AS Desak Myanmar Berikan Akses ke Daerah Krisis Rakhine

Jum'at, 08 September 2017 - 11:25 WIB
AS Desak Myanmar Berikan...
AS Desak Myanmar Berikan Akses ke Daerah Krisis Rakhine
A A A
WASHINGTON - Washington mengutuk serangan mematikan oleh militer dan pemberontak. Serangan itu terjadi saat Aung San Suu Kyi mengatakan bahwa dia berusaha melindungi semua orang.

Baca Juga: Suu Kyi Mengaku Telah Berusaha Melindungi Warga Rohingya

Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya tentang krisis di Myanmar. AS mendesak pihak berwenang untuk mengizinkan akses kemanusiaan ke negara bagian Rakhine yang memberontak karena aksi kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya terus berlanjut.

Pengungsi yang tiba di kamp-kamp yang sudah penuh sesak di negara tetangga Bangladesh, banyak yang kelelahan dan sangat lapar, telah membawa kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran yang meluas. Sekitar 164 ribu orang Rohingya telah melarikan diri sejak kekerasan meletus dua pekan lalu.

"Ada pemindahan populasi lokal yang signifikan menyusul tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang serius - termasuk pembakaran massal di desa Rohingya dan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan dan juga warga sipil bersenjata," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (8/9/2017).

"Kami kembali mengecam serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Myanmar, namun bergabung dengan masyarakat internasional untuk meminta pasukan tersebut mencegah serangan lebih lanjut terhadap penduduk lokal," sambungnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 250 ribu pengungsi, kebanyakan dari mereka Rohingya, telah meninggalkan Myanmar ke Bangladesh sejak kekerasan dimulai pada bulan Oktober yang lalu.

Saksi mata mengatakan bahwa seluruh desa telah dibakar sampai habis karena gerilyawan Rohingya melancarkan serangkaian serangan pada 25 Agustus, yang memicu tindakan keras pimpinan militer terakhir.

Pemantau HAM dan Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa tentara Myanmar telah berusaha untuk memaksa mereka keluar dari negara bagian Rakhine dengan sebuah kampanye pembakaran dan pembunuhan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7941 seconds (0.1#10.140)