AS Perpanjang Embargo Minyak, Iran: Trump Terlalu Banyak Bicara

Minggu, 26 November 2017 - 02:18 WIB
AS Perpanjang Embargo...
AS Perpanjang Embargo Minyak, Iran: Trump Terlalu Banyak Bicara
A A A
TEHERAN - Agenda anti Teheran Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meluas hingga ke pasar minyak menyusul keputusan kontroversialnya tidak mengesahkan perjanjian nuklir Iran. Terkait hal ini, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zangeneh pun angkat bicara.

Zangeneh menyatakan bahwa pemotongan pembelian dari Iran akan mempengaruhi pasar minyak internasional.

"Pasokan minyak Iran ke pasar mencapai 2,5 juta barel per hari, dan penghapusan jumlah ini pasti akan mempengaruhi pasar," kata Zangeneh sembari menambahkan jika Trump terlalu banyak bicara seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (26/11/2017).

Pernyataan menteri tersebut muncul di tengah sebuah memorandum yang dikirim oleh Presiden AS Donald Trump minggu lalu kepada menteri keuangan dan energi AS.

"Ada cukup banyak minyak dan produk minyak dari negara-negara selain Iran, dan ini memungkinkan pengurangan yang signifikan dalam volume minyak dan produk minyak bumi yang dibeli dari Iran," kata Trump.

Enam puluh persen minyak Iran dipasok ke Asia, sementara sisanya ke Eropa. Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi dan ekspor minyaknya di tengah pencabutan sanksi internasional secara bertahap. Sanksi dicabut menyusul kesepakatan JCPOA yang bersejarah dengan negara-negara P5 + 1 mencapai pada pertengahan 2015.

Pada saat yang sama, Donald Trump mempresentasikan strategi baru AS di Iran bulan lalu. Ia menambahkan bahwa pemerintahannya memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa Iran mematuhi JCPOA mengenai program nuklirnya. Setelah pengumuman Trump, banyak anggota kelompok P5 + 1 sekali lagi menyatakan bahwa mereka yakin Iran mematuhi kesepakatan nuklir tersebut.
(ian)
Berita Terkait
Menlu Iran Tantang Trump...
Menlu Iran Tantang Trump Kembali ke Kesepakatan Nuklir 2015
Trump Surati Iran, Beri...
Trump Surati Iran, Beri Ultimatum 2 Bulan untuk Kesepakatan Nuklir Baru
Jelang Lengser, Donald...
Jelang Lengser, Donald Trump Ingin Serang Situs Nuklir Utama Iran
Oman bisa Jadi Penengah...
Oman bisa Jadi Penengah Perundingan Nuklir Baru Iran dan AS
Ogah Hadiri KTT Iran...
Ogah Hadiri KTT Iran Bentukan Putin, Trump Pilih Aktifkan Klausul Snapback
Trump Peringatkan Iran...
Trump Peringatkan Iran Jangan Main-main dengan AS!
Berita Terkini
Jemaah Masjid di Prancis...
Jemaah Masjid di Prancis Ditikam Puluhan Kali, Polisi Buru Tersangka
1 jam yang lalu
Siapa Lebih Unggul India...
Siapa Lebih Unggul India atau Pakistan dalam Senjata Nuklir?
2 jam yang lalu
India Terlalu Mengekang...
India Terlalu Mengekang Kashmir, Apakah Modi Kena Karma?
3 jam yang lalu
9 Alasan Warisan Progresif...
9 Alasan Warisan Progresif Paus Fransiskus Mengubah Gereja Katolik
4 jam yang lalu
Putin Berulang Kali...
Putin Berulang Kali Mengibuli Banyak Presiden AS, Korban Terbarunya Adalah Trump
7 jam yang lalu
Menhan Pakistan: Jihad...
Menhan Pakistan: Jihad Diciptakan oleh Barat
9 jam yang lalu
Infografis
Trump Serius Ancam Iran...
Trump Serius Ancam Iran dengan Kekuatan Militer AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved