AS Buta Jumlah Militan Asing ISIS di Irak dan Suriah

Kamis, 06 April 2017 - 15:53 WIB
AS Buta Jumlah Militan Asing ISIS di Irak dan Suriah
AS Buta Jumlah Militan Asing ISIS di Irak dan Suriah
A A A
WASHINGTON - Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) tidak tahu jumlah sebenarnya militan asing yang ikut berperang di Irak dan Suriah, atau sejauh mana ancaman mereka ke negara asalnya. Demikian pernyataan seorang perwira senior militer AS.

Jenderal Michael Nagata mengatakan diperkirakan 40 ribu militan asing telah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka berasal dari setidaknya 120 negara di Eropa, Afrika dan Asia Tenggara.

“Kami tahu kami telah membunuh beberapa ribu pejuang asing di Irak dan Suriah. Tapi kami tidak dapat memberikan jumlah yang tepat. Ini sejumlah besar,” kata Nagata, direktur Direktorat Nasional Pusat Kontraterorisme untuk Perencanaan Operasional Strategis.

“Kami benar-benar tidak tahu berapa banyak meskipun sumber daya cukup besar mencoba untuk menentukan jumlahnya," tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (6/4/2017).

Nagata juga mengatakan bahwa memperkirakan ancaman keamanan yang mereka lakukan terhadap negara asalnya saat mereka kembali juga tidak mudah. “ISIS dan masalah terkait pejuang asingnya tidak monolot. Ini adalah permasalahan aktor yang sangat beragam dengan beragam motivasi," katanya.

Namun, kata Nagata, ancaman keamanan tidak harus berlebihan. Khususnya dari anak-anak militan yang telah mengikuti orang tua mereka ke Irak dan Suriah dan berpotensi melakukan serangan di negara asal mereka.

"ISIS merilis video yang menunjukkan anak-anak mengeksekusi tahanan untuk menciptakan kesan propaganda bahwa semua anak-anak militan ISIS akan mengambil bendera hitam, bahwa mereka sekarang siap untuk melakukan tindakan kekerasan bahkan jika mereka hanya 11 atau 12 orang," kata Nagata.

"Meskipun mungkin ada beberapa yang benar dalam persepsi itu, itu mungkin tidak sekuat atau seluas apa yang ISIS ingin kita percaya," imbuh Nagata.

ISIS telah kehilangan banyak wilayah selama kampanye militer lebih dari 2,5 tahun oleh koalisi internasional yang dipimpin AS. Pasukan koalisi Irak yang didukung AS saat ini tengah berjuang untuk merebut kembali kota utara Mosul dari ISIS.

Pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS juga meningkatkan serangan untuk merebut kembali kota Suriah Raqqa, kubu besar terakhir ISIS di negara itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5179 seconds (0.1#10.140)