AS Perpanjang Embargo Minyak, Iran: Trump Terlalu Banyak Bicara
A
A
A
TEHERAN - Agenda anti Teheran Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meluas hingga ke pasar minyak menyusul keputusan kontroversialnya tidak mengesahkan perjanjian nuklir Iran. Terkait hal ini, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh pun angkat bicara.
Zangeneh menyatakan bahwa pemotongan pembelian dari Iran akan mempengaruhi pasar minyak internasional.
"Pasokan minyak Iran ke pasar mencapai 2,5 juta barel per hari, dan penghapusan jumlah ini pasti akan mempengaruhi pasar," kata Zangeneh sembari menambahkan jika Trump terlalu banyak bicara seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (26/11/2017).
Pernyataan menteri tersebut muncul di tengah sebuah memorandum yang dikirim oleh Presiden AS Donald Trump minggu lalu kepada menteri keuangan dan energi AS.
"Ada cukup banyak minyak dan produk minyak dari negara-negara selain Iran, dan ini memungkinkan pengurangan yang signifikan dalam volume minyak dan produk minyak bumi yang dibeli dari Iran," kata Trump.
Enam puluh persen minyak Iran dipasok ke Asia, sementara sisanya ke Eropa. Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi dan ekspor minyaknya di tengah pencabutan sanksi internasional secara bertahap. Sanksi dicabut menyusul kesepakatan JCPOA yang bersejarah dengan negara-negara P5 + 1 mencapai pada pertengahan 2015.
Pada saat yang sama, Donald Trump mempresentasikan strategi baru AS di Iran bulan lalu. Ia menambahkan bahwa pemerintahannya memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa Iran mematuhi JCPOA mengenai program nuklirnya. Setelah pengumuman Trump, banyak anggota kelompok P5 + 1 sekali lagi menyatakan bahwa mereka yakin Iran mematuhi kesepakatan nuklir tersebut.
Zangeneh menyatakan bahwa pemotongan pembelian dari Iran akan mempengaruhi pasar minyak internasional.
"Pasokan minyak Iran ke pasar mencapai 2,5 juta barel per hari, dan penghapusan jumlah ini pasti akan mempengaruhi pasar," kata Zangeneh sembari menambahkan jika Trump terlalu banyak bicara seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (26/11/2017).
Pernyataan menteri tersebut muncul di tengah sebuah memorandum yang dikirim oleh Presiden AS Donald Trump minggu lalu kepada menteri keuangan dan energi AS.
"Ada cukup banyak minyak dan produk minyak dari negara-negara selain Iran, dan ini memungkinkan pengurangan yang signifikan dalam volume minyak dan produk minyak bumi yang dibeli dari Iran," kata Trump.
Enam puluh persen minyak Iran dipasok ke Asia, sementara sisanya ke Eropa. Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi dan ekspor minyaknya di tengah pencabutan sanksi internasional secara bertahap. Sanksi dicabut menyusul kesepakatan JCPOA yang bersejarah dengan negara-negara P5 + 1 mencapai pada pertengahan 2015.
Pada saat yang sama, Donald Trump mempresentasikan strategi baru AS di Iran bulan lalu. Ia menambahkan bahwa pemerintahannya memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa Iran mematuhi JCPOA mengenai program nuklirnya. Setelah pengumuman Trump, banyak anggota kelompok P5 + 1 sekali lagi menyatakan bahwa mereka yakin Iran mematuhi kesepakatan nuklir tersebut.
(ian)