Serang Suriah, AS Luncurkan 50 Rudal Tomahawk
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) meluncurkan 50 rudal jelajah Tomahawk terhadap sasaran-sasaran pemerintah Suriah. Serangan ini sebagai balasan serangan senjata kimia di Idlib di mana pemerintah AS menuding rezim Suriah sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Menurut seorang pejabat AS, rudal-rudal tersebut diluncurkan dari kapal perang AS yang berada di Laut Mediterania. Sasaran serangan tersebut adalah pangkalan udara di pusat kota Homs, pangkalan yang digunakan pesawat Suriah untuk melancarkan serangan senjata kimia pada Selasa lalu.
Selain itu, militer AS juga menargetkan pesawat tempur suriah dan stasiun bahan bakar dalam serangan yang diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/4/2017).
Serangan militer AS ini dilakukan sebagai reaksi atas serangan senjata kimia mematikan yang menewaskan sedikitnya 72 warga sipil di Idlib. Pemerintah Suriah menjadi pihak yang disalahkan atas serangan horor ini.
Aksi militer AS menempatkan presiden baru itu di sisi berlawanan dengan Rusia, yang memiliki pasukan udara dan darat di Suriah setelah intervensi ada di sisi Assad pada tahun 2015. Kehadiran Rusia mengubah arus perlawanan kelompok pejuang Muslim Suriah yang sebagian besar Sunni.
Trump sendiri sampai sekarang memiliki kebijakan terhadap Suriah hampir secara eksklusif untuk mengalahkan militan ISIS di Suriah utara. Di wiyalah itu, pasukan khusus AS mendukung kelompok bersenjata Arab dan Kurdi.
Menurut seorang pejabat AS, rudal-rudal tersebut diluncurkan dari kapal perang AS yang berada di Laut Mediterania. Sasaran serangan tersebut adalah pangkalan udara di pusat kota Homs, pangkalan yang digunakan pesawat Suriah untuk melancarkan serangan senjata kimia pada Selasa lalu.
Selain itu, militer AS juga menargetkan pesawat tempur suriah dan stasiun bahan bakar dalam serangan yang diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/4/2017).
Serangan militer AS ini dilakukan sebagai reaksi atas serangan senjata kimia mematikan yang menewaskan sedikitnya 72 warga sipil di Idlib. Pemerintah Suriah menjadi pihak yang disalahkan atas serangan horor ini.
Aksi militer AS menempatkan presiden baru itu di sisi berlawanan dengan Rusia, yang memiliki pasukan udara dan darat di Suriah setelah intervensi ada di sisi Assad pada tahun 2015. Kehadiran Rusia mengubah arus perlawanan kelompok pejuang Muslim Suriah yang sebagian besar Sunni.
Trump sendiri sampai sekarang memiliki kebijakan terhadap Suriah hampir secara eksklusif untuk mengalahkan militan ISIS di Suriah utara. Di wiyalah itu, pasukan khusus AS mendukung kelompok bersenjata Arab dan Kurdi.
(ian)