Perangi Muslim, Alasan ISIS Bakar Hidup-hidup 2 Tentara Turki
A
A
A
ALEPPO - Kelompok ISIS atau Islamic State telah merilis video yang menunjukkan dua tentara Turki yang mereka tangkap di Suriah, dibakar hidup-hidup. Kelompok itu berlasan, esekusi secara kejam itu dilakukan karena Turki terlibat dalam perang melawan Muslim di Suriah.
Dua tentara Turki dibakar hidup-hidup oleh militan ISIS di wilayah Aleppo, Suriah. Video eksekusi yang dirilis kelompok radikal ini diberi judul “The Cross Shield”. Video berdurasi 19 menit tersebut dirilis ISIS Kamis malam.
Sebelum dieksekusi bakar, kedua tentara Turki tampil berbicara di depan kamera dengan mengaku sebagai anggota Organisasi Intelijen Turki Gendarmerie.
Baca:
Via Video, ISIS Pamer Bakar Hidup-hidup Dua Tentara Turki
Dalam video, algojo kelompok ISIS menuduh pemerintah Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan melakukan “pembakaran terhadap Muslim”. Eksekusi kedua tentara Turki itu mereka klaim sebagai balas dendam atas tuduhan tersebut.
Eksekusi seperti ini pernah dilakukan kelompok ISIS terhadap pilot jet tempur Yordania, Letnan Muath al-Kaseasbeh, pada tahun 2015. Pihak berwenang Yordania kala itu mencoba untuk menegosiasikan pertukaran pilot dengan dua terpidana teroris. Tapi, negosiasi rusak dan ISIS membakar hidup-hidup pilot tersebut.
Pemerintah Turki hingga Jumat (23/12/2016) belum mengomentari nasib kedua tentaranya yang dieksekusi ISIS. Tapi, pihak berwenang Turki bertindak cepat dengan memblokir akses Twitter, Facebook dan YouTube sesaat setelah video eksekusi dua tentara Ankara itu dirilis ISIS.
Turki secara resmi meluncurkan operasi militer di wilayah Suriah sejak 24 Agustus lalu dengan nama “Euphrates Shield”. Operasi militer itu diklaim Turki untuk memerangi ISIS dan pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.
Turkey Blocks, sebuah website yang berusaha untuk mengidentifikasi dan memvalidasi laporan kejadian sensor massal internet melaporkan bahwa pengguna internet di Turki memang memiliki masalah dalam mengakses tiga situs media sosial setelah video eksekusi dua tentara Turki dirilis ISIS.
”Blok masing-masing tampaknya dilaksanakan di tingkat ISP, dengan masing-masing penyedia menerapkan kontrol sendiri, maka beberapa pengguna mungkin bepartly atau sepenuhnya tidak terpengaruh,” tulis situs itu, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (23/12/2016).
”Pemadaman ini yang kedua dalam seminggu, dengan pemadaman yang serupa menyusul pembunuhan duta besar Rusia untuk Turki,” lanjut laporan situs itu.
Dua tentara Turki dibakar hidup-hidup oleh militan ISIS di wilayah Aleppo, Suriah. Video eksekusi yang dirilis kelompok radikal ini diberi judul “The Cross Shield”. Video berdurasi 19 menit tersebut dirilis ISIS Kamis malam.
Sebelum dieksekusi bakar, kedua tentara Turki tampil berbicara di depan kamera dengan mengaku sebagai anggota Organisasi Intelijen Turki Gendarmerie.
Baca:
Via Video, ISIS Pamer Bakar Hidup-hidup Dua Tentara Turki
Dalam video, algojo kelompok ISIS menuduh pemerintah Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan melakukan “pembakaran terhadap Muslim”. Eksekusi kedua tentara Turki itu mereka klaim sebagai balas dendam atas tuduhan tersebut.
Eksekusi seperti ini pernah dilakukan kelompok ISIS terhadap pilot jet tempur Yordania, Letnan Muath al-Kaseasbeh, pada tahun 2015. Pihak berwenang Yordania kala itu mencoba untuk menegosiasikan pertukaran pilot dengan dua terpidana teroris. Tapi, negosiasi rusak dan ISIS membakar hidup-hidup pilot tersebut.
Pemerintah Turki hingga Jumat (23/12/2016) belum mengomentari nasib kedua tentaranya yang dieksekusi ISIS. Tapi, pihak berwenang Turki bertindak cepat dengan memblokir akses Twitter, Facebook dan YouTube sesaat setelah video eksekusi dua tentara Ankara itu dirilis ISIS.
Turki secara resmi meluncurkan operasi militer di wilayah Suriah sejak 24 Agustus lalu dengan nama “Euphrates Shield”. Operasi militer itu diklaim Turki untuk memerangi ISIS dan pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.
Turkey Blocks, sebuah website yang berusaha untuk mengidentifikasi dan memvalidasi laporan kejadian sensor massal internet melaporkan bahwa pengguna internet di Turki memang memiliki masalah dalam mengakses tiga situs media sosial setelah video eksekusi dua tentara Turki dirilis ISIS.
”Blok masing-masing tampaknya dilaksanakan di tingkat ISP, dengan masing-masing penyedia menerapkan kontrol sendiri, maka beberapa pengguna mungkin bepartly atau sepenuhnya tidak terpengaruh,” tulis situs itu, seperti dikutip Al Jazeera, Jumat (23/12/2016).
”Pemadaman ini yang kedua dalam seminggu, dengan pemadaman yang serupa menyusul pembunuhan duta besar Rusia untuk Turki,” lanjut laporan situs itu.
(mas)