'Ibu dari Semua Bom' AS Sekuat 11 Ton TNT, Afghanistan Serasa Gempa
A
A
A
KABUL - MOAB atau “Ibu dari Semua Bom” milik Amerika Serikat (AS) telah dijatuhkan di Afghanistan dengan klaim menargetkan basis kelompok ISIS-Khorosan (ISIS-K), semalam. Daya ledak bom superbesar yang setara 11 ton TNT ini menimbulkan efek guncangan mirip gempa bumi di Afghanistan.
Nama resmi bom besar ini adalah Guided Bomb Unit Massive Ordnance Air Blast (GBU-MOAB) atau GBU-43. Sebutan “Ibu dari Semua Bom” adalah pelesetan dari singkatan MOAB (Mother of All Bombs).
Militer AS telah mengonfirmasi penggunaan bom besar. AS mengklaim targetnya adalah “kompleks terowongan” basis ISIS. Senjata menakutkan ini baru pertama kali digunakan AS.
Baca Juga: 6 Fakta 'Ibu dari Semua Bom' AS yang Dijatuhkan di Afghanistan
Presiden Donald Trump membenarkan bahwa AS telah menjatuhkan MOAB di Afghanistan. ”Semua orang tahu persis apa yang terjadi. Apa yang saya lakukan adalah saya memberi wewenang pada militer saya,” katanya, seperti dilansir The Guardian, Jumat (14/4/2017).
“Kami memiliki militer terbesar di dunia dan mereka telah melakukan pekerjaan seperti biasa. Kami berikan kepada mereka otorisasi total dan itulah apa yang mereka lakukan dan terus terang itu sebabnya mereka telah begitu sukses akhir-akhir ini,” lanjut Presiden Trump.
Ditanya apakah “Ibu dari Semua Bom” itu akan digunakan juga untuk menggempur Korea Utara (Korut)? Trump menjawab; ”Saya tidak tahu apakah ini mengirimkan pesan (untuk Korut); itu tidak ada bedanya.”
“Korut adalah masalah, masalah akan diurus,” imbuh Trump yang menambahkan bahwa China bekerja sangat keras untuk krisis Korut.
Komandan pasukan AS di Afghanistan, Jenderal John W Nicholson, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa GBU-43 telah digunakan untuk melawan kelompok Islamic State di Khorosan atau ISIS-K.
”Kerugian ISIS-K ini telah dipaparkan, mereka menggunakan IED, bunker dan terowongan untuk mengentalkan pertahanan mereka. Ini adalah mesiu yang tepat untuk mengurangi hambatan tersebut dan menjaga momentum ofensif kita terhadap ISIS-K,” kata Nicholson.
Menurut militer AS, ledakan MOAB terjadi sekitar pukul 19.32 waktu setempat di Distrik Achin, Provinsi Nangarhar timur, Afghanistan.
Sarab, warga lokal dari Asadkhel di Achin, dekat dengan bukit di mana bom besar itu dijatuhkan mengatakan bahwa dia melihat api raksasa sebelum ledakan mengguncang tanah. ”Itu adalah ledakan terbesar yang pernah saya dengar,” katanya.
Sarab menambahkan bahwa wilayah yang ditargetkan itu memang baru-baru ini diduduki para milisi ISIS. ”Tidak ada cara warga sipil tinggal di sana,” ujar Sarab.
Namun, seorang anggota parlemen dari Nangarhar, Esmatullah Shinwari, mengatakan seorang penduduk setempat telah mengatakan kepadanya bahwa satu guru dan putranya telah tewas.
“Saya telah tumbuh dalam masa perang, dan saya telah mendengar berbagai jenis ledakan selama 30 tahun tahun, seperti serangan bom bunuh diri hingga gempa bumi dari berbagai jenis ledakan. Saya tidak pernah mendengar hal seperti ini,” ujarnya.
Haji Ghalib Mujahed, seorang komandan veteran setempat, mengatakan dia merasa ada guncangan seperti gempa bumi di Bati Kot, sebuah distrik tetangga, di mana dia sekarang menjadi kepala administrasi.
