jatuh pada bulan Juli lalu setelah kampanye sembilan bulan yang melelahkan dengan didukung oleh koalisi pimpinan AS di mana sebagian besar kota Irak utara itu hancur.
Sementara Ibu Kota ISIS di Suriah, Raqqa, juga jatuh ke tangan koalisi pimpinan Kurdi yang didukung AS pada bulan September.
Pengumuman tersebut diumumkan dua hari setelah militer Rusia mengumumkan kekalahan militan di negara tetangga Suriah, tempat Moskow mendukung pasukan pemerintah Suriah.
Pasukan Irak merebut kembali daerah-daerah terakhir yang masih berada di bawah kendali ISIS di sepanjang perbatasan dengan Suriah, televisi pemerintah mengutip Abadi mengatakan kepada sebuah konferensi media di Baghdad.
Beberapa skuadron helikopter Irak terbang di atas Baghdad membawa bendera Irak pada siang hari, dalam sebuah latihan yang jelas untuk sebuah parade kemenangan yang akan direncanakan Irak dalam beberapa hari mendatang.
"Panglima Tertinggi @Haider AlAbadi mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Irak telah mengamankan gurun barat dan seluruh perbatasan Suriah, mengatakan ini menandai berakhirnya perang melawan teroris Daesh yang telah benar-benar dikalahkan dan diusir dari Irak," bunyi pengumuman pemerintah federal Irak lewat Twitter seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/12/2017).
Dalam tweet terpisah, Abadi berkata: "Pasukan heroik kita kini telah mengamankan seluruh wilayah perbatasan Irak-Suriah. Kami mengalahkan Daesh melalui persatuan dan pengorbanan kami untuk bangsa ini. Jayalah Irak dan rakyatnya."
Sedangkan dalam pidatonya pada konferensi media, Abadi mengatakan kemenangan diraih berkat persatuan, sebuah referensi untuk kontribusi berbagai komunitas, termasuk pejuang suku Sunni.
Daesh adalah akronim bahasa Arab untuk ISIS.
Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) yang telah mendukung pasukan Irak melawan ISIS menyambut baik berita tersebut dalam sebuah tweet.
"Koalisi mengucapkan selamat kepada rakyat Irak atas kemenangan signifikan mereka melawan #Daesh. Kami berdiri di samping mereka saat mereka menetapkan syarat untuk mendapatkan jati diri yang aman dan sejahtera," bunyi tweet tersebut.
Mosul, Ibu Kota de facto ISIS di Irak, jatuh pada bulan Juli lalu setelah kampanye sembilan bulan yang melelahkan dengan didukung oleh koalisi pimpinan AS di mana sebagian besar kota Irak utara itu hancur.
Sementara Ibu Kota ISIS di Suriah, Raqqa, juga jatuh ke tangan koalisi pimpinan Kurdi yang didukung AS pada bulan September.
(ian)