Korut Tingkatkan Produksi Plutonium dalam 8 Bulan Terakhir
A
A
A
WASHINGTON - Korea Utara (Korut) dilaporkan telah meningkatkan pembuatan bahan senjata nuklir. Begitu penafsiran kelompok pemantau Korut yang berbasis di Amerika Serikat (AS) berdasarkan data satelit pemantau.
Menurut citra satelit yang tercatat antara bulan September 2106 dan Juni 2017, Korut telah meningkatkan produksi plutonium tingkat senjata lebih cepat daripada yang sebelumnya dinyatakan oleh para ahli militer.
Tercatat selama periode delapan bulan, data pemantau terbaru menunjukkan peningkatan aktivitas termal di sekitar pabrik nuklir utama Korut, laboratorium radiokimia di fasilitas nuklir Yongbyon. Ini adalah sebuah indikator, Pyongyang meningkatkan produksi senjata nuklir.
"Laboratorium radiokimia beroperasi sebentar-sebentar dan tampaknya ada setidaknya dua kampanye pemrosesan ulang yang tidak dilaporkan untuk menghasilkan jumlah plutonium yang belum dipastikan sehingga dapat meningkatkan stok senjata nuklir Korut lebih lanjut," bunyi laporan 38North.
Pengamatan terhadap situs ini mencakup kemungkinan Yongbyon meningkatkan pembuatan uranium yang diperkaya, bahan utama lain yang digunakan oleh Korut untuk membuat senjata nuklir.
"Data satelit tersebut juga mengindikasikan siklus pengolahan yang tidak diketahui sebelumnya untuk produksi sejumlah plutonium yang belum ditentukan yang dapat meningkatkan stok bahan nuklir Korut di Reaktor Light Water Pyongyang," kata situs itu seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (16/7/2017).
Para ahli sebelumnya mencatat bahwa Pyongyang mungkin memiliki sebanyak 20 bom nuklir, dan telah menunjukkan kapasitas untuk memproduksi satu bom baru setiap bulannya.
Korut tengah berupaya mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang Amerika Serikat (AS). Pekan lalu mereka telah menguji rudal balistik antarbenua pertama, yang menurut para ahli dapat menyerang seluruh Alaska dan sebagian wilayah Pasifik AS.
Menurut citra satelit yang tercatat antara bulan September 2106 dan Juni 2017, Korut telah meningkatkan produksi plutonium tingkat senjata lebih cepat daripada yang sebelumnya dinyatakan oleh para ahli militer.
Tercatat selama periode delapan bulan, data pemantau terbaru menunjukkan peningkatan aktivitas termal di sekitar pabrik nuklir utama Korut, laboratorium radiokimia di fasilitas nuklir Yongbyon. Ini adalah sebuah indikator, Pyongyang meningkatkan produksi senjata nuklir.
"Laboratorium radiokimia beroperasi sebentar-sebentar dan tampaknya ada setidaknya dua kampanye pemrosesan ulang yang tidak dilaporkan untuk menghasilkan jumlah plutonium yang belum dipastikan sehingga dapat meningkatkan stok senjata nuklir Korut lebih lanjut," bunyi laporan 38North.
Pengamatan terhadap situs ini mencakup kemungkinan Yongbyon meningkatkan pembuatan uranium yang diperkaya, bahan utama lain yang digunakan oleh Korut untuk membuat senjata nuklir.
"Data satelit tersebut juga mengindikasikan siklus pengolahan yang tidak diketahui sebelumnya untuk produksi sejumlah plutonium yang belum ditentukan yang dapat meningkatkan stok bahan nuklir Korut di Reaktor Light Water Pyongyang," kata situs itu seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (16/7/2017).
Para ahli sebelumnya mencatat bahwa Pyongyang mungkin memiliki sebanyak 20 bom nuklir, dan telah menunjukkan kapasitas untuk memproduksi satu bom baru setiap bulannya.
Korut tengah berupaya mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang Amerika Serikat (AS). Pekan lalu mereka telah menguji rudal balistik antarbenua pertama, yang menurut para ahli dapat menyerang seluruh Alaska dan sebagian wilayah Pasifik AS.
(ian)