Pria Swedia Tewas Mendadak usai Operasi Pembesaran Kelamin
A
A
A
STOCKHOLM - Seorang pria 30 tahun di Swedia tiba-tiba meninggal usai menjalani operasi pembesaran alat kelamin. Korban mendadak terkena serangan jantung setelah lemak di perutnya ditransfer via suntikan ke organ kemaluannya.
Insiden itu terjadi di klinik bedah plastik pribadi di Stockholm. Kejadian fatal itu dilaporkan Journal of Forensic Sciences dengan merahasiakan identitas korban.
Kematian pertama yang dilaporkan terjadi akibat operasi pembesaran penis telah terjadi di Swedia.
Pasien semula menjalani operasi untuk meningkatkan ketebalan dan panjang organ vitalnya. Dia dinyatakan sehat saat menjalani prosedur operasi, meski laporan dari jurnal tersebut menyatakan bahwa pasien menderita asma ringan.
Korban meninggal karena lemak yang disuntikkan ke organ kemaluannya menyebabkan emboli.
Operasi yang dikenal dengan istilah penoplasty itu berakhir setelah ahli bedah menyuntikkan 60ml lemak ke pangkal kemaluan pasien. Tiba-tiba jantung pasien berdetak hebat dan dia dinyatakan mengalami serangan jantung.
Dokter melakukan Cardiopulmonary Resusication (CPR) pada pasien dan memindahkannya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan darurat. Tapi, pasien meninggal dua jam kemudian.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa pasien memiliki beberapa tulang rusuk yang patah akibat usaha CPR. Korban juga mengalami perdarahan kecil di pangkal kemaluannya.
Kasus ini tercatat sebagai kasus kematian pertama, tidak seperti lebih dari 8.000 pria yang menjalani operasi serupa.
”Ini adalah kasus pertama yang menjelaskan di mana prosedur pembesaran penis yang tampaknya sederhana dan aman dengan transfer lemak autologous menyebabkan kematian mendadak pada seorang pemuda yang sehat,” tulis jurnal tersebut dalam laporannya, yang dilansir Russia Today, semalam (31/7/2017).
Beberapa dokter telah menyarankan agar para pria menghindari operasi seperti itu.
”Ini adalah prosedur yang sama sekali tidak berguna, yang tidak pernah berhasil, dan membuat orang cacat, serta bisa membunuh Anda,” kata ahli urologi Tobias Kohler dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, kepada Buzzfeed News.
Insiden itu terjadi di klinik bedah plastik pribadi di Stockholm. Kejadian fatal itu dilaporkan Journal of Forensic Sciences dengan merahasiakan identitas korban.
Kematian pertama yang dilaporkan terjadi akibat operasi pembesaran penis telah terjadi di Swedia.
Pasien semula menjalani operasi untuk meningkatkan ketebalan dan panjang organ vitalnya. Dia dinyatakan sehat saat menjalani prosedur operasi, meski laporan dari jurnal tersebut menyatakan bahwa pasien menderita asma ringan.
Korban meninggal karena lemak yang disuntikkan ke organ kemaluannya menyebabkan emboli.
Operasi yang dikenal dengan istilah penoplasty itu berakhir setelah ahli bedah menyuntikkan 60ml lemak ke pangkal kemaluan pasien. Tiba-tiba jantung pasien berdetak hebat dan dia dinyatakan mengalami serangan jantung.
Dokter melakukan Cardiopulmonary Resusication (CPR) pada pasien dan memindahkannya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan darurat. Tapi, pasien meninggal dua jam kemudian.
Hasil autopsi menunjukkan bahwa pasien memiliki beberapa tulang rusuk yang patah akibat usaha CPR. Korban juga mengalami perdarahan kecil di pangkal kemaluannya.
Kasus ini tercatat sebagai kasus kematian pertama, tidak seperti lebih dari 8.000 pria yang menjalani operasi serupa.
”Ini adalah kasus pertama yang menjelaskan di mana prosedur pembesaran penis yang tampaknya sederhana dan aman dengan transfer lemak autologous menyebabkan kematian mendadak pada seorang pemuda yang sehat,” tulis jurnal tersebut dalam laporannya, yang dilansir Russia Today, semalam (31/7/2017).
Beberapa dokter telah menyarankan agar para pria menghindari operasi seperti itu.
”Ini adalah prosedur yang sama sekali tidak berguna, yang tidak pernah berhasil, dan membuat orang cacat, serta bisa membunuh Anda,” kata ahli urologi Tobias Kohler dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, kepada Buzzfeed News.
(mas)