Lukisan Patung Liberty Muslimah Picu Kontroversi di AS
A
A
A
SANTA ANA - Sebuah lukisan yang menggambarkan Patung Liberty dengan wajah wanita muslim atau muslimah memicu kontroversi di kalangan publik dan politisi Amerika Serikat (AS). Lukisan itu dipajang di kantor anggota Kongres dari Partai Demokrat di California.
Sarah Palin dan sejumlah politisi koservatif lainnya menentang lukisan tersebut. Anggota Kongres yang memajang lukisan itu di kantornya di Santan Ana, California, adalah Lou Correa, politisi Partai Demokrat.
Kelompok aktivis "We the People Rising" merupakan pihak yang pertama kali keberatan dengan keberadaan lukisan Patung Liberty dengan wajah wanita berjilbab tersebut. Alasannya, lukisan itu melanggar ketentuan negara sekuler yang memisahkan urusan agama dengan negara.
Kelompok yang menganjurkan undang-undang imigrasi menjadi lebih ketat itu telah meminta Correa untuk menghapus lukisan. Lukisan Patung Liberty berjilbab itu merupakan hasil dari kompetisi seni siswa tahunan.
Palin meramaikan kontroversi lukisan tersebut dengan kritik kerasnya di Twitter.
“Lukisan ‘Patung Liberty’ ditemukan di kantor Kongres, sesuatu spot (noda) Amerika yang tidak biasa,” tulis Palin.
Correa sendiri tidak memiliki rencana untuk menghapus lukisan yang dia pajang. Terlebih, kata dia, Kantor Penasihat Legislatif tidak melihat ada masalah hukum dengan lukisan tersebut.
”Anda mengambilnya dalam konteks seorang wanita, mungkin seorang Amerika Muslim dengan semua yang terjadi, dia orang Amerika yang bangga,” kata Correa, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (9/8/2017).
Ini bukan pertama kalinya kontes seni di AS telah menimbulkan kontroversi. Pada bulan Januari lalu, sebuah lukisan yang menggambarkan petugas polisi dengan wajah babi dipajang di Capitol Hill oleh anggota Kongres Partai Demokrat dari Missouri, William Lacy. Lukisan itu kemudian dipindahkan.
Kelompok We the People Rising telah mem-posting dua video di situsnya di mana anggotanya pergi ke kantor Correa pada tanggal 3 Juli untuk meminta agar lukisan tersebut dihapus.
”Kalian punya foto di depan kantor Anda dengan Patung Liberty mengenakan jilbab, yang menurut saya patut dicela dan tidak sopan,” kata salah satu anggota kelompok itu dalam video pertama.”Saya ingin meminta Anda menghapusnya.”
Sarah Palin dan sejumlah politisi koservatif lainnya menentang lukisan tersebut. Anggota Kongres yang memajang lukisan itu di kantornya di Santan Ana, California, adalah Lou Correa, politisi Partai Demokrat.
Kelompok aktivis "We the People Rising" merupakan pihak yang pertama kali keberatan dengan keberadaan lukisan Patung Liberty dengan wajah wanita berjilbab tersebut. Alasannya, lukisan itu melanggar ketentuan negara sekuler yang memisahkan urusan agama dengan negara.
Kelompok yang menganjurkan undang-undang imigrasi menjadi lebih ketat itu telah meminta Correa untuk menghapus lukisan. Lukisan Patung Liberty berjilbab itu merupakan hasil dari kompetisi seni siswa tahunan.
Palin meramaikan kontroversi lukisan tersebut dengan kritik kerasnya di Twitter.
“Lukisan ‘Patung Liberty’ ditemukan di kantor Kongres, sesuatu spot (noda) Amerika yang tidak biasa,” tulis Palin.
Correa sendiri tidak memiliki rencana untuk menghapus lukisan yang dia pajang. Terlebih, kata dia, Kantor Penasihat Legislatif tidak melihat ada masalah hukum dengan lukisan tersebut.
”Anda mengambilnya dalam konteks seorang wanita, mungkin seorang Amerika Muslim dengan semua yang terjadi, dia orang Amerika yang bangga,” kata Correa, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (9/8/2017).
Ini bukan pertama kalinya kontes seni di AS telah menimbulkan kontroversi. Pada bulan Januari lalu, sebuah lukisan yang menggambarkan petugas polisi dengan wajah babi dipajang di Capitol Hill oleh anggota Kongres Partai Demokrat dari Missouri, William Lacy. Lukisan itu kemudian dipindahkan.
Kelompok We the People Rising telah mem-posting dua video di situsnya di mana anggotanya pergi ke kantor Correa pada tanggal 3 Juli untuk meminta agar lukisan tersebut dihapus.
”Kalian punya foto di depan kantor Anda dengan Patung Liberty mengenakan jilbab, yang menurut saya patut dicela dan tidak sopan,” kata salah satu anggota kelompok itu dalam video pertama.”Saya ingin meminta Anda menghapusnya.”
(mas)