Rusuh Pasca Pemilu Presiden di Honduras, 1 Tewas dan Puluhan Luka

Sabtu, 02 Desember 2017 - 13:59 WIB
Rusuh Pasca Pemilu Presiden di Honduras, 1 Tewas dan Puluhan Luka
Rusuh Pasca Pemilu Presiden di Honduras, 1 Tewas dan Puluhan Luka
A A A
TEGUCIGALPA - Setidaknya satu orang tewas dan 20 lainnya luka-luka akibat aksi protes yang melanda Honduras pasca pemilihan presiden. Selain itu labih dari 100 orang ditangkap karena penjarahan.

Aksi protes merebak di Honduras setelah penghitungan suara presiden ditunda dan disengketakan. Kelompok oposisi menuding telah terjadi kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu.

Honduras dijadwalkan akan mengumumkan hasil akhir pemilihan presiden yang dihelat hari Minggu pekan lalu pada Jumat malam. Namun aksi protes yang dilakukan kelompok oposisi mengenai penghitungan telah menghambatnya.

Hasil pemilihan awal Salvador Nasralla, kandidar dari kelompok oposisi dan bintang televisi, unggul lima poin lebih. Mereka kemudian menggoyang dukungan terhadap presiden kanan tengah Juan Orlando Hernandez setelah penghitungan dihentikan pada hari Senin dan dilanjutkan lagi sehari kemudian yang memicu aksi protes.

Pengadilan menyatakan akan menyerahkan 1.031 kotak suara bermasalah yang belum selesai - atau hampir enam persen dari jumlah tersebut - setelah penghitungan tersebut dihentikan dengan suara Hernandez berada di bawah kurang dari 50.000 suara, atau sekitar 1,5 poin persentase.

Namun, aliansi kiri tengah Nasralla meminta penghitungan ulang di tiga dari 18 departemen atau wilayah Honduras. Mereka juga menolak untuk menerima penghitungan khusus pengadilan sampai tuntutan untuk tinjauan yang lebih luar terpenuhi.

"Jika Juan Orlando menang, kami siap menerimanya, tapi kami tahu bukan itu yang terjadi, kami tahu bahwa Salvador menang dan itulah mengapa mereka menolak tuntutan transparansi," kata Marlon Ochoa, manajer kampanye aliansi Nasralla seperti dikutip dari SBS, Sabtu (2/12/2017).

Perhatian internasional telah berkembang mengenai krisis pemilihan di negara Amerika Tengah yang miskin itu, yang berjuang dengan gerombolan narkoba dan salah satu tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7202 seconds (0.1#10.140)