Blokade Israel Sebabkan Bayi-bayi di Palestina Kesulitan Dapat Perawatan Memadai
A
A
A
JAKARTA - Aktivis Indonesia di Gaza, Abdillah Onim mengatakan, setidaknya lima bayi Palestina tewas karena tidak mendapatkan perawatan yang layak. Dia menyatakan kondisi ini disebabkan oleh blokade yang dilakukan oleh Israel.
Menurut Onim, blokade tersebut membuat warga Gaza sangat kesulitan. Mereka kekurangan fasilitas yang memadai, dan mengandalkan Mesir, serta Yordania untuk mendapatkan perawatan yang mumpuni. Ketika kedua negara itu menutup perbatasan, maka perawatan yang baik hanyalah angan-angan.
"Wilayah Gaza sudah 11 tahun diblokade Israel, pintu perbatasan Gaza ditutup, dan bantuan kemanusiaan dilrang masuk Gaza. Hampir tiap hari di Gaza lima bayi tewas karena tak mendapat obat dan tak diizinkannya evakuasi anak-anak yang jadi korban," ucap Onim pada Selasa (5/12).
"Sampai saat ini pemerintah Palestina di Gaza selalu berkoordnasi dengan Mesir-Yordania agar perbatasan dibuka. Salah satu kunci pertahankan kehidupan Gaza adalah mengandalkan perbatasan. Pemerintah dan bangsa Indonesia, seperti disampaikan (Menteri Luar Negeri Retno) Marsudi, konsisten memberi dukungan pada Palestina. Bahkan akan ada program baru pembangunan pabrik air minum. Saya ditugaskan untuk memonitor program tersebut," sambungnya.
Onim juga menuturkan, Israel tampaknya berusaha untuk mengagalkan upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ini dikarenakan Israel tidak ingin Palestina bersatu dan menjadi semakin kuat.
"Kondisi terakhir, satu minggu lalu, wilayah Palestina masih diserang Israel. Tindakan ini untuk menggagalkan rekonsilisiasi dua faksi besar Hamas dan Fatah. Israel mengetahui kalau dua faksi ini bersatu, otomatis kekuatan mereka makin bertambah, ini kendala besar bagi Israel," tukasnya.
Menurut Onim, blokade tersebut membuat warga Gaza sangat kesulitan. Mereka kekurangan fasilitas yang memadai, dan mengandalkan Mesir, serta Yordania untuk mendapatkan perawatan yang mumpuni. Ketika kedua negara itu menutup perbatasan, maka perawatan yang baik hanyalah angan-angan.
"Wilayah Gaza sudah 11 tahun diblokade Israel, pintu perbatasan Gaza ditutup, dan bantuan kemanusiaan dilrang masuk Gaza. Hampir tiap hari di Gaza lima bayi tewas karena tak mendapat obat dan tak diizinkannya evakuasi anak-anak yang jadi korban," ucap Onim pada Selasa (5/12).
"Sampai saat ini pemerintah Palestina di Gaza selalu berkoordnasi dengan Mesir-Yordania agar perbatasan dibuka. Salah satu kunci pertahankan kehidupan Gaza adalah mengandalkan perbatasan. Pemerintah dan bangsa Indonesia, seperti disampaikan (Menteri Luar Negeri Retno) Marsudi, konsisten memberi dukungan pada Palestina. Bahkan akan ada program baru pembangunan pabrik air minum. Saya ditugaskan untuk memonitor program tersebut," sambungnya.
Onim juga menuturkan, Israel tampaknya berusaha untuk mengagalkan upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ini dikarenakan Israel tidak ingin Palestina bersatu dan menjadi semakin kuat.
"Kondisi terakhir, satu minggu lalu, wilayah Palestina masih diserang Israel. Tindakan ini untuk menggagalkan rekonsilisiasi dua faksi besar Hamas dan Fatah. Israel mengetahui kalau dua faksi ini bersatu, otomatis kekuatan mereka makin bertambah, ini kendala besar bagi Israel," tukasnya.
(esn)