Cegah Perang di Semenanjung Korea, China Minta Bantuan Rusia
A
A
A
BEIJING - China telah berusaha meminta bantuan Rusia untuk mendinginkan ketegangan di semenanjung Korea. Kekhawatiran muncul di kalangan pemimpin Beijing bahwa permusuhan antara Ameriak Serikat (AS) dan Korea Utara mendekati puncaknya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menyampaikan permintaan itu dalam percakapan telepon dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov. Permintaan itu dilayangkan Wang Yi setelah mengatakan kepada wartawan bahwa konflik dapat pecah setiap saat.
Baca Juga: China Peringatkan Perang Bisa Pecah di Semenanjung Korea
"China siap berkoordinasi erat dengan Rusia untuk membantu mendinginkan sesegera mungkin situasi di semenanjung Korea dan mendorong pihak-pihak terkait untuk melanjutkan dialog,” bunyi pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (16/4/2017).
Dialog tersebut merujuk pada pembicaraan enam pihak, yang fokus pada kekhawatiran atas program senjata Korea Utara (Korut). Dialog itu diluncurkan pada tahun 2003, namun terhenti pada 2009 setelah Korut memutuskan untuk keluar. Korea Selatan (Korsel), Jepang, Rusia, China, dan AS adalah negara lain yang terlibat.
Beijing sendiri minggu ini telah meminta kepada Pyongyang dan Washington untuk menemukan solusi damai terkait dengan ketegangan di semenanjung Korea. Eskalasi muncul di tengah kekhawatiran Korut tengah merencanakan uji coba nuklir keenam sejak tahun 2006.
Presiden AS, Donald Trump, telah mengirim sebuah kelompok kapal perang dengan kapal induk ke wilayah tersebut. Hal ini mempertinggi kekhawatiran China bahwa Korut, sekutu lama mereka, mungkin akan melakukan provokasi yang akan mendapatkan respon kuat dari Washington jika melakukan uji coba perangkat keras militer.
Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menyampaikan permintaan itu dalam percakapan telepon dengan Menlu Rusia, Sergey Lavrov. Permintaan itu dilayangkan Wang Yi setelah mengatakan kepada wartawan bahwa konflik dapat pecah setiap saat.
Baca Juga: China Peringatkan Perang Bisa Pecah di Semenanjung Korea
"China siap berkoordinasi erat dengan Rusia untuk membantu mendinginkan sesegera mungkin situasi di semenanjung Korea dan mendorong pihak-pihak terkait untuk melanjutkan dialog,” bunyi pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (16/4/2017).
Dialog tersebut merujuk pada pembicaraan enam pihak, yang fokus pada kekhawatiran atas program senjata Korea Utara (Korut). Dialog itu diluncurkan pada tahun 2003, namun terhenti pada 2009 setelah Korut memutuskan untuk keluar. Korea Selatan (Korsel), Jepang, Rusia, China, dan AS adalah negara lain yang terlibat.
Beijing sendiri minggu ini telah meminta kepada Pyongyang dan Washington untuk menemukan solusi damai terkait dengan ketegangan di semenanjung Korea. Eskalasi muncul di tengah kekhawatiran Korut tengah merencanakan uji coba nuklir keenam sejak tahun 2006.
Presiden AS, Donald Trump, telah mengirim sebuah kelompok kapal perang dengan kapal induk ke wilayah tersebut. Hal ini mempertinggi kekhawatiran China bahwa Korut, sekutu lama mereka, mungkin akan melakukan provokasi yang akan mendapatkan respon kuat dari Washington jika melakukan uji coba perangkat keras militer.
(ian)