Penjahat Pengoleksi 9 Kemaluan Wanita di Kulkas Disidang Lagi di Afsel
A
A
A
BLOEMFONTEIN - Seorang pria bernama Peter Frederiksen menghadapi 58 tuduhan di Pengadilan Tinggi di Bloemfontein, Afrika Selatan (Asfel), termasuk pembunuhan, pemerkosaan dan mutilasi. Dalam kesaksian di pengadilan, penjahat sadis ini diketahui mengoleksi sembilan organ kemaluan wanita yang disimpan di kulkas rumahnya.
Dalam sidang di pengadilan hari Jumat, 25 Agustus 2017, sebuah kesaksian mengungkap bahwa Frederiksen menggunakan Xylocaine, obat bius yang tidak terdaftar di Afrika Selatan, sebelum akhirnya melakukan operasi mutilasi klitoris terhadap sembilan wanita.
Polisi menggeledah rumah Frederiksen pada bulan September 2015 setelah istrinya, Anna Matseliso Molise, melaporkan bahwa sang suami telah menusuk dan memutilasi organ kemaluannya saat dirinya dalam kondisi mabuk.
Polisi menemukan sembilan potongan organ kemaluan wanita di lemari es yang diyakini milik para wanita di Lesotho. Masing-masing organ itu dikemas dalam bungkusan tertutup dengan ditulisi tanggal operasi mutilasi.
Polisi juga menemukan anestesi, instrumen bedah dan buku harian yang mendokumentasikan rincian ”prosedur” yang dia gunakan untuk mendapatkan bagian tubuh para korban.
Ahli farmakologi, Paulina van Zyl, mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada alasan yang mungkin bahwa seorang warga biasa akan menyimpan Xylocaine untuk penggunaan pribadi. Ini adalah resep yang membuat seseorang mati rasa.
Dalam pemeriksaan silang, pengacara Frederiksen seperti dilansir IB Times, semalam (26/8/2017), mengatakan bahwa kliennya telah mengimpor obat itu dari Norwegia, di mana dia dilatih oleh dua dokter untuk menggunakan obat tersebut untuk tindikan.
Awal pekan ini seorang gadis Lesotho berusia sembilan tahun memberikan kesaksian kepada pengadilan melalui video bahwa dia telah diperkosa oleh Frederiksen. Menurut korban, Frederiksen membuat catatan harian berjudul ”Pedophile Pig” pada suatu hari sambil menyiksanya. Dia juga mengaku kehilangan bagian dari organ kemaluannya yang diduga akibat dimutilasi.
Dari 58 tuduhan yang menjerat Frederiksen, 18 di antaranya adalah tuduhan memproduksi pornografi anak.
Seorang saksi bernama Motlatsi Moqeti kepada pengadilan mengatakan bahwa Frederiksen telah membayarnya senilai 2.000 poundsterling untuk merencanakan serangan terhadap istri terdakwa.
Dalam sidang di pengadilan hari Jumat, 25 Agustus 2017, sebuah kesaksian mengungkap bahwa Frederiksen menggunakan Xylocaine, obat bius yang tidak terdaftar di Afrika Selatan, sebelum akhirnya melakukan operasi mutilasi klitoris terhadap sembilan wanita.
Polisi menggeledah rumah Frederiksen pada bulan September 2015 setelah istrinya, Anna Matseliso Molise, melaporkan bahwa sang suami telah menusuk dan memutilasi organ kemaluannya saat dirinya dalam kondisi mabuk.
Polisi menemukan sembilan potongan organ kemaluan wanita di lemari es yang diyakini milik para wanita di Lesotho. Masing-masing organ itu dikemas dalam bungkusan tertutup dengan ditulisi tanggal operasi mutilasi.
Polisi juga menemukan anestesi, instrumen bedah dan buku harian yang mendokumentasikan rincian ”prosedur” yang dia gunakan untuk mendapatkan bagian tubuh para korban.
Ahli farmakologi, Paulina van Zyl, mengatakan kepada pengadilan bahwa tidak ada alasan yang mungkin bahwa seorang warga biasa akan menyimpan Xylocaine untuk penggunaan pribadi. Ini adalah resep yang membuat seseorang mati rasa.
Dalam pemeriksaan silang, pengacara Frederiksen seperti dilansir IB Times, semalam (26/8/2017), mengatakan bahwa kliennya telah mengimpor obat itu dari Norwegia, di mana dia dilatih oleh dua dokter untuk menggunakan obat tersebut untuk tindikan.
Awal pekan ini seorang gadis Lesotho berusia sembilan tahun memberikan kesaksian kepada pengadilan melalui video bahwa dia telah diperkosa oleh Frederiksen. Menurut korban, Frederiksen membuat catatan harian berjudul ”Pedophile Pig” pada suatu hari sambil menyiksanya. Dia juga mengaku kehilangan bagian dari organ kemaluannya yang diduga akibat dimutilasi.
Dari 58 tuduhan yang menjerat Frederiksen, 18 di antaranya adalah tuduhan memproduksi pornografi anak.
Seorang saksi bernama Motlatsi Moqeti kepada pengadilan mengatakan bahwa Frederiksen telah membayarnya senilai 2.000 poundsterling untuk merencanakan serangan terhadap istri terdakwa.
(mas)