Eks Anggota IM: Qatar Berencana Kacaukan UEA
A
A
A
ABU DHABI - Organisasi rahasia Ikhwanul Muslimin (IM) di Uni Emirat Arab (UEA) berencana untuk mengacaukan Abu Dhabi dengan bantuan Qatar. Demikian pengakuan mantan anggota terkemuka kelompok tersebut.
Abdulrahman bin Subaih Khalifa Al Suwaidi mengungkapkan bahwa pemerintah Qatar mensponsori dan mendukung semua aktivitas organisasi, bekerja untuk mengembangkan sayapnya dan memberi para anggotanya paspor, tempat tinggal dan uang untuk melakukannya.
Pengakuan ini Suwaidi meluncur tiga tahun setelah pemerintah UEA mengeluarkan sebuah keputusan terhadap anggota organisasi rahasia IM, yang merencanakan dan merongrong keamanan dan stabilitas negara.
Suwaidi mencatat bahwa media Qatar menyediakan kursus bagi anggota organisasi tentang bagaimana menyebarkan kekacauan di negara ini melalui media sosial. Media Qatar juga mengungkapkan bahwa orang Arab dan Qatar dipekerjakan untuk melatih anggota organisasi.
"Mereka memberi kami kursus lima hari tentang bagaimana menggunakan media sosial untuk mengiklankan demonstrasi," kata Suwaidi seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (15/7/2017).
Mobilisasi online melawan negara adalah bagian dari rencana organisasi rahasia tersebut dan juga pendukungnya untuk meniru pengalaman yang didukung Qatar di negara lain selama Arab Spring.
"Qatar percaya bahwa hanya masalah waktu sebelum hal itu membawa orang ke jalanan seperti di negara lain," kata Suwaidi yang saat ini menjalani hukuman penjara 15 tahun karena menjadi salah satu pemimpin kelompok ekstremis yang dilarang itu.
Pengakuan Suwaidi menegaskan temuan pemeriksaan yang diikuti pembongkaran organisasi tersebut. Penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa anggota IM dan organisasi paralel mereka berhubungan, tidak hanya di tingkat internasional dan regional, tetapi juga di dalam Teluk, untuk mendapatkan dukungan finansial, konsultatif dan media.
Ia mengatakan bahwa Qatar mendanai Kantor Koordinasi IM Teluk yang berbasis di Iran. Ia juga sebelumnya telah bertemu dengan kepala kantor tersebut bernama Abu Yahya Abdul Rahman Al-Birani yang saat ini tinggal di Teheran.
Abdulrahman bin Subaih Khalifa Al Suwaidi mengungkapkan bahwa pemerintah Qatar mensponsori dan mendukung semua aktivitas organisasi, bekerja untuk mengembangkan sayapnya dan memberi para anggotanya paspor, tempat tinggal dan uang untuk melakukannya.
Pengakuan ini Suwaidi meluncur tiga tahun setelah pemerintah UEA mengeluarkan sebuah keputusan terhadap anggota organisasi rahasia IM, yang merencanakan dan merongrong keamanan dan stabilitas negara.
Suwaidi mencatat bahwa media Qatar menyediakan kursus bagi anggota organisasi tentang bagaimana menyebarkan kekacauan di negara ini melalui media sosial. Media Qatar juga mengungkapkan bahwa orang Arab dan Qatar dipekerjakan untuk melatih anggota organisasi.
"Mereka memberi kami kursus lima hari tentang bagaimana menggunakan media sosial untuk mengiklankan demonstrasi," kata Suwaidi seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (15/7/2017).
Mobilisasi online melawan negara adalah bagian dari rencana organisasi rahasia tersebut dan juga pendukungnya untuk meniru pengalaman yang didukung Qatar di negara lain selama Arab Spring.
"Qatar percaya bahwa hanya masalah waktu sebelum hal itu membawa orang ke jalanan seperti di negara lain," kata Suwaidi yang saat ini menjalani hukuman penjara 15 tahun karena menjadi salah satu pemimpin kelompok ekstremis yang dilarang itu.
Pengakuan Suwaidi menegaskan temuan pemeriksaan yang diikuti pembongkaran organisasi tersebut. Penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa anggota IM dan organisasi paralel mereka berhubungan, tidak hanya di tingkat internasional dan regional, tetapi juga di dalam Teluk, untuk mendapatkan dukungan finansial, konsultatif dan media.
Ia mengatakan bahwa Qatar mendanai Kantor Koordinasi IM Teluk yang berbasis di Iran. Ia juga sebelumnya telah bertemu dengan kepala kantor tersebut bernama Abu Yahya Abdul Rahman Al-Birani yang saat ini tinggal di Teheran.
(ian)