Menteri Israel: Waktunya untuk Bunuh Presiden Assad!
A
A
A
TEL AVIV - Seorang menteri Israel terang-terangan menyerukan agar Presiden Suriah Bashar al-Assad dibunuh. Seruannya itu muncul setelah rezim Damaskus dituding menggunakan sebuah krematorium untuk menutup-nutupi pembunuhan massal.
Tak hanya Assad, menteri Israel ini juga menyerukan penindakan terhadap Iran yang merupakan sekutu Suriah.
”Kenyataan di mana Suriah mengeksekusi orang-orang, dengan sengaja menggunakan senjata kimia untuk menyakiti mereka dan sekarang dalam gerakan ekstremisme terakhir, membakar tubuh mereka. Ini belum pernah terlihat di dunia dalam 70 tahun,” kata Menteri Perumahan Israel Yoav Galant, seperti dikutip dari Haaretz, Rabu (17/5/2017).
“Kami melintasi garis merah dan menurut pandangan saya, waktunya telah tiba untuk membunuh Assad!,” ujarnya.
”Dan ketika kami selesai dengan ekor ular, kami akan sampai di kepala ular, yang dapat ditemukan di Teheran, dan kami akan menghadapinya juga,” lanjut Galant. Sebutan “ekor ular” itu untuk menyindir rezim Suriah dan sebutan “kepala ular" untuk menyindir Iran.
Ancaman pembunuhan terhadap Presiden Suriah ini merupakan yang pertama kali dilontarkan secara blakblakan oleh menteri Israel. Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menuduh rezim Suriah menggunakan sebuah krematorium di luar Damaskus untuk membakar mayat-mayat warga Suriah yang dibunuh pasukan rezim Assad. Namun, tuduhan ini tak disertai bukti yang kuat.
Galant mengatakan kepada Israeli Army Radio bahwa peraturan Assad telah menjadi yang terburuk sejak Nazi Jerman. ”Apa yang terjadi di Suriah didefinisikan sebagai genosida, di bawah semua klasifikasi,” katanya.
Galant yang seorang pensiunan jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menambahkan bahwa Israel ingin melihat Assad dan pemerintahan sekte Alawi-nya digulingkan dari kekuasaan dan digantikan oleh penguasa Sunni moderat.
Assad merupakan seorang dokter lulusan univeritas terkemuka Inggris. Dia telah berkuasa sejak ayahnya, Hafez al-Assad—presiden Suriah sebelumnya—meninggal tahun 1999. Suriah merupakan satu dari sedikit negara Arab, di mana presiden dipilih melalui pemungutan suara secara nasional.
Tak hanya Assad, menteri Israel ini juga menyerukan penindakan terhadap Iran yang merupakan sekutu Suriah.
”Kenyataan di mana Suriah mengeksekusi orang-orang, dengan sengaja menggunakan senjata kimia untuk menyakiti mereka dan sekarang dalam gerakan ekstremisme terakhir, membakar tubuh mereka. Ini belum pernah terlihat di dunia dalam 70 tahun,” kata Menteri Perumahan Israel Yoav Galant, seperti dikutip dari Haaretz, Rabu (17/5/2017).
“Kami melintasi garis merah dan menurut pandangan saya, waktunya telah tiba untuk membunuh Assad!,” ujarnya.
”Dan ketika kami selesai dengan ekor ular, kami akan sampai di kepala ular, yang dapat ditemukan di Teheran, dan kami akan menghadapinya juga,” lanjut Galant. Sebutan “ekor ular” itu untuk menyindir rezim Suriah dan sebutan “kepala ular" untuk menyindir Iran.
Ancaman pembunuhan terhadap Presiden Suriah ini merupakan yang pertama kali dilontarkan secara blakblakan oleh menteri Israel. Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menuduh rezim Suriah menggunakan sebuah krematorium di luar Damaskus untuk membakar mayat-mayat warga Suriah yang dibunuh pasukan rezim Assad. Namun, tuduhan ini tak disertai bukti yang kuat.
Galant mengatakan kepada Israeli Army Radio bahwa peraturan Assad telah menjadi yang terburuk sejak Nazi Jerman. ”Apa yang terjadi di Suriah didefinisikan sebagai genosida, di bawah semua klasifikasi,” katanya.
Galant yang seorang pensiunan jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menambahkan bahwa Israel ingin melihat Assad dan pemerintahan sekte Alawi-nya digulingkan dari kekuasaan dan digantikan oleh penguasa Sunni moderat.
Assad merupakan seorang dokter lulusan univeritas terkemuka Inggris. Dia telah berkuasa sejak ayahnya, Hafez al-Assad—presiden Suriah sebelumnya—meninggal tahun 1999. Suriah merupakan satu dari sedikit negara Arab, di mana presiden dipilih melalui pemungutan suara secara nasional.
(mas)