Anak Buah Paus Fransiskus Didakwa terkait Pelecehan Seks Historis

Kamis, 29 Juni 2017 - 09:41 WIB
Anak Buah Paus Fransiskus Didakwa terkait Pelecehan Seks Historis
Anak Buah Paus Fransiskus Didakwa terkait Pelecehan Seks Historis
A A A
MELBOURNE - Kardinal George Pell, tokoh Katolik senior Australia yang juga penasihat keuangan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus didakwa terkait sejumlah pelecehan seksual historis. Anak buah Paus Fransiskus ini diperintahkan untuk hadir di Pengadilan Magistrat Melborune pada 18 Juli mendatang.

Wakil Komisaris Polisi Negara Bagian Victoria Shane Patton mengatakan pada hari Kamis bahwa polisi telah memanggil Pell untuk tampil di pengadilan Australia. Menurutnya, dia akan menghadapi banyak tuduhan ”pelanggaran seksual historis”, yang berarti pelanggaran yang umumnya terjadi beberapa waktu lampau.

Patton tidak akan mengajukan pertanyaan terhadap Pell dengan alasan perlunya menjaga integritas proses peradilan.

Pell sendiri telah berulang kali menolak semua tuduhan pelecehan yang dialamatkan kepadanya.

”Penting untuk dicatat bahwa tidak satu pun tuduhan yang diajukan terhadap Kardinal Pell (tak teruji), jelas telah diuji di pengadilan mana pun,” kata Patton kepada wartawan di Melbourne.

”Kardinal Pell, seperti terdakwa lainnya, berhak melakukan proses hukum,” katanya lagi, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (29/6/2017).

Dakwaan terhadap Pell ini menjadi pukulan baru dan serius bagi Paus Fransiskus yang telah mengalami beberapa kemunduran kredibilitas dalam kebijakan “nol toleransi” untuk kasus pelecehan seks seperti yang dijanjikannya.

Selama bertahun-tahun, Pell telah menghadapi tuduhan pelecehan seksual saat dia menjadi Uskup Agung Melbourne dan kemudian Uskup Agung Sydney.

Tindakannya sebagai uskup agung mendapat sorotan tajam dalam beberapa tahun terakhir oleh tim investigasi resmi pemerintah mengenai bagaimana Gereja Katolik dan institusi lainnya telah menanggapi pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Tahun lalu, Pell mengaku kepada komisi bahwa Gereja Katolik telah membuat kesalahan besar dalam membiarkan ribuan anak diperkosa dan dianiaya oleh para pemimpin gereja.

Dia juga mengakui bahwa dia telah keliru karena sering mempercayai para imam gereja ketimbang korban pelecehan. Dia bersumpah untuk membantu mengakhiri kasus bunuh diri yang melanda korban penganiayaan di kota kelahirannya di Ballarat, Australia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3536 seconds (0.1#10.140)