Sekjen PBB Sebut Perang Suriah Kanker Bagi Dunia Global
A
A
A
LISBON - Sekretaris Jenderal PBB yang baru, Antonio Guterres mengatakan bahwa konflik Suriah telah menjadi kanker pada skala global. Ia pun berharap Washington dan Moskow mengatasi perbedaan mereka untuk membantu mengakhiri krisis.
"Perang telah menyebabkan tidak hanya penderitaan bagi rakyat Suriah tetapi juga memicu reaksi kekerasan yang dalam beberapa kasus menyebabkan tindakan teroris," kata mantan Perdana Menteri Portugal itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (29/12/2016).
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 310 ribu orang dan memaksa jutaan warga Suriah meninggalkan rumah mereka. Guterres menyebut konflik jadi ancaman global dan mengatakan kekuatan global harus memutuskan untuk mengakhiri konflik, sesuatu yang dinilai tidak dapat dilakukan tanpa dukungan eksternal.
Perang yang terjadi di Suriah telah terjadi hampir 5 tahun. Konflik tersebut melibatkan pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak. Konflik semakin meluas setelah ikut bergabungnya sejumlah kelompok teroris macam Front al-Nusra dan ISIS.
Perang di Suriah semakin kompleks setelah Amerika Serikat (AS) dan koalisinya serta Rusia, Iran, dan Lebanon ikut terjun. AS dan koalisinya memberikan dukungan kepada pasukan pemberontak, sedangkan Rusia dan sekutunya membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Perang telah menyebabkan tidak hanya penderitaan bagi rakyat Suriah tetapi juga memicu reaksi kekerasan yang dalam beberapa kasus menyebabkan tindakan teroris," kata mantan Perdana Menteri Portugal itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (29/12/2016).
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 310 ribu orang dan memaksa jutaan warga Suriah meninggalkan rumah mereka. Guterres menyebut konflik jadi ancaman global dan mengatakan kekuatan global harus memutuskan untuk mengakhiri konflik, sesuatu yang dinilai tidak dapat dilakukan tanpa dukungan eksternal.
Perang yang terjadi di Suriah telah terjadi hampir 5 tahun. Konflik tersebut melibatkan pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak. Konflik semakin meluas setelah ikut bergabungnya sejumlah kelompok teroris macam Front al-Nusra dan ISIS.
Perang di Suriah semakin kompleks setelah Amerika Serikat (AS) dan koalisinya serta Rusia, Iran, dan Lebanon ikut terjun. AS dan koalisinya memberikan dukungan kepada pasukan pemberontak, sedangkan Rusia dan sekutunya membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad.
(ian)