Pesawat Pembom H-6K China Berkeliaran di Atas Laut China Selatan
A
A
A
BEIJING - Sekelompok pesawat Angkatan Udara China termasuk pesawat pembom H-6K berkeliaran di atas kawasan sengketa di Laut China Selatan. Beijing mengklaim, penerbangan sekelompok pesawat militer itu sebagai patroli tempur udara yang rutin.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Shen Jinke mengonfirmasi bahwa penerbangan sekelompok pesawat tersebut berlangsung hari Kamis lalu. Namun, Shen seperti dikutip Xinhua, Sabtu (25/11/2017), menolak merinci jumlah pesawat yang terlibat dalam patroli di kawasan sengketa itu.
“Misi tersebut menunjukkan bahwa PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) memiliki kemampuan untuk menerobos ‘First Island Chain’,” katanya mengacu pada sebuah garis yang mencakup wilayah dari Jepang hingga Taiwan.
Operasi satu hari tersebut terjadi setelah Presiden China Xi Jinping memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) siap berperang setiap saat.
”Patroli udara juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa PLAAF siap untuk bergabung dengan Angkatan Laut di laut lepas untuk segala jenis misi,” imbuh pakar keamanan Beijing Li Jie kepada South China Morning Post.
Misi sekelompok pesawat Beijing ini menandai jet-jet PLAAF pertama kali terbang di dekat Taiwan sejak berakhirnya Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis China (CPC) pada akhir Oktober lalu.
Angkatan Udara China telah berencana membuat pesawat-pesawat mereka mengitari pulau Taiwan sebagai patroli rutin. Beijing menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi China yang membangkang dan tidak pernah mengakui kemerdekaan wilayah itu.
“Sejak Kongres Nasional berakhir, Angkatan Udara telah mengasah kemampuan mereka untuk memenangkan ‘perang potensial’,” kata Shen.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Shen Jinke mengonfirmasi bahwa penerbangan sekelompok pesawat tersebut berlangsung hari Kamis lalu. Namun, Shen seperti dikutip Xinhua, Sabtu (25/11/2017), menolak merinci jumlah pesawat yang terlibat dalam patroli di kawasan sengketa itu.
“Misi tersebut menunjukkan bahwa PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) memiliki kemampuan untuk menerobos ‘First Island Chain’,” katanya mengacu pada sebuah garis yang mencakup wilayah dari Jepang hingga Taiwan.
Operasi satu hari tersebut terjadi setelah Presiden China Xi Jinping memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) siap berperang setiap saat.
”Patroli udara juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa PLAAF siap untuk bergabung dengan Angkatan Laut di laut lepas untuk segala jenis misi,” imbuh pakar keamanan Beijing Li Jie kepada South China Morning Post.
Misi sekelompok pesawat Beijing ini menandai jet-jet PLAAF pertama kali terbang di dekat Taiwan sejak berakhirnya Kongres Nasional ke-19 Partai Komunis China (CPC) pada akhir Oktober lalu.
Angkatan Udara China telah berencana membuat pesawat-pesawat mereka mengitari pulau Taiwan sebagai patroli rutin. Beijing menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi China yang membangkang dan tidak pernah mengakui kemerdekaan wilayah itu.
“Sejak Kongres Nasional berakhir, Angkatan Udara telah mengasah kemampuan mereka untuk memenangkan ‘perang potensial’,” kata Shen.
(mas)