Rusia: Rudal yang Ditembakkan Korut Rudal Balistik Jarak Menengah

Sabtu, 29 Juli 2017 - 05:34 WIB
Rusia: Rudal yang Ditembakkan Korut Rudal Balistik Jarak Menengah
Rusia: Rudal yang Ditembakkan Korut Rudal Balistik Jarak Menengah
A A A
MOSKOW - Militer Rusia menilai rudal yang baru saja ditembakkan militer Korea Utara ke perairan Jepang merupakan rudal balistik jarak menengah (IRBM). Penilaian Rusia ini beda dengan Pentagon yang menyatakannya sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM).

Penilaian Moskow diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (29/7/2017). Klaim Rusia ini berdasarkan data dari sistem peringatan rudalnya.

Menurut kementerian tersebut, senjata militer rezim Kim Jong-un itu diuji tembak sekitar pukul 17.40 petang waktu Moskow pada hari Jumat (28/7/2017). Rudal ditembakkan dari sebuah situs di Tongchang-dong, Korut.

Baca Juga: Korut Kembali Tembakkan Rudal, Jepang Marah

Penerbangan rudal Pyongyang itu terdeteksi oleh sistem alarm pertahanan rudal Rusia.

Mengutip data parametrik rudal Korut, lanjut kementerian itu, rudal IRBM Pyongyang tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap Rusia, karena ditembakkan ke arah yang berbeda.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pentagon telah menyatakan bahwa rudal yang ditembakkan Korut terbang sejauh 1.000 km (620 mil) dan mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang.

Baca Juga: Pentagon: Rudal yang Ditembakkan Korut Rudal Balistik Antarbenua

Juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis mengatakan bahwa rudal tersebut diluncurkan dari Mupyong-ni, sebuah pabrik senjata di wilayah utara Korut. Rudal mendarat mendarat di wilayah yang berjarak sekitar 90 mil laut (167 km) dari Pulau Hokkaido, Jepang.

”Kami menilai bahwa ini adalah ICBM, ini adalah peluncuran yang telah diharapkan,” kata Davis.

Davis mengatakan, peluncuran rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara dan analisis lebih lanjut sedang dilakukan.

”Komitmen kami untuk membela sekutu kami, termasuk Republik Korea dan Jepang, dalam menghadapi ancaman ini, tetaplah sangat kuat. Kami tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami dari serangan atau provokasi,” ujar Davis, seperti dilansir Reuters.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5452 seconds (0.1#10.140)