Hindari Rudal Anti Pesawat, China Kembangkan Drone Siluman
A
A
A
BEIJING - Pejabat Beijing mengatakan pembuat rudal terbesar China sedang mengembangkan drone militer dengan kemampuan siluman yang dapat menghindari senjata anti-pesawat. Ini merupakan sisi lain dalam program modernisasi militer China yang ambisius.
"Drone telah menjadi senjata yang sangat diperlukan dalam perang modern karena mereka dapat memainkan peran penting dalam pengintaian resolusi tinggi, penyerangan jarak jauh yang presisi, operasi anti-kapal selam dan pertempuran udara," kata wakil general manager dari China Aerospace Sains dan Industri Corp, Wei Yiyin, seperti dikutip Reuters dari China Daily, Kamis (9/3/2017).
Yiyin bersikeras itu jika pihaknya tidak mempunyai niat bermusuhan. Ia juga mengatakan pihaknya akan mengembangkan pesawat drone yang mampu terbang untuk jarak dekat dan jarak jauh. Surat kabar itu juga menyebut China Aerospace Science and Industry Corp sebagai produsen tunggal negara rudal jelajah, dan mengatakan drone juga menyerupai rudal jelajah.
China telah menginvestasikan miliaran dolar untuk memperbarui peralatan militernya yang usang dan mengembangkan senjata baru, termasuk pesawat tempur siluman dan kapal induk. Negeri Tirai Bambu itu telah meningkatkan penelitian drone militer dan berharap bisa mengambil pangsa pasar Amerika Serikat (AS) dan Israel dengan teknologi yang murah. China akan membidik negara-negara yang tidak di garap oleh negara-negara Barat.
Peningkatan belanjan militer China tidak lepas dari pendekatan lebih tegas Beijing terhadap sejumlah wilayah yang menjadi sengketa. Laut China Selatan dan Timur, serta Taiwan yang diklaim sebagai provinsi yang bandel membuat China berjaga-jaga atas segala kemungkinan.
"Drone telah menjadi senjata yang sangat diperlukan dalam perang modern karena mereka dapat memainkan peran penting dalam pengintaian resolusi tinggi, penyerangan jarak jauh yang presisi, operasi anti-kapal selam dan pertempuran udara," kata wakil general manager dari China Aerospace Sains dan Industri Corp, Wei Yiyin, seperti dikutip Reuters dari China Daily, Kamis (9/3/2017).
Yiyin bersikeras itu jika pihaknya tidak mempunyai niat bermusuhan. Ia juga mengatakan pihaknya akan mengembangkan pesawat drone yang mampu terbang untuk jarak dekat dan jarak jauh. Surat kabar itu juga menyebut China Aerospace Science and Industry Corp sebagai produsen tunggal negara rudal jelajah, dan mengatakan drone juga menyerupai rudal jelajah.
China telah menginvestasikan miliaran dolar untuk memperbarui peralatan militernya yang usang dan mengembangkan senjata baru, termasuk pesawat tempur siluman dan kapal induk. Negeri Tirai Bambu itu telah meningkatkan penelitian drone militer dan berharap bisa mengambil pangsa pasar Amerika Serikat (AS) dan Israel dengan teknologi yang murah. China akan membidik negara-negara yang tidak di garap oleh negara-negara Barat.
Peningkatan belanjan militer China tidak lepas dari pendekatan lebih tegas Beijing terhadap sejumlah wilayah yang menjadi sengketa. Laut China Selatan dan Timur, serta Taiwan yang diklaim sebagai provinsi yang bandel membuat China berjaga-jaga atas segala kemungkinan.
(ian)