Trump: Yerusalem Ibu Kota Israel

Kamis, 07 Desember 2017 - 02:08 WIB
Trump: Yerusalem Ibu Kota Israel
Trump: Yerusalem Ibu Kota Israel
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah pidato di Gedung Putih.

"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/12/2017).

"Sementara presiden sebelumnya telah membuat janji kampanye besar ini, mereka gagal menyampaikannya. Hari ini, saya mengantarkan," imbuhnya.

Trump menyebut keputusannya sebagai langkah yang sudah lama terlambat untuk memajukan proses perdamaian.

Pernyataan Presiden Trump ini membalikkan kebijakan AS selama beberapa dekade. Trump juga tidak menggubris peringatan dari seluruh dunia bahwa hal itu isyarat tersebut selanjutnya mendorong perselisihan antara Israel dan Palestina.

Dalam sebuah pidato di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa pemerintahannya juga akan memulai sebuah proses untuk memindahkan kedutaan AS di Tel Aviv ke Yerusalem, yang diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.

Trump bertindak berdasarkan undang-undang tahun 1995 yang mewajibkan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Pendahulunya, Bill Clinton, George W. Bush dan Barack Obama, telah secara konsisten menunda keputusan tersebut untuk menghindari ketegangan di Timur Tengah.

Keputusan Trump cenderung menyenangkan pendukung utamanya - kelompok konservatif Republikan dan Kristen evangelis yang merupakan bagian penting dari basis politiknya.

Pembantu Trump berpendapat bahwa tindakan tersebut mencerminkan realitas Yerusalem sebagai pusat kepercayaan Yahudi dan fakta bahwa kota tersebut adalah pusat pemerintahan Israel.

Status Yerusalem - tempat suci bagi agama Islam, Yahudi dan Kristen - telah menjadi salah satu isu paling berdarah dalam upaya perdamaian Timur Tengah yang telah berjalan lama.

Israel menganggap kota itu sebagai Ibu Kota abadi dan tak terpisahkan serta menginginkan semua kedutaan besar berbasis di sana. Sementara warga Palestina menginginkan Ibu Kota negara Palestina merdeka berada di sektor timur kota, yang dikuasai Israel dalam perang Timur Tengah 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui secara internasional.

Seorang utusan Palestina mengatakan bahwa keputusan Trump adalah sebuah deklarasi perang di Timur Tengah. Paus Fransiskus meminta status quo Yerusalem untuk dihormati, mengatakan bahwa ketegangan baru akan semakin mengobarkan konflik dunia. China dan Rusia menyatakan keprihatinannya bahwa rencana tersebut dapat memperburuk permusuhan di Timur Tengah.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6519 seconds (0.1#10.140)