Menurut perkiraan terbaru dari militer AS di Afghanistan, ada sekitar 600 hingga 800 milisi ISIS-K di Afghanistan. Sebagian besar dari mereka berbasis di Provinsi Nangarhar selatan, termasuk di Achin.
Nama resmi bom besar ini adalah Guided Bomb Unit Massive Ordnance Air Blast (GBU-MOAB) atau GBU-43. Sebutan “Ibu dari Semua Bom” adalah pelesetan dari singkatan MOAB (Mother of All Bombs).
Militer AS telah mengonfirmasi penggunaan bom besar. AS mengklaim targetnya adalah “kompleks terowongan” basis ISIS. Senjata menakutkan ini baru pertama kali digunakan AS.
Baca Juga: 6 Fakta 'Ibu dari Semua Bom' AS yang Dijatuhkan di Afghanistan
Presiden Donald Trump membenarkan bahwa AS telah menjatuhkan MOAB di Afghanistan. ”Semua orang tahu persis apa yang terjadi. Apa yang saya lakukan adalah saya memberi wewenang pada militer saya,” katanya, seperti dilansir The Guardian, Jumat (14/4/2017).
“Kami memiliki militer terbesar di dunia dan mereka telah melakukan pekerjaan seperti biasa. Kami berikan kepada mereka otorisasi total dan itulah apa yang mereka lakukan dan terus terang itu sebabnya mereka telah begitu sukses akhir-akhir ini,” lanjut Presiden Trump.
Ditanya apakah “Ibu dari Semua Bom” itu akan digunakan juga untuk menggempur Korea Utara (Korut)? Trump menjawab; ”Saya tidak tahu apakah ini mengirimkan pesan (untuk Korut); itu tidak ada bedanya.”
“Korut adalah masalah, masalah akan diurus,” imbuh Trump yang menambahkan bahwa China bekerja sangat keras untuk krisis Korut.
Komandan pasukan AS di Afghanistan, Jenderal John W Nicholson, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa GBU-43 telah digunakan untuk melawan kelompok Islamic State di Khorosan atau ISIS-K.
”Kerugian ISIS-K ini telah dipaparkan, mereka menggunakan IED, bunker dan terowongan untuk mengentalkan pertahanan mereka. Ini adalah mesiu yang tepat untuk mengurangi hambatan tersebut dan menjaga momentum ofensif kita terhadap ISIS-K,” kata Nicholson.
Menurut militer AS, ledakan MOAB terjadi sekitar pukul 19.32 waktu setempat di Distrik Achin, Provinsi Nangarhar timur, Afghanistan.
Sarab, warga lokal dari Asadkhel di Achin, dekat dengan bukit di mana bom besar itu dijatuhkan mengatakan bahwa dia melihat api raksasa sebelum ledakan mengguncang tanah. ”Itu adalah ledakan terbesar yang pernah saya dengar,” katanya.
Sarab menambahkan bahwa wilayah yang ditargetkan itu memang baru-baru ini diduduki para milisi ISIS. ”Tidak ada cara warga sipil tinggal di sana,” ujar Sarab.
Namun, seorang anggota parlemen dari Nangarhar, Esmatullah Shinwari, mengatakan seorang penduduk setempat telah mengatakan kepadanya bahwa satu guru dan putranya telah tewas.
“Saya telah tumbuh dalam masa perang, dan saya telah mendengar berbagai jenis ledakan selama 30 tahun tahun, seperti serangan bom bunuh diri hingga gempa bumi dari berbagai jenis ledakan. Saya tidak pernah mendengar hal seperti ini,” ujarnya.
Haji Ghalib Mujahed, seorang komandan veteran setempat, mengatakan dia merasa ada guncangan seperti gempa bumi di Bati Kot, sebuah distrik tetangga, di mana dia sekarang menjadi kepala administrasi.
Menurut perkiraan terbaru dari militer AS di Afghanistan, ada sekitar 600 hingga 800 milisi ISIS-K di Afghanistan. Sebagian besar dari mereka berbasis di Provinsi Nangarhar selatan, termasuk di Achin.
(mas)