Koalisi Arab Bombardir Bandara Yaman
A
A
A
SANAA - Koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi yang memerangi pemberontak Syiah Yaman membom bandara di Ibu Kota yang dikuasai pemberontak. Sejumlah laporan berbeda muncul mengenai tingkat kerusakan akibat serangan tersebut.
Pejabat Yaman di Sanaa, yang dikuasai pemberontak Houthi, mengatakan landasan pacu bandara dan menara navigasi darat rusak. Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan petugas perbaikan sudah bekerja untuk memperbaiki kerusakan.
Sedangkan PBB mengatakan sebagian besar bandara tetap utuh dan akan dapat menerima pengiriman bantuan begitu koalisi melonggarkan pemblokiran blokade negara yang dilanda perang tersebut.
Jamie McGoldrick, dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan bahwa staf PBB telah mengunjungi bandara tersebut dan berbicara dengan pihak berwenang di sana.
"Menara pacu, taxiway, ramp, terminal dan menara pengendali lalu lintas udara tidak terhantam serangan dan berada dalam keadaan kondisi baik," ujarnya.
"Ini tidak akan berdampak pada operasi kami begitu mereka melanjutkan," kata McGoldrick dalam sebuah email dari Amman, Yordania seperti dinukil dari New York Times, Rabu (15/11/2017).
Koalisi yang didukung Amerika Serikat (AS) itu telah berperang dengan Houthi sejak Maret 2015. Koalisi tersebut menutup semua pelabuhan udara, darat dan laut minggu lalu sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik pemberontak terhadap Riyadh.
Koalisi tersebut mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan membuka kembali pelabuhan di wilayah yang dimiliki oleh pasukan sekutu. Mereka juga akan melonggarkan pembatasan yang telah diperketat setelah penembakan rudal tersebut, yang dicegat di dekat bandara internasional Riyadh.
Namun, McGoldrick mengatakan bahwa tidak ada indikasi koalisi tersebut benar-benar mengangkat blokade sesuai dengan pengumumannya.
Dia mengatakan bahwa pengumuman koalisi mengenai ketersediaan dua pelabuhan bermanfaat di Yaman selatan. Namun kebutuhan utamanya adalah akses ke pelabuhan Laut Merah Salif dan Hodeida yang dikelola pemberontak. Kedua pelabuhan itu dekat dengan pusat populasi yang besar.
Pejabat Yaman di Sanaa, yang dikuasai pemberontak Houthi, mengatakan landasan pacu bandara dan menara navigasi darat rusak. Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan petugas perbaikan sudah bekerja untuk memperbaiki kerusakan.
Sedangkan PBB mengatakan sebagian besar bandara tetap utuh dan akan dapat menerima pengiriman bantuan begitu koalisi melonggarkan pemblokiran blokade negara yang dilanda perang tersebut.
Jamie McGoldrick, dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan bahwa staf PBB telah mengunjungi bandara tersebut dan berbicara dengan pihak berwenang di sana.
"Menara pacu, taxiway, ramp, terminal dan menara pengendali lalu lintas udara tidak terhantam serangan dan berada dalam keadaan kondisi baik," ujarnya.
"Ini tidak akan berdampak pada operasi kami begitu mereka melanjutkan," kata McGoldrick dalam sebuah email dari Amman, Yordania seperti dinukil dari New York Times, Rabu (15/11/2017).
Koalisi yang didukung Amerika Serikat (AS) itu telah berperang dengan Houthi sejak Maret 2015. Koalisi tersebut menutup semua pelabuhan udara, darat dan laut minggu lalu sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik pemberontak terhadap Riyadh.
Koalisi tersebut mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan membuka kembali pelabuhan di wilayah yang dimiliki oleh pasukan sekutu. Mereka juga akan melonggarkan pembatasan yang telah diperketat setelah penembakan rudal tersebut, yang dicegat di dekat bandara internasional Riyadh.
Namun, McGoldrick mengatakan bahwa tidak ada indikasi koalisi tersebut benar-benar mengangkat blokade sesuai dengan pengumumannya.
Dia mengatakan bahwa pengumuman koalisi mengenai ketersediaan dua pelabuhan bermanfaat di Yaman selatan. Namun kebutuhan utamanya adalah akses ke pelabuhan Laut Merah Salif dan Hodeida yang dikelola pemberontak. Kedua pelabuhan itu dekat dengan pusat populasi yang besar.
(ian)