China Protes Keras Kenekatan Korsel Sebar Peluncur THAAD
A
A
A
BEIJING - China mengajukan protes keras terhadap Korea Selatan (Korsel) yang nekat menyebarkan empat peluncur tambahan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Menurut Beijing, kenekatan Seoul ini bisa memicu konfrontasi di Semenanjung Korea.
Protes disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam sebuah konferensi pers reguler pada hari Kamis. Sehari sebelumnya, Beijing mengungkapkan keprihatinan yang serius atas keputusan Seoul untuk menggunakan peluncur tambahan sistem anti-rudal canggih Amerika Serikat (AS) tersebut.
“Langkah tersebut sama sekali tidak dapat menangani masalah keamanan negara-negara yang terkait, yang terlibat dalam kebuntuan Korea Utara,” katanya.
Sebaliknya, kata Geng, hal itu hanya akan merongrong keseimbangan strategis regional dan membahayakan kepentingan keamanan strategis China dan negara-negara regional lainnya.
”Selain itu, ini akan memperburuk ketegangan dan konfrontasi di Semenanjung Korea serta mempersulit masalah di Semenanjung Korea,” papar dia.
Geng juga mengatakan bahwa Beijing mendesak Washington dan Seoul untuk segera menghentikan penyebaran dan menghapus peralatan terkait.
Korsel mengerahkan empat peluncur THAAD tambahan ke pangkalan Pasukan AS-Korea (USFK) di Seongju pada hari Kamis pagi, hanya empat hari setelah Pyongyang meluncurkan uji coba senjata nuklir keenam dan yang paling kuat.
Kenekatan Seoul untuk menyebarkan empat peluncur tambahan THAAD tersebut memicu protes sekitar 400 warga Korsel di Seongju. Menurut seorang pejabat pemadam kebakaran di Seongju kepada AP, semalam (7/9/2017), sebanyak 38 orang, termasuk enam petugas, terluka dalam bentrokan antara polisi dan demonstran.
Sistem anti-rudal THAAD, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek dan menengah, telah lama menjadi sumber kontroversi.
Beberapa warga Korsel mengklaim senjata canggih AS itu akan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Dampak lain, Seongju akan menjadi target utama serangan Korut.
Protes disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam sebuah konferensi pers reguler pada hari Kamis. Sehari sebelumnya, Beijing mengungkapkan keprihatinan yang serius atas keputusan Seoul untuk menggunakan peluncur tambahan sistem anti-rudal canggih Amerika Serikat (AS) tersebut.
“Langkah tersebut sama sekali tidak dapat menangani masalah keamanan negara-negara yang terkait, yang terlibat dalam kebuntuan Korea Utara,” katanya.
Sebaliknya, kata Geng, hal itu hanya akan merongrong keseimbangan strategis regional dan membahayakan kepentingan keamanan strategis China dan negara-negara regional lainnya.
”Selain itu, ini akan memperburuk ketegangan dan konfrontasi di Semenanjung Korea serta mempersulit masalah di Semenanjung Korea,” papar dia.
Geng juga mengatakan bahwa Beijing mendesak Washington dan Seoul untuk segera menghentikan penyebaran dan menghapus peralatan terkait.
Korsel mengerahkan empat peluncur THAAD tambahan ke pangkalan Pasukan AS-Korea (USFK) di Seongju pada hari Kamis pagi, hanya empat hari setelah Pyongyang meluncurkan uji coba senjata nuklir keenam dan yang paling kuat.
Kenekatan Seoul untuk menyebarkan empat peluncur tambahan THAAD tersebut memicu protes sekitar 400 warga Korsel di Seongju. Menurut seorang pejabat pemadam kebakaran di Seongju kepada AP, semalam (7/9/2017), sebanyak 38 orang, termasuk enam petugas, terluka dalam bentrokan antara polisi dan demonstran.
Sistem anti-rudal THAAD, yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek dan menengah, telah lama menjadi sumber kontroversi.
Beberapa warga Korsel mengklaim senjata canggih AS itu akan memiliki dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Dampak lain, Seongju akan menjadi target utama serangan Korut.
(mas)