Rusia: Besar Kemungkinan Al-Baghdadi Telah Tewas
A
A
A
MOSKOW - Pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan besar kemungkinan bahwa pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas dalam serangan udara pada akhir Mei lalu. Pernyataan ini sekaligus mempertegas pernyataan sebelumnya yang menyatakan al-Baghdadi telah tewas bersama para pendukungnya pertengahan bulan ini.
Pada 16 Juni lalu Moskow mengklaim bahwa pemimpin ISIS diyakini telah terbunuh dalam sebuah serangan udara yang menargetkan pertemuan para pemimpin kelompok ekstrimis itu di luar Raqqa.
Baca Juga: Rusia Klaim Bunuh Pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi
Kabar terbaru mengenai kepastian tewasnya al-Baghdadi ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Oleg Syromolotov.
"Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, dapat dikatakan dengan probabilitas tinggi bahwa pemimpin ISIS, al-Baghdadi, tewas sebagai hasil serangan oleh militer Rusia jelang akhir Mei. Informasi ini sekarang diperiksa melalui berbagai saluran," kata Syromolotov seperti dikutip dari CBS News, Kamis (22/6/2017).
Tidak segera jelas apakah Syromolotov telah menyinggung data intelijen terbaru, atau hanya mengulangi klaim Kremlin tentang tewasnya al-Baghdadi.
Beberapa jam sebelumnya, dalam sebuah briefing harian, juru bicara Kemlu Rusia mengatakan bahwa dia tidak memiliki informasi baru mengenai kondisi al-Baghdadi.
Seorang pejabat mencatat bahwa ISIS tidak diragukan lagi berhasil dikalahkan di medan perang baik di Suriah maupun di Irak, dan bahwa kelompok dan negara lain sangat ingin mengklaim beberapa tanggung jawab atas kekalahan tersebut.
Abu Bakr al-Baghdadi belum pernah terdengar kabarnya sejak akhir 2016 lalu. Pemimpin ISIS ini hanya pernah muncul dalam video, berbicara dengan para pendukung di sebuah masjid yang menjadi ikon di jantung Mosul yang, kebetulan, dihancurkan oleh ISIS pada kemarin Rabu karena pasukan Irak mengepungnya.
Baca Juga: ISIS Hancurkan Masjid al-Nouri Mosul
Kemunculannya itu terjadi pada tahun 2014, saat Baghdadi mendirikan khalifah Muslim yang memproklamirkan dirinya sendiri sebagai khalifah.
Terakhir kali Baghdadi merilis sebuah pesan audio pada 3 November 2016, saat dia merilis sebuah pernyataan audio yang mendesak para pengikut untuk terus memperjuangkan Mosul.
Pada 16 Juni lalu Moskow mengklaim bahwa pemimpin ISIS diyakini telah terbunuh dalam sebuah serangan udara yang menargetkan pertemuan para pemimpin kelompok ekstrimis itu di luar Raqqa.
Baca Juga: Rusia Klaim Bunuh Pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi
Kabar terbaru mengenai kepastian tewasnya al-Baghdadi ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Oleg Syromolotov.
"Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, dapat dikatakan dengan probabilitas tinggi bahwa pemimpin ISIS, al-Baghdadi, tewas sebagai hasil serangan oleh militer Rusia jelang akhir Mei. Informasi ini sekarang diperiksa melalui berbagai saluran," kata Syromolotov seperti dikutip dari CBS News, Kamis (22/6/2017).
Tidak segera jelas apakah Syromolotov telah menyinggung data intelijen terbaru, atau hanya mengulangi klaim Kremlin tentang tewasnya al-Baghdadi.
Beberapa jam sebelumnya, dalam sebuah briefing harian, juru bicara Kemlu Rusia mengatakan bahwa dia tidak memiliki informasi baru mengenai kondisi al-Baghdadi.
Seorang pejabat mencatat bahwa ISIS tidak diragukan lagi berhasil dikalahkan di medan perang baik di Suriah maupun di Irak, dan bahwa kelompok dan negara lain sangat ingin mengklaim beberapa tanggung jawab atas kekalahan tersebut.
Abu Bakr al-Baghdadi belum pernah terdengar kabarnya sejak akhir 2016 lalu. Pemimpin ISIS ini hanya pernah muncul dalam video, berbicara dengan para pendukung di sebuah masjid yang menjadi ikon di jantung Mosul yang, kebetulan, dihancurkan oleh ISIS pada kemarin Rabu karena pasukan Irak mengepungnya.
Baca Juga: ISIS Hancurkan Masjid al-Nouri Mosul
Kemunculannya itu terjadi pada tahun 2014, saat Baghdadi mendirikan khalifah Muslim yang memproklamirkan dirinya sendiri sebagai khalifah.
Terakhir kali Baghdadi merilis sebuah pesan audio pada 3 November 2016, saat dia merilis sebuah pernyataan audio yang mendesak para pengikut untuk terus memperjuangkan Mosul.
(ian)